#24 Your ex-husband invites you to his wedding

235 71 101
                                    

Keringat dingin membasahi tubuh Maria yang sedang duduk di ruang tengah. Entah kenapa seluruh tubuhnya jadi merinding setelah mendapat undangan pernikahan Alex. 

Ya, akhirnya sampai juga undangan pernikahan mantan suaminya itu di tangannya. Maria tidak menyangka Alex akan mengundangnya. Entah ini atas kemauannya sendiri atau ada campur tangan dari Ibunya ━ seperti biasa.

"Datang nggak ya?" 

Berulang kali Maria mengucapkan kalimat tersebut untuk sekedar meyakinkan diri untuk hadir atau tidak.

Ya bagaimana pun rasanya aneh kalau ia tidak hadir karena Alex sudah mengundangnya dengan layak seperti ini. Tapi ingatan tentang kesan pertemuan terakhir mereka beberapa hari yang lalu membuat Maria merasa tidak nyaman kalau memutuskan hadir. Ditambah lagi ia sebenarnya masih malas bila harus bertemu keluarga mantan suaminya itu. Especially, mantan Ibu mertuanya.

"Ya Tuhan, BINGUNG!" kata Maria frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Eh, eh, kenapa Mbak Mar?" Clara yang baru keluar kamar langsung mendekati Maria dengan terburu-buru.

Maria menatap Clara dengan pandangan sendu lalu menunjuk undangan berwarna emas itu di meja. "Ra, gimana nih?"

Clara pun mendekat lalu melihat apa yang ditunjuk Maria. 

"Oh, undangan pernikahan. Pernikahan siapa?" tanya Clara santai. Dia belum baca nama calon pengantinnya.

"Alex, my ex-husband."

"WHAT THE FUCK?! SERIOUSLY??? MBAK????" Baru deh heboh!

"Apa nih pagi-pagi udah nge-fuck fuck aja," ujar Judith sambil mengeringkan rambutnya.

"Kak Dith coba lo tebak, ini undangan pernikahannya siapa?" kata Clara sambil menunjukkan undangan itu ke arah Judith.

"Nikahan manusia lah," jawab Judith.

"Ya iya pasti nikahan manusia," ucap Clara malas. "Lo tebak siapa yang nikah?"

"Hah? Emang siapa sih?" 

"Mantan suaminya Mbak Maria!"

"Gila???" Judith langsung mangap.

"Bukannya Mbak Mar belum lama ini cerita kalau dia ngajak rujuk?" Clara langsung duduk disamping Maria yang mukanya udah pusing banget. 

Judith ikutan mendekat. 

"Iya tapi gue tolak," kata Maria.

"Wah berarti dia udah punya planning mantap nih. Planning A ngajak Mbak Maria rujuk, planning B nikah lagi. Karena planning A gagal, langsung ke planning B. Omo!" kata Clara.

"Ra mulut lo bisa diem dulu nggak? Gue jual juga nih via oren/ijo," kata Judith yang bersiap nyelepet Clara pakai handuk.

Clara langsung mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Gue sih punya firasat Alex buru-buru nikah karena didesak Ibunya," kata Maria. "Sampai akhir pun gue masih kasihan sama dia."

"Anjrit kasian banget yang bakalan jadi istrinya nanti. Harus tahan-tahan tuh sama mertuanya," celutuk Judith lalu memijat kedua pundak Maria. "Mbak Mar, keputusan lo udah bener banget buat tolak kemungkinan rujuk sama dia."

"Jadi Mbak Mar mau datang?" tanya Clara yang akhirnya kembali bersuara.

Maria mengusap wajahnya kasar. "Kalau gue datang, masa gue datang sendiri sih?"

Judith dan Clara berpandangan lalu teringat akan satu nama yang muncul secara bersamaan di otak mereka.

"MAS STEVEN!" teriak Judith sambil membuka jendela.

Come on, sit down and i'll listen to your storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang