"Kisahmu cukup menarik. Hei, jemputlah Haru. Sekolahnya tak begitu jauh, sudah lama bukan tak berkeliling? nah, ini adalah kesempatan yang bagus. Naiko akan memberikan rincian tempatnya, bersiaplah kesana."
"Baiklah, terimakasih sudah mau mendengarkan kisahku kek."
Kaeru bersiap, bertanya pada Naiko lalu mulai berjalan kaki menuju sekolah Haru untuk menjemputnya pulang.
(Di saat yang sama)
Kriinngg..!!
Bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang sudah tiba.
"Baiklah. Rapikan buku kalian, pelajaran ibu cukupkan untuk hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas kalian ya," ucap guru yang mengajar di kelas itu.
"BAIK BU!" balas semua murid serentak.
Tampak seorang gadis muda di salah satu meja mengangkat kedua tangannya sambil membuka mulutnya lebar-lebar.
"Huwaa.. akhirnya kelas selesai juga ya. Koyuki."
"Kamu selalu saja seperti itu, kalau ada serangga yang masuk ke mulutmu baru tau rasa ya. Haru."
"Hei.. hei.. kejam banget sih mulutmu itu."
"Hahaha...."
"Hahaha...."
"Pulang yuk Haru!"
"Yuk."
Keduanya membersihkan mejanya masing-masing dan bersiap pulang. Keduanya tampak asik mengobrol hingga keluar dari gerbang sekolah.
"Ahahahaha.. bisa seperti itu juga–"
("Hei cepat bayar!!")
"!!"
Pembicaraan mereka terhenti setelah mendengar suara keras seorang pria dewasa dari jauh, rupanya di depan sana ada seorang anak yang di cegat oleh pria dewasa. Keduanya hanya bisa melihat dari jauh. Takut untuk berteriak, mereka genetar begitupun dengan beberapa anak lain dari sekolahnya yang juga ada di sekitar sana. Hanya bisa melihat dari jauh.
"Cepat serahkan uangmu!!" gertak seorang pria dewasa dengan kesal pada seorang anak.
"A-a-akuu tak punya uang Hiks..," jelasnya gemetar. Air matanya juga mulai menetes.
"Itu bukan urusanku!!" bentaknya lalu mendorong anak itu hingga jatuh.
Kini anak itu menjadi tontonan teman-teman sekelasnya yang kebetulan lewat di jalan itu dan tak berani menolong. Mereka mulai berbisik dan mengasihani anak yang jadi korban itu.
Pria itu memegang kerah baju sang bocah, mengangkatnya lalu hendak memukulnya.
"Menyedihkan sekali, seorang sampah memang hanya berani menindas anak kecil ya rupanya."
Suara pria lain pun muncul dari arah belakang Haru dan teman-teman. Kaeru rupanya datang di saat yang tepat, ia berjalan perlahan melewati anak-anak yang menonton kejadian itu tanpa rasa takut sedikit pun.
"Cih!"
Pria itu langsung mengayunkan dan melempar bocah yang ia angkat ke arah anak-anak yang menonton. Kaeru tak tinggal diam, ia dengan reflek bergerak ke arah di mana anak itu akan datang dan berhasil menangkapnya dengan selamat, "hei Kalian! tolong jaga anak ini!"
Tampak beberapa anak tergerak dan mendekat menyanggah tubuh anak yang terluka itu. Sementara Haru dan Koyuki tampaknya syok dan tak mampu bergerak mendekat.
Kaeru bangkit berdiri, "sekali sampah memang tetap sampah ya."
"Hahaha.. mulutmu nampaknya tak pernah belajar caranya menghormati orang yang lebih tua ya?"
"Hahaha.. kau sendiri, sebagai pria dewasa tak malu ya menindas anak kecil?"
"Cih! BOCAH SEBAIKNYA JANGAN SOMBONG!!"
Pria itu terpancing emosi dan berlari untuk menyerang Kaeru. Sementara Kaeru hanya diam menunggu dia datang. Pria itu melancarkan pukulan pertama namun Kaeru berhasil menghindar. Menyerongkan tubuhnya sedikit membuat pria itu melaluinya, dengan cepat Kaeru menendang bagian belakang lutut kirinya. Siapa sangka ia berhasil, pria itu tak mau kalah. Ia kembali melancarkan pukulan namun Kaeru berhasil menahan kepalan tangan pria itu dengan tangan kirinya lalu di susul tangan kanannya, Kaeru berhasil mendaratkan pukulan di wajah pria itu hingga tersungkur.
"pergilah! sebelum kau merasakan sakit lebih dari ini!" gertak Kaeru dengan lantang.
Awalnya pria tadi belum mau menyerah, namun suara warga mulai terdengar mendekati jalan itu sehingga pria tadi mau tak mau harus pergi.
Kaeru menghela nafas sejenak, menghampiri anak tadi di iringi sorak bahagia para anak yang melihatnya.
"Nah, jaga dirimu baik-baik ya nak. Bila ada hal buruk segeralah teriak sekuat tenaga, ini simpanlah untuk bekalmu pulang. Ya," pesan Kaeru lalu memberi sejumlah uang.
Tak lama kemudian anak-anak mengerubunginya dan memujinya.
"Kakak hebat!"
"Apa kakak seorang pahlawan?"
"Kakak keren sekali"
"Aaa.. kakak keren!!"
Kaeru hanya bisa tersenyum melihat tanggapan anak-anak. Lalu ia teringat akan tujuannya, "hei.. apa di antara kalian ada yang mengenal Haru? biasanya jam segini dia lagi di mana ya? di sekolah sudah sepi jadi aku bingung."
Anak-anak terdiam sesaat, sementara Haru yang belum beranjak dari sana pun terkejut namanya di sebut. Tak lama, beberapa anak menunjuk ke arah Haru dan tentu menarik perhatian Kaeru. Ia bangkit berdiri dan menghampiri adiknya itu.
"Ayo kita pulang," ujarnya pada Haru sambil mengulurkan tangannya.
Haru bingung, namun ia hanya bisa berkata iya sambil membalas uluran tangan itu dan membiarkan dirinya di gandeng pulang oleh pria yang merasa tak ia kenal itu sementara Koyuki hanya bisa melihat temannya di bawa oleh pria itu dan meninggalkan dirinya. Beberapa warga yang ada mengucap terimakasih dan beberapa murid mulai menduga bahwa Kaeru adalah kakaknya Haru dan berbisik satu sama lain.
⚘Bersambung.. ~
──────⊱◈◈◈⊰──────
Nb: Chapter selanjutnya.. "Hujan""Woah kakak begitu keren!"
"Naiko dan Haru memang berlebihan."
Siapa sangka kucing-kucing ini akan selapar ini.
"Kamu takkan paham sebelum merasakan penderitaan sebelum kamu mengalaminya sendiri!!"
Jangan lupa baca chapter selanjutnya ya.. ku tunggu lho ●ω●.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chirabatta ai
Teen FictionSinopsis: Kaeru, setelah lulus SMP di kota ia memutuskan kembali ke kampung halamannya untuk melanjutkan sekolah di sana. Berusaha mencari serpihan masa lalunya ia pun mencari semua orang yang ia rasa harus ia temui. Kebenaran terungkap, ia menemu...