"Hah!? K-kalian siapa?" Sasha berbalik badan dan menatap kaget Alga dan Diana
Alga bersedekap, kepalanya ia angkat agar terlihat arogan, wajah yang dibuat sekeren mungkin. Kemudian dia berucap
"Pahlawan kesiangan yang datang kesorean!" Ujar Alga mendramatisir
Diana yang mendengar itu melirik Alga kemudian memutar bola mata malas, dan mengalihkan pandangannya ke pada Sasha
"Lo tadi mau ngapain?"
"Bukan urusan lo!" Teriak Sasha dan Diana hanya mengedikkan bahu acuh tak acuh
Diana membalikkan badan dan mendudukkan diri di lantai rooftop sambil menatap lurus kedepan, sedangkan Alga dia sudah sedari tadi duduk bersila dengan pandangan fokus ke arah ponsel pintar yang ia gunakan untuk berperang secara online dengan teman-temannya
Dan sasha? Dia masih setia berdiri sambil memandang Diana dengan pandangan yang sulit diartikan
"Lo tau, bunuh diri itu tindakan pengecut!" Diana tiba-tiba bersuara setelah cukup lama diam membisu
Sasha tersinggung, dia menatap sengit Diana
"Maksud lo apa?!"
"Bener kok, orang yang memilih bunuh diri itu bagi gue adalah seorang pengecut. Lo tahu kenapa? Karena mereka lebih milih lari dari masalah daripada menghadapinya!"
Sasha mengeratkan pegangan pada tembok pembatas
"Lo nggak ngerasain rasanya diposisi gue! Seandainya lo jadi gue! Gue jamin lo pasti bakal ngelakuin yang gue lakuin sekarang! Masalah gue berat, terlalu berat lo tau nggak!!"
Diana tersenyum tipis
"Se-an-dai-nya" Diana terkekeh
"Ya, Seandainya. Seandainya gue beneran diposisi lo, gue emang nggak jamin bakal bisa kuat, mungkin gue juga bakal terpuruk kaya lo. Tapi satu hal yang bisa gue jamin ke elo, Gue. Nggak bakal. Bunuh. Diri!" Ucap Diana penuh penekanan pada kalimat terakhir
Sasha terdiam kemudian membuang muka ke arah lain
"Gue tau kok, sebenernya di lubuk hati terdalam. Lo nggak mau ngelakuin ini kan? Lo tuh cuma butuh seseorang, seseorang yang bisa lo jadiin tempat bercerita, ngeluapin segala emosi yang udah lama lo pendam sendiri" Jika kalian kira itu keluar dari mulut Diana, maka kalian salah besar. Pasalnya hal itu keluar dari mulut seorang Alga. Ya Alga
Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang menampilkan peperangan disana Alga kembali bersuara
"Lo tau neng, bunuh diri itu bukan solusi dari masalah yang lo hadapi sekarang. Bunuh diri itu malah bakal nimbulin lebih banyak masalah lain--aihh sialan si Adit bego banget mainnya!"
"Lo tau masalah lain yang gue maksud disini apa? Yang gue maksud masalah lain disini itu adalah, pertama. Masalah lo didunia fana ini nggak bakal selesai, yang ada para pelaku yang udah ngebuat lo kaya gini bakal ngerasa menang juga seneng!"
Sebelah alis Sasha terangkat
"Iya, karena mereka bakal mikir kalo lo adalah cewek penakut, mereka juga nggak perlu lagi repot-repot takut kalo sewaktu-waktu lo bakal ngelaporin mereka ke polisi. Dan mereka juga bisa dipastiin akan mengulangi perbuatannya lagi dilain waktu, lo--terus Dit maju terus goblok! Ah maaf. Lo emangnya tega liat orang lain jadi korban mereka selanjutnya? Mungkin aja mereka bakal merlakuin korban lain lebih buruk dari perlakuan mereka ke lo, emng lo tega?" Alga kemudian memekik pelan dan mematikan ponselnya
Alga menatap sepenuhnya ke arah Sasha yang juga menatapnya, sedangkan Diana hanya diam membisu. Dia kaget mendengar penuturan Alga yang baru kali ini terdengar masuk akal
"Dan satu lagi, nggak ada jaminan kalo lo Bunuh diri lo bakal masuk surga. Bisa jadi lo langsung disambut sama pintu neraka, atau paling parah lo bakal gentayangan disini. Emang lo mau kaya gitu? Kalo emng lo mau kaya gitu, gue saranin mending cari tempat lain. Disini udah kebanyakan penghuninya, trus pemandangan waktu malem juga nggak estetik, kalo siang juga panas banget disini. Jadi kalo lo emang mau bunuh diri trus gentayangan mending gue saranin Bunuh dirinya di tempat lain yang lebih oke, jangan disini!"
Ah, Diana menyesal. Dia menarik semua pujiannya pada Alga tadi, ternyata benar kata orang. Orang kalo otaknya dari lahir nggak bener, mau diapain juga nggak bakal bisa bener
Tapi disisi lain ucapan Alga malah menampar keras Sasha, apalagi ucapan yang pertama. Dia tidak ingin ada korban-korban selanjutnya, cukup dia saja yang merasakan ini semua
Perlahan Sasha mengendurkan cekalan tangannya pada tembok pembatas, kemudian dia berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan dan disusul suara tangisan. Diana dan Alga yang melihat itu terkejut, terutama Diana
"Keluarin semua tangisan lo sekarang disini, kalo perlu lo teriak juga biar hati lo bisa plong. Nggak usah sungkan, kita berdua nggak bakal ganggu. Kita bakal tungguin lo kok!" Ujar Diana dengan senyum yang mengembang
*****
Satu jam setengah telah berlalu, kini tinggal tersisa suara sesengukan dari Sasha. Setelah teriakan demi teriakan juga tangisan demi tangisan dilalui, akhirnya Sasha berhenti menangis dan berteriak. Ya meski tidak sepenuhnya diam, dan tersisa sesekali suara sesengukan
Dan sesuai janji Alga dan Diana tidak beranjak barang sedikitpun dari sana, mereka dengan setia dan sabar menunggu Sasha yang masih berjongkok
"Udah selesai?" Tanya Diana dan dibalas anggukan kecil dari Sasha
"Sekarang gimana? Masih mau bunuh diri?" Tanya Diana lagi dan dibalas gelengan
Diana tersenyum
"Sekarang mau lo gimana? Mau kita anter pulang?" Sasha menggeleng
"Terus?"
"Nggak tahu"
"Mau pulang kerumah kita?" Tawar Diana yang sontak membuat Alga memelototkan matanya
"Lo-" Belum selesai Alga berucap dia sudah mendapat lirikan tajam dari Diana seolah menyuruh dirinya untuk diam dan tidak ikut campur
"Emang boleh? Orang tua kalian nggak papa emangnya?"
"Nggak kok, kita cuma tinggal berdua. So, gimana? Mau nggak?" Ragu-ragu Sasha mengangguk
Hal itu membuat Alga cemberut, pasalnya pasti nanti jatah makannya akan berkurang karena ada orang baru dirumahnya
"Ya udah ayo pulang, udah malem juga" Diana membantu Sasha berdiri lalu perlahan membantunya untuk turun ke lantai bawah dengan Alga dibelakang mereka berdua yang sedang cemberut
*****
Perjalanan selama satu jam telah mereka lalui, kini mereka bertiga sudah berada didepan rumah Diana dan Alga
Saat turun dari mobil Sasha terkejut bukan main, pasalnya yang ada didepannya saat ini adalah sebuah bangunan dengan arsitektur yang terkesan kuno tapi juga terlihat elegan dan mewah
"I-ini..."
Diana sedikit maju kedepan Sasha dan tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya
"Wallecome to-"
"Hell" Alga memotong ucapan Diana membuat Diana melotot padanya
"Sorry-sorry!"
"Udah ah, yok masuk!"
*****
23 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Cry
Mystery / Thriller"Eh neng, kalau mau bunuh diri jangan disini! Nggak bosen apa?" -Diana Maeri "Tau tuh, emang nggak cape di situ-situ mulu?!" -Alga Mahesa ***** Gadis berambut sebahu itu gagal untuk mengakhiri hidupnya, tapi apakah benar dia masih hidup? Di bantu ol...