Part 17

9 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali Athena sudah ingin pergi ke perpustakaan. Tapi, Aileen keburu melarangnya dan menggagalkan niatan Athena untuk pergi ke perpustakaan.

Sejak kemarin, Athena selalu ingin pergi ke perpustakaan, entah karena buku-buku Aileen yang menarik atau karena ada sesuatu yang menariknya. Tidak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi.

Aileen memaksa Athena untuk sarapan terlebih dahulu. Ia membuat roti lapis untuk sarapan pagi ini.

Selama memakan roti lapis, Athena tidak mengeluarkan sepatah katapun. Aileen yang merasa aneh dengan tingkah Athena yang berbeda mulai membuka suara.

"Jadi, apa yang terjadi denganmu?"

Athena menoleh ke arah Aileen, ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

'Tumben' batin Aileen keheranan.

Tidak mau merusak suasana, Aileen kembali melanjutkan makannya. Ia membiarkan Athena seperti itu agar Athena bisa menenangkan hati dan pikirannya.

"Tuan ..."

Aileen mendongak, menatap Athena yang terlihat lebih serius dari biasanya.

"Apa kau percaya denganku?" tanyanya pelan.

Aileen menerka-nerka apa yang akan Athena tunjukan padanya. Pertanyaan yang aneh jika dijawab dengan 'tidak'.

"Tentu saja aku percaya."

Wajah Athena menjadi senang setelah mendengar jawaban Aileen. Ia kembali menjadi sosok yang ceria seperti biasanya. Hal itu membuat Aileen menghembuskan nafas lega.

'Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi untuk sekarang aku hanya bisa membuatnya percaya padaku' batin Aileen.

"Kau ingat pesanku? Jangan ragu untuk meminta bantuan ku. Aku siap mendengarkan dan membantumu sebisaku."

Athena tersenyum hangat, "Terima kasih , Tuan. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu."

Setelah selesai sarapan, Aileen di telfon oleh rekan kejanya. Mau tidak mau ia harus pergi meninggalkan Athena sendirian. Dalam hatinya ia enggan untuk meninggalkan Athena, tapi pekerjaannya juga sangat penting.

Aileen menghampiri Athena yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari membaca buku.

"Athena," sapanya.

Athena yang mendengar namanya di panggil hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus dengan buku yang dipegangnya.

"Aku ada urusan pekerjaan. Kau tidak apa 'kan jika aku meninggalkanmu sendirian di sini?"

Athena mengangguk.

"Tentu saja, Tuan. Kau bisa pergi kapanpun, jangan khawatirkan aku."

'Justu aku sudah khawatir padamu' batin Aileen menggerutu.

"B-baiklah. Jika terjadi sesuatu kau harus langsung menelpon ku," pesan Aileen.

Athena beranjak dari duduknya, menaruh buku di atas meja lalu menghampiri Aileen dan memeluknya.

Aileen tersenyum miring. Ia merasa terkejut sekaligus senang dengan tingkah Athena yang tiba-tiba seperti ini.

"Aku harap kita bisa terus seperti ini," ujar Athena pelan.

Tangan Aileen terulur membelai rambut Athena yang panjang.

"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, Athena. Tapi, aku juga berharap hal yang sama sepertimu."

Athena melepaskan pelukannya, ia tersenyum sekali lagi dan menyuruh Aileen untuk segera berangkat.

"Aku pergi dulu."

SCINTILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang