02

426 58 1
                                    

Langa tidak bisa berhenti untuk memikirkan Reki.

Tentang apa yang terjadi kemarin adalah sebuah ketidaksengajaan. Dimana Langa tergoda dengan bibir Reki.

Pada akhirnya, keinginan untuk mencicipinya pun meningkat karena Langa tidak bisa menang melawan nafsunya. Dan terjadilah insiden ciuman tersebut.

Sungguh, Langa juga ikut terkejut ketika kesadarannya kembali.

Disaat yang sama, Langa merasa seperti terkena serangan jantung ketika melihat wajah Reki yang berubah warna menjadi merah merona dengan mata terbelalak lebar padanya.

Semua yang dilakukannya itu salah.

Langa tahu betul.

Tapi kenapa kesalahan yang dibuatnya terasa nikmat?

Ditambah, melihat Reki yang terkejut sangat imut. Apalagi dengan semua warna merah yang memenuhi wajahnya—hampir mengalahkan warna rambutnya sendiri.

Ah, tiba-tiba saja Langa ingin bertemu dengannya. Tapi sejak pagi, Reki tidak dapat ditemukan.

Matanya tidak berhenti memeriksa disekitar Cafe untuk mencari Reki diantara para pengunjung. Berharap Reki datang dan menepati janji yang dibuatnya.

Langa terus menunggu dengan penuh harap. Dan sepertinya Reki sama sekali tidak datang dihari terakhir festival sekolah.

Mengetahui hal tersebut membuat moodnya menjadi buruk, Langa juga tidak berminat ikut dalam pesta api unggun sebagai acara terakhir.

Tanpa Reki, Langa merasa kesepian.

Selama ini, Reki yang selalu menghiburnya. Bahkan mengenalkannya pada olahraga skateboard yang terlihat mirip seperti seluncur salju.

Reki sangat bersemangat untuk mengajarinya trik dan hal baru yang berhubungan dengan skateboard.

Reki adalah wujud sempurna sebagai sosok matahari. Bersinar, cerah, hangat dan ceria.

Sementara dirinya adalah bulan yang membutuhkan cahaya matahari untuk bisa bersinar di kegelapan malam.

Memikirkan semua itu, Langa hanya bisa menghela nafas.

Karena tidak ingin merusak acara terakhir dari festival sekolah, Langa memutuskan untuk menjauhkan diri. Ada beberapa teman sekelas yang menyapa dan mengajaknya berdansa. Tentu saja langsung ditolak secara halus.

Dalam perjalanan mencari tempat menyendiri, Langa melihat ada sosok yang sedikit mencurigakan.

Sosok tersebut berjalan dengan pelan dan sesekali menengok kearah kanan dan kiri—seperti sedang menghindari sesuatu.

Awalnya Langa ingin mengabaikannya saja, namun setelah cahaya bulan menembus kaca jendela sekolah dan memperjelas penglihatannya pada sosok tersebut. Dan Langa tidak ingin melepaskan kesempatan yang telah diberikan kepadanya.

Jadi Langa memanggil nama yang terus saja menghantuinya seharian ini.

"Reki!"

Langa bisa melihat, tubuh Reki seketika menegang. Langkah kakinya pun ikut membeku ditempat, mungkin terlalu shock mendengar namanya dipanggil oleh orang yang paling ingin dihindarinya.

Karena takut kalau-kalau Reki melarikan diri lagi, Langa dengan cepat berjalan menghampirinya. Lalu tanpa membuang waktu, Langa menyeret Reki yang masih memproses apa yang sedang terjadi.

Butuh 5 menit untuk pulih dari kelumpuhan dari keterkejutannya, akhirnya Reki menyadari kalau dirinya dibawa ke kelas mereka yang diubah menjadi sebuah cafe selama festival sekolah berlangsung.

SCHOOL FESTIVAL [LANGAxREKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang