"...tapi kamu tenang saja, kamu bisa melakukan sesukamu. Kemarin aku memang salah, aku minta maaf."
Soobin terlarut dalam diam setelah mendengar pengakuan Boemgyu yang agak malu-malu. "Yaa, siapa tau kalau primadona kampus kita ternyata punya sekantung filosofi yang cantik dan bermakna, hm?" Hyuri mengacak rambut Boemgyu gemas.
"HEY, KAMU HABIS MAKAN KENTANG GORENG KAN?! BERMINYAK NIH!"
Dan Soobin turut tertawa, terbawa suasana dengan benang-benang di kepala yang semakin terombang-ambing. Mereka saja bisa berkeluh kesah walau bersangkutan dengan dirinya, kenapa ia tidak seperti itu juga?
Saat tawa mereda seiring cemberutnya Bomegyu dan bangga dari Hyuri masih meraja, Soobin berkata penuh makna. "Baru kali ini aku sadar, kalian itu warna."
KAMU SEDANG MEMBACA
the journal
Fanfiction[f̳͉̼͉̙͔͈̂̉a̘̫͈̭͌͛͌̇̇̍n͉̠̙͉̗̺̋̋̔ͧ̊f̳͉̼͉̙͔͈̂̉i̞̟̫̺ͭ̒ͭͣc͔ͣͦ́́͂ͅt̘̟̼̉̈́͐͋͌̊i̞̟̫̺ͭ̒ͭͣo͎̜̓̇ͫ̉͊ͨ͊n͉̠̙͉̗̺̋̋̔ͧ̊] 𖣘 warna yang pokta, satu kuali aksara miliknya saja, menghitam, ia biarkan tenggelam. 𖣘 ©proxsia