AMB 1

40 8 21
                                    

Percayakan semuanya kepada Allah,
Maka dunia mu akan baik baik saja.

Syafira fairah

Assalamu'alaikum gimana  nih kabarnya?
Kalian udah di vaksin gak? Gimana rasanya gak sakit kan?
Gak sakit si tapi udahnya itu loh(:
Kalo suka sama ceritanya spam komen yuk! Apa aja deh rendem. Soalnya makin banyak yang komen makin seneng akunya😀

Kalo boleh tau kalian dari kota manah nih yang baca cerita AMB. Absen kuy.

.......

Setelah selesai menceritakan semuanya kepada Arsya, ada sesuatu yang Fira rasakan seperti ada sedikit beban yang terangkat ya meskipun tidak semuanya. Setidaknya dia tidak merasa sendiri dan bisa merasakan kehangatan yang terlihat dari sosok sahabatnya itu. Mata Arsya yang teduh dan senyumnya yang menenangkan, pantas saja ada dua orang lelaki yang siap meminangnya, siapa?  Ya makanya baca cerita sebelah biar tau gitu loh.

Fira segera bergegas pergi dari cafe tempat dirinya dan Arsya bertemu tadi, karena sudah tidak ada lagi yang akan dia lakukan maka Fira segera beranjak keluar dari pintu cafe. Karen terlalu asik memainkan hp sampai tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang mendekatinya, merasa tidak ada respon orang tersebut akhirnya memilih untuk meneriaki nama Fira dengan kencang.

"Fira," teriak seseorang itu, suaranya seperti sangat tidak asing di telinganya.

Saat menoleh Fira sedikit terkejut dengan kehadiran umi salmah yang sekarang sedang berjalan mendekatinya, dan tidak lupa juga dengan satu sosok lelaki berperawakan tinggi lengkap dengan kemeja biru muda yang sengaja digulung di bagian lengannya hingga sikut. Siapa lagi jika bukan mas Lutfi yang belum lama ini telah mengkhitbahnya, entahlah apa yang membuat Fira belum memberikan jawabannya, yang membuat ibu Fira sendiri sering menyinggungnya tentang hal itu.

"Assalamu'alaikum Fira, masyallah kamu abis dari mana? kok sendiri si, padahal kalo mau kamu bisa loh bareng sama Lutfi sama umi juga kok, itung - itung latihan jadi istrinya Lutfi gitu," ujar umi sambil tertawa.

"Umi," tegur Lutfi dengan nada halus.

"Jangan kaya gitu takut Firanya gak nyaman. Maafkan ucapan umi, oiyh tapi benar kata umi kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa hubungi saya," sambung Lutfi dengan enteng membalas gurauan ibunya itu.

Seriusan ini gak umi gak anaknya sama aja, enak banget yah kalo bercanda aku yang kena. Gumamnya dalam hati.

"Haha, iyah umi mas Lutfi juga  makasih untuk tawaranya. untuk itu insyallah Fira usahakan untuk gak terlalu merepotkan." Bagaimanapun juga Fira masih memiliki wajah jika harus meminta sesuatu dari seseorang yang bahkan belum ada ikatan apapun denganya.

"Gak ngerepotin kok. Sama sekali enggak, siapa tau kita bakalan jadi besan beneran, eh tapi nak Fira jangan terlalu lama kasih  keputusanya yah, kasian Lutfi takutnya nanti dianya keburu di ambil orang loh." tanpa disadarinya ada seseorang merasa tercubit setelah mendengar penuturan wanita paruh baya tersebut siapa lagi jika bukan Lutfi.

"Fira... maafkan ucapan umi sekali lagi." ucap Lutfi dengan langsung menarik lengan uminya untuk segera pergi dari hadapan Fira.

Jujur saja Fira sendiri pun masih belum terlalu siap, jika harus berbicara mengenai hal yang bersangkutan dengan lamaranya mas Lutfi tempo hari itu. mungkin itu akan mejadi topik yang sedikit sensitip baginya.

"Kamu harus tau, kalau sebenarnya Lutfi itu udah suka sama kamu dari sma loh," ucapan umi itu sontak membuat Lutfi maupun Fira terdiam di tempat, dengan tangan Lutfi yang masih mengnggam tangan uminya tersebut.

Kiblat Sang Lauhulmahfudz Where stories live. Discover now