Part 19

16 1 0
                                    

Sudah tiga hari lamanya Aileen tak pulang. Dia berkata bahwa Ia memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan.

Athena gelisah, setiap hari Ia akan menunggu Aileen seperti sekarang ini. dia tidak bisa tidur dengan tenang selama Aileen pergi dan selalu tertidur di sofa ruang tamu jika ia sudah benar benar tidak bisa menahan rasa kantuknya.

Aileen bilang dia ada urusan pekerjaan. Namun, Athena tahu bahwa itu hanya alasan Aileen untuk menghindari bertemu dengannya.

'will you marry me?' tiba tiba kalimat itu terbersit di ingatannya.

Athena teringat akan sesuatu, pikirannya melayang mengingat apa yang terjadi beberapa hari lalu

FLASHBACK

"Will you marry me?" ucap Aileen membuat Athena sangat terkejut

"Tu-tuan" gugupnya

"Will you?" Aileen mengulangi

Athena melepaskan genggaman tangan Aileen padanya, ia sangat gundah dan bingung akan perasaannya. Butuh waktu beberapa lama sebelum Ia berkata,

"Ma-maafkan aku Tuan" ucap Athena lirih

"It means no?" terlihat raut kekecewaan di wajah Aileen

Aileen menatap Athena dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia berfikir gadis dihadapannya juga mencintainya, namun mengapa kini Athena menolaknya

"Aku tidak bisa bersamamu Tuan, kau lelaki yang baik. Kau bisa mendapatkan seseorang yang sepadan denganmu"  jelas Athena

"Haruskah aku berbuat jahat agar kau berfikir aku sepadan denganmu?"

"Bukan itu maksudku tuan"

"Lalu?" Pandangan Aileen mengintimidasi

Athena bersusah payah memikirkan alasan yang akan ia lontarkan pada Aileen. namun, tak ada satupun yang terlintas dikepalanya. Baginya, Aileen sangat sempurna dan tanpa celah.

"Baiklah" Aileen menarik nafas panjangnya dan memegang kedua sisi bahu Athena.

"Tatap Aku dan katakan kau tidak mencintaiku" desak Aileen

Athena menatap mata Aileen dengan mata berkaca kaca. dengan sekuat tenaga Ia menahan air mata yang akan terjun bebas menuruni kelopak matanya.

"Aku tidak mencintaimu Tuan" ucap Athena dengan menahan sesak, menatap mata Aileen sekilas lalu segera menunduk

Aileen melepaskan bahu Athena, Ia berhenti memandang gadis itu dan mengedarkan matanya kesekitar berusaha menetralkan hatinya.

"Lupakan saja anggap ini tak pernah terjadi, dan satu lagi. Jangan panggil aku tuan" pungkas Aileen lalu pergi mendahului Athena

FLASHBACK OFF

Athena duduk di sofa dengan menyembunyikan wajahnya pada lengan dan memeluk lututnya. Ia mendongak untuk melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

'tap tap tap'

Athena segera menoleh, ia tersenyum lebar melihat sosok yang ia tunggu selama berhari hari. Entah karena rindunya terobati atau ia bersyukur Tuannya kembali dengan selamat.

"Sedang apa kau disini?"

"Tuan, kau kembali" ucap Athena segera berdiri

"Apa yang kau lakukan?

"Aku menunggumu tuan"

"Jangan panggil aku tuan!" bentak Aileen

Ia hanya diam dan menunduk, mata Athena berkaca kaca, Ia tidak biasa diperlakukan seperti itu.

"Tidurlah, aku tidak mau repot jika kau sakit. Itu memuakkan"

Aileen membuka tuxedo yang ia kenakan. Ia menaruhnya tuxedo tersebut di salah satu sofa dan langsung menuju dapur untuk mengambil segelas susu.

"Aileen" Athena memanggil namanya

"Apakah kau membenciku?"

Sebuah pertanyaan yang sukses membuat mereka berdua merasa sesak. Aileen berusaha tidak menghiraukannya.

Athena berjalan mendekati Aileen yang memunggunginya dan memeluknya dari belakang dengan erat.

"Terimakasih" ucap Athena dengan lirih

tenggorokannya seolah tercekat. hanya itu yang ia bisa ucapkan. Segera Athena melepaskan pelukannya dan pergi dari sana meninggalkan Aileen yang terpaku.

****

"Kau sekarang sangat bersemangat berangkat ke kantor" ucap Reynhard, sahabat sekaligus orang kepercayaan Aileen

"Diamlah"

"Oh, aku dengar kau tak lagi dengan lucy"

"Gadis jalang itu sudah ku buang dari hidupku" sinis Aileen seraya memainkan pulpen di tangannya

"Haha, aku sudah menasehatimu dari awal namun kau sudah dibuat buta olehnya"

"Apa ada pertemuan hari ini?" Tanya Aileen mengalihkan topik mereka

"Ya, rapat mengenai saham. Kau mau menghadirinya?"

"Tentu saja.. tidak!"

"Kau benar benar, Perusahaan ini milikmu namun kau seolah acuh dan tak perduli" kesal Rey

Aileen bangun dari kursi kebesarannya dan merangkul pundak sahabatnya itu.

"Kau tahu yang aku inginkan hanya hidup dengan tenang, suatu saat perusahaan ini akan kuserahkan padamu" ucap Aileen

"Terserahmu saja" pasrah Reynhard

'drrt drrt'

Ponsel Aileen berdering, Ia segera mengecek dan mendapati sebuah nama terpampang di layar ponsel itu 'Athena'

"Wanita barumu?" Tanya rey

"Kau selalu sibuk dengan urusan pribadiku" setelah berucap Aileen segera pergi meninggalkan ruangan itu sedang Reynhard hanya tertawa akan sifat Aileen yang akhir akhir ini lebih sensitif.

Aileen tidak menjawab telepon itu melainkan segera bergegas mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumah.

Ia amat tersiksa harus seperti ini, sebenarnya ia tak sanggup mengabaikan Athena untuk waktu yang lama.

Tiga puluh menit berlalu, Aileen tiba di rumah mewahnya, Ia segera masuk kedalam rumah itu. Ia memegang gagang pintu, menarik nafas panjang sebelum akhirnya masuk kedalamnya.

Aileen berjalan mencari keberadaan Athena namun ia mendapati gadis itu dengan keadaan yang membuatnya khawatir.

Athena duduk diatas lantai dengan mata merahnya. Ia menutup kedua telinganya dan berteriak bahwa dia ingin kembali.

"Athena, tenanglah!" Aileen memegang kedua bahu Athena dan menatap mata merah itu

Ini bukan pertama kalinya Aileen tidak sepanik dulu. namun, tetap saja hal ini membuatnya khawatir.

"Alcandor membutuhkanku!" teriak Athena, terlihat bahwa ia juga menahan sakit

"Apa maksudmu Athena?!"

"Aku harus kembali ke duniaku!" 

"Bagaimana caranya?" sungguh Aileen berharap bahwa Athena akan berkata tidak tahu, Ia benar benar tidak mau gadis itu meninggalkannya.

"Bawa aku ke hutan dimana kau menemukanku" ucap Athena masih dengan nafas yang tak beratutan dan mata merahnya

Aileen memeluk kepala Athena dengan erat tak ingin gadis itu melihat bahwa Ia menangis. Sungguh Ia merasa bahwa separuh hidupnya akan hilang darinya. Namun ia tak bisa melihat Athena kesakitan seperti saat ini.

"baiklah" lirihnya menyetujui.

SCINTILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang