Di persimpangan itu, di antara lampu merah,kuning dan hijau
Ia berteriak di antara hingar-bingar kendaraan
Teriakannya parau seolah memecah bising mesin-mesin berjalan
Ia memanggil-manggil penunggang mesin berjalan
Berharap ada pintu kaca yang dibuka dan memanggil dirinya kembali
Ia bergidik kelaparan sambil meraba perutnya,melihat barang jaja an sendiri
Di benaknya,bukan "besok makan apa?" Tapi "apa besok bisa makan?"
Seteguk,dua-teguk,tiga-teguk air ia rasakan mengalir di tenggorokan
Di benaknya,Aku terlalu lengah dimasa muda hingga menuai ini dimasa tua
Sesal ia rasakan,kembali dibakar terik, banting nasib di persimpangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerta
PoetryHanya sekumpulan puisi,ditulis tatkala bosan,namun berharap semua diksi bisa berarti