CHAPTER 3 - Clary's Ability
Ketika terbangun, sakit di kepala nya belum juga hilang. Kepala nya masih terasa berputar-putar, ia tidak dapat mengingat alasannya. Namun ia ingat berada di hadapan Logan, saat hujan deras mengelilinginya.
Ia juga mengingat suara-suara itu. Suara-suara asing yang mengelilingi kepalanya. Ia tidak tahu dari mana suara itu berasal. Seakan-akan suara itu muncul secara tiba-tiba di dalam kepalanya.
Sama seperti kilasan-kilasan mimpi yang kini memenuhi kepalanya. Ia tidak bisa mengingat jelas tentang apa yang diimpikannya. Membuat kepalanya semakin terasa sakit.
Otaknya mencoba mengingat penyebab adanya sesuatu yang mengganjal di dadanya. Namun ia justru teringat dengan salah satu kilasan mimpinya. Dimana pada saat itu ia bermimpi terbangun dari tidur dengan seluruh benda-benda di sekitarnya terangkat. Seakan terbebas dari gravitasi.
Ia merasa panik, dan takut, lalu suara-suara itu datang. Menghampirinya, menenangkan dirinya, dan membangunkannya ke dunia nyata.
Clary menyerngit, berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi sakit kepalanya. Dan ketika sakit itu berkurang, ia mencoba bangun dari posisi tidurnya.
Ketika ia bangun, kepalanya terasa semakin sakit. Namun Clary berusaha sebisa mungkin untuk mengabaikannya. Ia berusaha berdiri. Sambil mengingat-ingat apakah ia sudah menyiapkan obat sakit kepala di kotak obatnya.
Ketika ia hampir berdiri, kakinya terasa terlalu lemas, ia menggerakkan tangannya, bermaksud mencari pegangan ketika sebuah kursi yang berada di depan meja rias nya tiba-tiba melayang menyebrang ruangan. Membuat kakinya semakin terasa lemas dan akhirnya jatuh terduduk di lantai yang dingin.
Kepalanya terasa semakin sakit, ia bahkan tidak dapat meyakini dirinya sendiri apakah kejadian yang baru dia liat itu nyata. Dan pada saat itu juga, pintu kamarnya terbuka.
Logan masuk dengan wajah terkejut yang masih tersirat jelas diwajahnya. Matanya sedikit membelalak, sebelum akhirnya menemukan dirinya yang masih tergeletak mengenaskan di lantai.
Logan sedikit berlari menghampirinya sebelum mengangkat dan merebahkan dirinya dengan lembut di atas kasur. Lalu matanya mengalihkan pandangan kearah kursi yang baru saja hancur tak terbentuk di ujung ruangan.
Logan menghampiri kursi itu, sambil mengira-ngira bagaimana kursi itu bisa berada disana dengan keadaan tak terbentuk padahal sebelumnya ia yakin bahwa kursi itu terletak di depan meja rias di seberang ruangan.
Clary merasakan kepala nya dihantam sesuatu yang berat. Apalagi ketika digunakan untuk berpikir keras. Satu sisi otaknya yakin bahwa yang baru dilihatnya adalah sesuatu yang nyata, namun sisi otak nya yang lain seakan mengingatkannya bahwa hal semacam itu mustahil adanya.
"Logan," Suaranya terdengar serak, dan kering. Tangannya berusaha menjangkau Logan, seakan membutuhkan bantuan.
Logan menengok, dan langsung menghampirinya, tangannya meraih gelas yang sudah disiapkannya di atas nakas saat Clary masih pingsan.
Clary menerima gelas itu, meneguknya perlahan hingga tak tersisa. Kepala nya terasa lebih baik, namun denyut-denyut di kepalanya masih terasa.
"Kau tidak pulang?" Clary bertanya.
"Tidak, aku kabur dari rumah," Clary tidak terkejut, saat masih dekat dengan Logan dulu, Logan sering bercerita padanya bahwa ia benci berada di rumah.
Logan tidak mau memberitahu alasannya. Dan Clary juga tidak berani mengungkit hal itu hanya untuk mengetahui lebih lanjut.
"Kau lapar? Mau kumasakkan sesuatu?" Kali ini Logan yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Darkness
Teen FictionKetika Clary, seorang gadis dengan kisah hidup yang tragis dan menyedihkan mencoba membunuh dirinya sendiri, suatu kekuatan justru muncul di dalam dirinya. Kekuatan yang tidak ia miliki sebelumnya, kekuatan yang merubahnya. Dari sesuatu yang terang...