Kanvas penuh coretan tergolek tak berdaya, kaleng-kaleng cat menumpahkan isinya ke lantai. Dan puan, hanya bersila di atas ranjang dengan sebuah buku terbuka di hadapannya. Membisu, bergeming saat semua yang ada di kepalanya sudah tumpah seperti cat-cat di lantai.
Masih bersarang, membentuk kerak di sisi-sisi otak. Semua yang abstrak, alih-alih membentuk sebuah seni, malah membuatnya merasa akan mati sebentar lagi. Dadanya hampa, namun kepalanya tidak. Situasi macam apa ini? Apa benar, kalau apa yang ia tuang tadi jadi penyebabnya?
Ia raih buku itu, diangkatnya tinggi-tinggi, lalu didebumkan pada lantai yang berlumuran cat. Noda menenggelamkan perasaannya secara nyata, atau dalam bentuk aksara.
Dada naik turun, dengan jemari agak bergetar, tidak tahu, ia tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Soobin? Kamu di dalam? Buka pintunya, ayo makan malam denganku dan Boemgyu, kata ibumu kamu belum makan."
Dan keduanya melihat celah kaki Soobin berlumur cat.
KAMU SEDANG MEMBACA
the journal
Fanfiction[f̳͉̼͉̙͔͈̂̉a̘̫͈̭͌͛͌̇̇̍n͉̠̙͉̗̺̋̋̔ͧ̊f̳͉̼͉̙͔͈̂̉i̞̟̫̺ͭ̒ͭͣc͔ͣͦ́́͂ͅt̘̟̼̉̈́͐͋͌̊i̞̟̫̺ͭ̒ͭͣo͎̜̓̇ͫ̉͊ͨ͊n͉̠̙͉̗̺̋̋̔ͧ̊] 𖣘 warna yang pokta, satu kuali aksara miliknya saja, menghitam, ia biarkan tenggelam. 𖣘 ©proxsia