03 : Pertemuan

924 149 22
                                    

Jisung kini sudah beranjak dewasa, dia tumbuh menjadi anak yang cukup baik. Meskipun kekuatan nya selalu membuat nya waspada, karena setiap kali melihat wajah seseorang maka Jisung juga akan melihat masa depan orang tersebut.

"Jisung saat nya sarapan" ujar sang paman.

"Baik" Jisung keluar dari kamar nya dengan memakai baju seragam SMA nya.

Jisung duduk di hadapan sang paman, Jisung menatap sang paman sebentar lalu memperingatkan pamannya "hari ini paman kekantor?" tanya Jisung.

Winwin mengangguk, jika Jisung sudah bertanya pasti akan terjadi sesuatu dan seperti nya Winwin harus waspada dengan hal yang di lihat Jisung.

"Lebih baik paman saat pergi memutar jalan, jangan lewat jalan biasanya karena disana akan terjadi kecelakaan beruntun" ujar Jisung sembari memakan roti panggang dan minum segelas susu.

Winwin mengangguk, kemudian tak lama mereka bangkit dan mulai bersiap untuk pergi menjalani rutinitas sehari hari, Jisung bersekolah dan Winwin bekerja.

•••

Jeno memekik kesal karena Haechan hantu yang ia pungut sedari tadi mengganggu nya. "Hey pemalas ayo bangun!" teriak Haechan yang tentunya di dengar Jeno.

"Ish, iya aku bangun! Puas kau hantu bodoh?"delik Jeno kepada Haechan.

Haechan hanya mengangkat bahu acuh kemudian berjalan menembus tembok. Sedangkan Jeno kini berjalan menuju kamar mandi, ia akan pergi sekolah sekarang.

Jeno menghidupkan shower namun tiba tiba shower itu mati, Jeno berdecak kesal. Sungguh Haechan sangat jahil " Haechan jangan ganggu aku! Aku bisa terlambat jika kau terus mengganggu ku" namun tidak ada jawaban.

Jeno terdiam sebentar, kemudian dia melihat keluar tidak ada Haechan disana yang ada hanya sosok hantu wanita berambut panjang dengan tatapan kosong. Ah, Jeno sepertinya kenal hantu ini, dia adalah hantu genit yang biasanya mengikuti tetangga sebelah.

"Jangan ganggu aku! Atau kau akan ku kurung dalam botol kaca yang di penuhi air suci" ancam Jeno, hantu itupun langsung pergi.

"Hahahaha, Lee Jeno di ganggu oleh hantu genit ya? " ejek Haechan.

"Bukan urusan mu!"

Jeno dengan cuek kembali ke kamar mandi dan kembali mandi, setelah semuanya selesai Jeno dengan buru buru menaiki mobil nya dan pergi menuju sekolah.

Awalnya Jeno kira dia sudah terlambat, namun nyatanya saat ini baru pukul 06.30 masih ada waktu sekitar 1 jam lagi bel masuk berbunyi. Jeno menatap Haechan dengan kesal "Kau mengerjai ku! Dasar hantu jahanam" seru Jeno kesal.

"Bukan salah ku! Salah mu yang tidak melihat jam" ujar Haechan acuh.

Jeno menghela napas sebentar, dia sangat malas datang pagi pagi karena saat ini masih banyak makhluk gaib yang kini menatap nya. Jeno pura pura tidak lihat dan berjalan menuju kelas nya, saat berjalan Jeno menabrak seseorang.

"Maaf, aku tidak sengaja" ujar Jeno, membantu orang itu untuk berdiri. Saat itu juga Jeno melihat dua pasang hantu pria dan wanita yang menjaga orang yang dia tabrak ini.

Mereka menatap Jisung dengan tatapan sendu, hantu wanita itu berjalan mendekati Jeno "Bisakah kau menyampaikan pesan ku untuk anakku ini?"bisik hantu itu.

Jeno yang merasa kasihan, pada mereka pun akhirnya mengangguk. Setelah bertahun-tahun akhirnya Jeno kembali membantu seorang hantu.

"Maaf, tapi apakah kedua orang tua mu sudah meninggal?" tanya Jeno.

Orang itu mengangguk, "kenapa?"

"Aku melihat mereka ada bersama mu sekarang! Mereka ingin aku menyampaikan pesan untuk mu" ujar Jeno.

"Benarkah? Papa! Mama! Kalian ada disini bersama Jisung?" tanya orang itu.

Jeno mengangguk "mereka bilang, maaf karena tidak mendengar kan mu, maaf karena meninggalkan mu saat itu, mereka benar benar menyesal! Mereka ingin kau tahu bahwa mereka tidak pernah meninggalkan mu, mereka akan selalu menjaga mu, selalu disisi mu meskipun kau tidak melihat mereka" ujar Jeno.

"Mama! Papa! Aku memaafkan kalian, terima kasih sudah berada di sisi ku sampai sekarang, Jisung sangat menyayangi kalian, dan untuk mu aku juga berterima kasih karena sudah menyampaikan pesan orang tua ku, sebagai imbalannya aku akan memberi tahu mu tentang masa depan seseorang yang ingin kau ketahui" ujar orang itu.

"Eh?"

"Sebelum itu aku adalah Park Jisung dan kau?"

"Aku Lee Jeno, kau bisa melihat masa depan?" tanya Jeno.

Jisung mengangguk, "iya aku bisa melihat masa depan, dan kau bisa melihat hantu?"

Jeno mengangguk, jika di pikir pikir mereka punya kesamaan. Ah tadi Jisung kan memberi nya tawaran untuk melihat masa depan seseorang, apakah Jeno harus bertanya tentang masa depan ayah nya?.

"Kau ingin bertanya tentang apa yang akan terjadi dengan ayah mu di masa depan kan?"

Jeno mengangguk terkejut bagaimana Jisung tau?

"Aku bisa melihat itu di masa depan, dan sepertinya kau harus menghentikan ayahmu untuk bekerja sama dengan perusahaan Kang, karena ayahmu akan tertipu oleh perusahaan itu sehingga mengakibatkan ayah mu terlilit hutang yang banyak, karena hutangnya itu ayah mu akan bunuh diri, jadi hentikan hal itu lebih baik ayah mu bekerja sama dengan perusahaan Park" ujar Jisung.

Jeno mengangguk, kemudian Jisung pergi meninggalkan Jeno yang kini menelepon ayah nya.

Jisung masuk ke kelas nya dan membuka ponselnya ia menghubungi nomor pamannya "paman Jika ada perusahaan Lee yang meminta mu bekerja sama dengan nya ku mohon untuk menyetujui nya"

•••

Bersambung

Can You See? : NoSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang