Chapter 2

140 5 2
                                    

CHAPTER 2 | MEET HIM AGAIN.

"Clary, kurasa aku mencintaimu," Clary merasakan tubuhnya seakan terhempas dari bangku yang kini sedang diduduki nya. Kedua alisnya terangkat, tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya.

Clary tidak pernah sekalipun menyangka Niall akan menyukainya. Apalagi mereka baru bertemu seminggu yang lalu, dalam pertemuan pertama yang kurang menyenangkan pula.

Tidak pernah ada pria yang benar-benar menyatakan cinta padanya. Hanya ada satu pria yang setidaknya pernah melewati kehidupannya. Yaitu Logan, pria berparas tampan dengan wajah yang selalu terlihat datar dan dingin. Ia memang bukan pangeran sekolah, kepribadian nya yang terlalu dingin dan tertutup membuatnya tidak memiliki begitu banyak teman meskipun ia mempunyai banyak penggemar di sekolah.

Yah, Logan Lerman memang pantas digemari. Clary memang tidak pernah berpacaran dengan Logan, satu-satu nya hal yang membuat Logan mengenalnya adalah karena ia merupakan murid terpintar di sekolah tepat setelah dirinya dan karena para guru sepertinya memiliki kegemaran menggabungkan dua anak terpintar di sekolah di dalam kelompok belajar yang sama dalam setiap mata pelajaran.

Mereka sempat dekat, selain karena banyaknya tugas kelompok yang menghampiri mereka. Ternyata, Logan juga bisa bersifat baik dan lembut jika ia mau. Namun itu sebelum Logan mengetahui bahwa ia hanyalah anak yang miskin dan yatim piatu. Yang memutuskan untuk berhenti sekolah dihari Granny nya meninggal. Dan yang tidak sepenuhnya benar adanya.

Dulu ia memang tinggal di flat kecil yang murah namun cukup nyaman yang berada di tengah kota itu, namun diam-diam ia masih menyimpan cukup uang warisan peninggalan Granny nya, ditambah dengan uang yang masih tersimpan rapi di brankas di ruang kantor Ibunya yang berada di rumah lamanya. Lagi pula ia juga masih memiliki orang tua, meskipun mereka entah berada dimana sekarang.

Yah, semenjak mama nya menghilang, Granny berusaha mencari uang, karena sudah bisa dipastikan Ibunya tidak akan bisa menopang hidup mereka berdua lagi. Namun Granny yang memang sudah berumur, sudah pasti tidak dapat menghasilkan uang sebanyak Ibunya meskipun pekerjaan Granny sewaktu muda dulu cukup berada di tingkat yang memuaskan.

Granny juga berusaha untuk tidak menggunakan uang dengan jumlah banyak yang tersimpan di brankas Ibunya. Ia berpikir untuk menyimpan uang itu agar Clary bisa memakainya jikalau ia membutuhkannya suatu saat nanti. Tapi toh, Clary tetap tidak pernah menyentuh uang itu meskipun ia sangat membutuhkannya pada saat-saat seperti ini.

Yah, sebenarnya ia berpikir akan mengambil sedikit uang dari brankas Ibunya, agar dapat membayar sewa di flat lamanya yang sudah menunggak 2 bulan sebelum akhirnya benar-benar keluar dari sana.

Saat ini Clary masih terpaku, sinar tak percaya seakan masih senang bersinar dimatanya yang menghadap kearah Niall, sedangkan Niall memandang Clary penuh harap. Suara meja yang bergeser tidak jauh darinyalah yang membangunkannya dari rasa terkejutnya.

"Kau pasti bercanda," Niall tersenyum menyedihkan, sudah menyangka kalau Clary memang tidak akan mungkin menyukainya dalam jangka waktu secepat itu.

"Sebenarnya aku tidak bercanda. Namun aku bisa mengerti jika kau tidak memiliki perasaan yang sama denganmu. Apalagi kita baru bertemu seminggu yang lalu," Alis Clary masih terangkat, sedikit demi sedikit semakin menaik membuat kerutan didahinya semakin terlihat jelas.

"Niall, aku juga menyukaimu namun aku tidak menyangka kau juga akan menyukaiku secepat ini. Ini ..sebenarnya sangat sulit dipercaya, namun aku memang sudah menyukaimu semenjak kau memutuskan untuk menolongku dari diriku sendiri yang mencoba bunuh diri," Sedikit demi sedikit, sebuah senyuman mengembang diwajah Niall. Tanpa bisa menahan diri, ia bangkit dari duduknya, menarik Clary agar berdiri sejajar di depannya, lalu memeluk gadis seerat yang ia bisa tanpa bermaksud menyakitinya.

Beautiful DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang