One day with mark

880 101 5
                                    

"Ini lo mau nyari buku apaan si ?"

Mark sudah lelah mengitari perpustakaan dan juga toko buku. Mengikuti langkah kaki donghyuck yang tak kenal lelah mencari berbagai macam buku.

"Ada satu novel yang belum ketemu. Sebentar lagi sampai kok... nah ini dia"

Donghyuck melihat rak paling atas terdapat novel yang ia cari. Donghyuck berusaha melompat untuk mendapatkan novel tersebut namun tak kunjung ia dapatkan.

"Ck nyusahin banget si"

Mark langsung mengambil novel tersebut dengan mudahnya. Tanpa sadar dada bidang mark menempel dengan tengkuk donghyuck.

"Nih novelnya. Besok-besok dari pada baca novel mending lu minum susu sana biar nambah tinggi"

"Ih nyebelin banget si kamu. Aku tu gak pendek ya cuma rak bukunya aja yang ketinggian"

"Terserah.. cepetan ke kasir. Laper nih gue udahan"

Akhirnya donghyuck berjalan dengan cepat menuju kasir untuk membayar novel tersebut.




Saat ini mereka sudah berada di restoran jepang untuk memesan makan siang. Mereka pun makan dengan sunyi tanpa ada bahan pembicaraan sedikitpun hingga donghyuck yang mulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Terima kasih ya mark"

Mark mengerutkan dahinya terlihat bingung.

"Terima kasih udah mau nemenin aku nyari buku"

"Oh. Sebenernya si gue gak mau ya apalagi kalo tau bakal secapek ini nyari buku. Tapi karena haechan yang nyuruh its okey"

Donghyuck memutar bola matanya. Dasar bucin pikir donghyuck

"Aku penasaran deh mereka lagi ngapain ya dirumah. Minhyung kan anaknya pendiem"

"Ya mana gue tau lu kan punya hp chat aja tuh si minhyung"

Demi apapun donghyuck sangat kesal dengan seorang mark jung. Ia kan hanya mencari topik pembicaraan agar mereka tidak canggung.

"Kalo daddy sampe setuju minhyung jadi pacarnya kak haechan berarti nanti minhyung jadi kakak iparku dong wah seneng banget"

Mark menoleh mendengar perkataan donghyuck barusan.

"Gausah sok seneng deh lu. Gua tau ya lu suka sama minhyung. Jadi ngapain malah dukung mereka"

"Loh bukannya kamu ya yang suka sama kakak aku ? Keliatan banget sih kamu gak suka kalo kakak aku minta bantuan minhyung"

"Ya karena gue gak pinter bohong kayak lu. Bilangnya bahagia padahal dalem hatinya sakit"

Donghyuck terdiam. Memangnya ia begitu? Tapi jujur jika minhyung jadi kakak iparnya bukankah itu bagus? Jadi ia tidak akan kehilangan sosok teman seperti minhyung.

"Kenapa diem? Udah nyadar kalo lu bego?"

"Hah? Tidak... aku hanya memikirkan sepertinya bagus jika minhyung bersama kak haechan. Otomatis aku tidak akan kehilangan teman seperti minhyung kan?"

"Kalo minhyung sama kakak lu yang ada lu bakal sakit hati tiap hari ngeliat minhyung bakal lebih mentingin haechan daripada lu"

"Memangnya begitu? Tapi minhyung udah janji kok sama aku untuk selalu ada di samping aku apapun yang terjadi"

Mark yang mendengar penuturan donghyuck hanya bisa merotasi bola matanya.

"Cihh dasar si cupu tukang janji. Jangan percaya sama janji cowo sekali pun itu seorang jung minhyung. Inget kata-kata gue"




Setelah acara makan siang antara donghyuck dan juga mark selesai mereka kembali masuk kedalam mobil.

"Mau kemana lagi lu abis ini ?"

Donghyuck terlihat berfikir dengan pertanyaan mark.

"Eumm boleh gak mampir sebentar ke taman. Disana ada toko es krim yang baru buka"

"Pantes aja ya pipi lu sampe luber kemana-mana makannya banyak ternyata"

Donghyuck menunduk malu. Perkataan mark sesungguhnya menyakitkan namun itulah faktanya.

"Yaudah tunjukin jalannya kemana ayo ke toko es krim"

Wajar donghyuck kembali mendongak dengan tatapan mata bersinar.

"Yeeyy terima kasih mark"

Sesampainya mereka di toko tersebut donghyuck segera memesan es krim rasa coklat untuknya. Sedangkan mark tidak memesan karena perutnya sudah merasa kenyang.

Mark dan donghyuck pun mendudukan dirinya di kursi taman dekat pohon rindang. Angin sejuk berhembus menyapa keduanya.

"Hyuck kalo udah lulus SMA lu mau lanjut kemana?"

Mark bertanya kepada donghyuck yang masih asyik dengan eskrimnya.

"Hmm aku ingin kuliah dijurusan kedokteran mark. Aku ingin mengobati orang yang sakit, aku ingin melihat mereka tersenyum lagi. Kalo kamu?"

"Gue gak tau"

"Kok gak tau?"

"Percuma gue sama minhyung punya cita-cita paling nanti juga disuruh ngurus perusahaan"

"Memang tadinya mark mau jadi apa?"

"Gak tau. Sampai saat ini gue gak punya cita-cita. Abis lulus gue gak tau mau lanjut kemana"

"Harus difikirkan mark sebentar lagi kita akan menghadapi ujian dan gak lama lagi kita bakal masuk perguruan tinggi"

"Ck iya iya lu mah enak pinter tinggal milih aja mau kemana. Ujian juga tinggal ngisi"

Donghyuck nampak berfikir. Ia harus membuat mark berubah. Jika begini terus masa depan mark akan terancam walau ia dari keluarga berada.

"Mau belajar bersama ? Nanti aku ajak haechan biar kamu semangat. Gimana?"

Mark langsung semangat mendengar nama haechan. Jelas ia mau jika belajar ditemani haechan walau ilmunya mungkin tidak sampai yang penting ada seo haechan.

"Dasar bucin. Yasudah ayok pulang sudah jam 3 nanti aku dicariin daddy"

Akhirnya mark mengantar donghyuck pulang kerumahnya.

Sehari bersama mark rupanya tidak terlalu buruk fikir donghyuck. Walau menyebalkan, sesungguhnya mark tipikal orang yang peduli walau cara menunjukkannya tidak terang-terangan.

Dan mark juga berfikir bahwa donghyuck tidak seburuk yang ia kira. Rupanya donghyuck pembicara yang aktif. Ia tidak pernah kehabisan bahan obrolan untuk mengajak mark berbicara.












Hai haiiiiii sijeuniii

Jangan lupa

Vote

Dan

Komen

Biar

Aku

Semangat

Buat

Update

Bye byeeee 💚💚💚💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEMBAR (markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang