Chapter 6

4.1K 433 24
                                    

Xiao Zhan menghentikan langkahnya, begitu pula dengan pria di belakangnya. Xiao Zhan berbalik, menatap pria tampan di belakangnya.

"Kenapa terus mengikutiku?" tanya Xiao Zhan.

"Sudah kubilang, kalau aku ingin melihat Gege," jawab Wang Yibo tersenyum.

"Kau tidak punya pekerjaan?" tanya Xiao Zhan.

"Tidak," jawab Yibo dengan ringan.

Xiao Zhan sedikit mengerutkan keningnya. "Perusahaanmu?"

"Sekretaris dan sepupuku bisa mengurusnya," ucap Yibo santai.

Ia menarik tangan Xiao Zhan masuk ke dalam ruang pribadi milik Xiao Zhan. Tak lupa, ia juga menutup pintu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Xiao Zhan.

"Tidak ada," jawab Yibo.

"Kenapa tidak ke perusahaanmu saja?" tanya Xiao Zhan.

"Kau mengusirku?" tanya Yibo dengan raut wajah yang sedih.

Xiao Zhan gelagapan melihat raut wajah sedih Yibo, seakan ia akan membuangnya ke jalanan.

"Aishh, tidak begitu," ucap Xiao Zhan mencoba menjelaskan.

"Tidak apa, aku mengerti," ucap Yibo berjalan perlahan menuju pintu.

Sebelum tangan Yibo menyentuh gagang pintu, sebuah tangan ramping menahan tangannya. Yibo menoleh, mendapati Xiao Zhan yang juga sedang menatapnya. Keduanya terdiam, saling menatap ke dalam mata masing-masing.

"E-ehem!" Xiao Zhan berdehem dan mengalihkan pandangannya.

Yibo diam-diam tersenyum, ia kembali menjalankan aksinya.

"Kenapa? Apa Zhan Ge berubah pikiran?" tanya Yibo.

"Terserah," ucap Xiao Zhan langsung menjauh dari Yibo.

Yibo terkekeh pelan, ia mengikuti langkah Xiao Zhan. Melirik sofa yang terlihat empuk, ia menundukkan diri di atas sofa empuk itu. Sedangkan Xiao Zhan berada di meja kerjanya, tampak sedang membaca sesuatu.

"Apa yang Zhan Ge baca?" tanya Yibo.

"Rahasia," jawab Xiao Zhan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

Yibo berdecak pelan, ia terus melihat Xiao Zhan yang fokus membaca. Bahkan dengan santainya, Yibo menumpu dagunya menggunakan tangan kanan tanpa melepas pandangannya dari Xiao Zhan. Hal itu terjadi selama beberapa jam ke depan.

.

.

.

Sedangkan di perusahaan besar ternama, seorang wanita cantik menggerang frustasi di depan meja kerja yang besar. Di atas meja terdapat tumpukkan kertas dan dokumen yang semakin banyak.

"Aarrgghhh! Kapan pekerjaan ini akan selesai!" serunya frustasi.

Wanita cantik dengan pakaian cukup formal itu mengerang frustasi sekali lagi.

"Tidak kusangka jika Yibo meninggalkan pekerjaan yang banyak, kukira pekerjaannya tinggal sedikit. Jadi, aku membantunya," gerutu Lusi.

Menghela napas, ia kembali melanjutkan pekerjaannya dengan tenang setelah mengomel beberapa menit. Sedangkan Yubin, ia masih berada di ruang khusus Sekretaris. Ia tidak mau ikut campur mengurus dokumen-dokumen itu.

.

.

.

Di sebuah lokasi photoshoot, para staff serta fotografer telah siap di posisi. Tak lama, seorang wanita cantik dengan balutan gaun mahal berwarna merah berjalan memasuki tempat photoshoot. Wanita cantik dengan balutan gaun mahal itu mulai berpose di depan kamera. Lighting kamera mulai berkedip untuk menangkap foto sebagus mungkin.

My Sweet Poker ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang