2

247 30 13
                                    

Jungkook duduk dengan gugup begitu melihat Umji menuju ke arahnya. Dia sengaja datang lebih awal karena gadis ini piket hari ini dan pastinya datang lebih awal. Dan tentunya belum ada yang datang, di kelas hanya ada mereka berdua. Jungkook sengaja melakukan ini karena tahu Umji pasti tidak nyaman jika banyak orang yang melihat mereka.

Gadis itu terlihat terkejut namun berusaha untuk biasa saja sebelum menuju ke arahnya. Dia sangat berharap telinganya tidak memerah atau reaksi yang selalu ada ketika melihat Umji. Kemarin untungnya dia memakai helm jadi tidak ketahuan.

Tapi sepertinya gagal. Karena dia sendiri merasa telinganya sedang memerah sekarang dan tentunya Umji menyadari itu.

"Jaketmu . Maaf ya aku lancang mencucinya".

Jungkook ingin mengatakan tidak apa-apa namun mulutnya terlalu kelu. Umjj tidak menunggu responnya dan langsung berniat membersihkan kelas. Namun kemudian gadis itu tersadar, bahwa kelas sudah bersih.

Umji tersenyum kecil, dia sadar akan pria ini, sangat sadar. Tapi, ini terlalu asing baginya. Anehnya, dia merasa asing namun nyaman.

Kau yang melakukannya?". Jungkook mengangguk kaku dengan membuang pandangan ke arah lain. Dia benar-benar gila, karena itulah dia segera keluar dari kelas sebelum dia ingin jingkrak jangkrik di sini.

Bahkan dia tidak bisa menahan senyumnya ketika saat melewati gadis itu, mendengar ucapan terima kasih dari gadis pujaannya.




"sabar, masa iya dia langsung nunggu Lo buat jemput dia", ucap Jaehyun pada Jungkook yang terlihat murung karena Umji sudah pulang dengan bus.

"Yah, lagian tuh cewek kan bukan cewek yang luluh lantak kayak cewek kebanyakan di sekolah ini. Yakali dia langsung respon baik lo yang deketin dia", ucap Minggyu yang diangguki Jaehyun.

"Palingan modelan kek Dahyun, cuman emang lebih rapi aja", ucap Eunwoo yang langsung di hadiahi tatapan maut dari Jungkook.  

"Cewek lo kelihatan kek gitu karena cowoknya brengsek kek lo", sarkas Jungkook lalu menjalankan motornya meninggalkan ketiga sahabatnya.




Jungkook melangkah mantap ke meja kasir, tempat Umji dengan troli belanjaan penuh dengan makan ringan dan minuman manis.

Umji sendiri merasa canggung, bagaimanapun Jungkook adalah orang asing baginya. Hanya saja, dia tidak enak harus menunjukkan keengganannya terhadap kehadiran Jungkook.

Setelah proses pembayaran selesai Jungkook berhenti sejenak lalu memberikan 2 botol susu coklat besar dan roti tawar padanya, juga selai coklat.

"Aku membelikannya untukmu, meski kau menolak pun aku pastikan kau menerimanya", ucap Jungkook sebelum keluar dari Alfamart.

Umji menatap lama pemberian Jungkook. Dia tidak nyaman menerima barang dari orang asing, tapi dia juga tidak enak jika menyia-nyiakan rejeki.






"Melawan geng bocah ini? Cih, memalukan", ucap seorang pria berbadan besar dengan tato di lengannya yang bergambar ular. Pria kurus kering di sampingnya menyeringai sombong sambil tangannya memutar-mutar pisau kecil.

"Pengecut sekali orang itu menggunakan pisau. Ini sih bukan tawuran namanya", ucap Eunwoo di samping Jungkook yang menatap dingin ke depan.

"Jangan banyak bicara, cukup maju dan hantam mereka. Jika ada dari kalian menggunakan senjata ataupun pemukul, akan ku patahkan lengan kalian", ucap Jungkool sambil bersiap untuk maju.

"AYO MAJU, GHALIYA!"

Tempat pembuangan mobil rongsokan itu penuh dengan laki-laki yang saling memukul itu. Bunyi pukulan mereka bahkan saling bersahutan seakan tidak akan ada akhir. Geng GHALIYA, geng yang didirikan Alex sejak SMP dengan jaket kebanggaan mereka yang berwarna biru gelap dan tentunya tulisan GHALIYA di punggung. Geng yang awalnya masih beranggotakan anggota inti 4 orang kini bertambah hingga 400 orang. Dan kali ini lawan mereka adalah geng senior yang sama saja dengan beberapa geng lainnnya. Menyembunyikan diri dari lingkungan dan hanya bertingkah ketika di malam hari juga ketika berhadapan dengan anggota geng lain.

Be My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang