Jisung sedang berjalan menuju kantin, namun tiba tiba datanglah seorang guru yang meminta bantuannya untuk membantu membawa buku soal para siswa. Jisung mengangguk, kemudian membantu sang guru menuju ruang guru yang tentu terdapat banyak guru disitu.
Jisung dapat melihat apa saja yang akan terjadi pada guru guru diruangan itu. Namun Jisung tertegun saat melihat peristiwa yang membuat nya merinding ketakutan, guru matematika yang selama ini di kenal baik ternyata hobi melecehkan para siswa dan siswi, dan target sang guru selanjutnya adalah teman sekelasnya, Jisung juga melihat banyak korban yang di ancam oleh sang guru dan berakhir ketakutan tak berani mengadu, bahkan ada korban yang bunuh diri.
"Jisung kenapa kau diam saja?" tanya guru yang tadi meminta bantuan Jisung.
"Tidak apa buk, hanya kepikiran mau jajan apa nanti, kalau begitu saya pergi dulu ya buk"ujar Jisung buru buru lari menuju kantin, sekarang Jisung bimbang ingin membantu atau tidak, karena jika Jisung tidak membantu dia akan merasa bersalah dan kasihan pada para korban, tapi jika membantu dia harus mempunyai bukti.
•••
Jeno menatap hantu yang berada di kelasnya, lebih tepat nya dia adalah salah satu teman sekelas Jeno yang mati bunuh diri. Gadis itu terus menangis di bangku depan, Tapi Jeno sama sekali tidak peduli, berbeda dengan Haechan yang mendekati hantu gadis tersebut.
"Hei, kenapa kau menangis?"
"Aku takut dia akan kembali melecehkan orang lain, dia sudah mendapat korban"adu sang gadis.
Jeno terdiam mendengar ucapan sang gadis, siapa yang dia maksudkan?. Tidak mungkin kan gadis ini mati karena dilecehkan? Jika pun iya apa urusan nya dengan dirinya.
"Siapa yang kau maksud?"
"Guru matematika, dia selalu melecehkan siswa siswi nya, kali ini kelas sebelah lah yang menjadi target nya, aku mohon bantu aku! Ungkapkan kejahatan nya, agar aku bisa mati dengan tenang, bukan hanya aku untuk tapi juga untuk korban yang lain"mohon gadis itu.
"Maaf tapi saya kan hantu seperti anda, mungkin anda bisa meminta bantuan Jeno"Haechan menunjuk Jeno yang kelihatannya sedang termenung, dia bimbang mendengar permohonan gadis itu.
Gadis itu mendatangi Jeno kemudian menatap Jeno dengan tatapan memohon "Jeno kau bisa melihat ku? Jika iya aku mohon untuk membantu ku! Aku tak ingin si tua bangka itu makin menjadi"
Jeno menghela napas panjang, "Baiklah, aku akan membantu tapi kau juga harus membantu dengan cara menakut-nakuti guru itu,saat dia sedang menjalankan misi nya dan terus takuti dia sampai dia depresi dan mengaku"ucap Jeno.
Hantu gadis itu mengangguk setuju dan mulai mengikuti sang guru matematika kemanapun dia berada. Bahkan gadis itu tidak segan segan menampakkan diri dengan rupa yang menyeramkan
"Wow, dia sangat menghayati menjadi hantu"gumam Haechan saat melihat gadis hantu itu.
•••
Sorenya Jeno mengikuti sang guru yang masuk ke area gudang sekolah, dia mengendap endap bagai maling ini semua agar dia tahu apa yang akan di lakukan sang guru, namun Jeno tidak sadar disisi lain ada seorang siswa yang merekam sang guru dengan kamera yang dia bawa.Ketika sudah masuk gudang Jeno mengintip dari Jendela sedangkan siswa tadi juga berdiri di samping Jeno, mereka terlalu fokus pada sang guru jadi tidak sadar akan keberadaan satu sama lain.
Haechan dan kedua hantu yang mengikuti(menjaga) siswa tersebut mati matian menahan tawa melihat kelakuan mereka.
"Pfttt..."
"Haechan jangan ganggu deh! Aku sedang mengintai sampah masyarakat"ujar Jeno mengira yang disamping nya adalah Haechan
"Haechan? Aku Jisung, seharusnya kau yang minggir aku sedang mengumpulkan bukti untuk melaporkan kejahatan guru itu"ujar siswa yang tak lain adalah Jisung yang sudah merekam bukti kejahatan sang guru.
Jeno yang sadar kalau itu bukan Haechan langsung melihat Jisung yang sedang merekam tingkah tak senonoh guru itu, sampai pada akhirnya guru itu berlari dari gudang karena ketakutan seperti melihat hantu.
Setelah sang guru lari, Jisung buru buru menghampiri korban yang hampir saja dilecehkan oleh sang guru tentunya Jeno juga melakukan hal yang sama, "Kau tidak apa?"
"Aku takut, dia ingin memperkosa ku"tangis gadis itu
"Dia tidak akan melakukan nya, dia sudah pergi"ujar Jeno.
"Tetap saja aku takut, aku takut jika harus bertemu lagi dengannya"
"Kau mungkin takut, tapi cobalah lawan dia jika kau melawan dia dengan mengatakan kebenaran maka dia akan mendapat hukuman yang setimpal" Jisung meyakinkan sang gadis.
"Bagaimana caranya aku tidak punya bukti! Dan dia sudah mengancam ku"
"Aku punya buktinya, kau hanya perlu bersaksi tapi untuk sekarang bersembunyi lah dulu dari guru itu, aku akan meminta keterangan korban yang lainnya"ujar Jisung.
"Terimakasih, hiks kalau begitu aku pulang dulu"
•••
Jeno menatap Jisung yang sedari tadi mengecek kamera nya, Jeno merasa bingung kenapa Jisung ada disini? Apakah Jisung juga mendapat bisikan dari arwah korban pelecehan yang di lakukan sang guru?
"Kenapa kau disini?"tanya Jeno yang akhirnya tidak bisa menahan rasa penasaran nya.
"Aku disini karena tidak sengaja melihat masa depan yang akan diterima gadis itu, yang berakhir mengakibatkan nya bunuh diri. Jadi daripada itu terjadi lebih baik aku membantu bukan? Kau sendiri kenapa ada disini?"
"Salah satu arwah korban yang bunuh diri meminta bantuan ku"ujar Jeno.
Jisung mengangguk paham kemudian berjalan ingin pulang, supir nya pasti sudah menunggu dirinya sekarang. Namun langkah nya di hentikan oleh Jeno
"Kau ingin membantu nya bukan? Bagaimana jika kita bekerja sama? Sepertinya menguntungkan bukan?"tawar Jeno.
Jisung terdiam kemudian mengangguk setuju, "sepertinya kau ada benar nya, jadi mulai hari ini kita akan bekerja sama! Kalau begitu besok temani aku mencari keterangan dari para korban"
"Darimana kau tau siapa saja korbannya?"tanya Jeno heran.
"Aku bisa melihat masa depan dan masa lalu jadi tinggal cari dari situ saja, namun untuk korban yang bunuh diri aku tidak bisa mencari tahu tapi karena ada kau aku mau kau berinteraksi dengan para korban"jelas Jisung.
"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa besok"
•••
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See? : NoSung
AdventureJeno yang bisa melihat makhluk halus, bertemu dengan Jisung yang bisa melihat masa depan.