Kamu tidak bisa memilih jalan ceritamu sendiri, yang dapat kamu lakukan adalah menjalani ceritamu dengan iklas dan berusaha untuk mendapatkan ending yang baik.
Gadis itu...
Mata bulat berwarna hazel dan sayu suara derap langkah kaki yang tergesa-gesa menandakan bahwa pekerjaannya memang sedang ramai untuk saat ini.
Mbak, saya juga mau buat seperti itu
Mbak, fotocopy ini rangkap 3 saya tinggal dulu
Mbak, saya mau cetak foto
Celotehan-celotehan dari pembeli di depannya membuat gadis bernama Moera ini harus dengan sigap melayani pembeli supaya mereka tidak kecewa, meskipun lelah Moera hanya tersenyum tipis mengisyaratkan kepada pelanggannya bahwa ia sudah mendengar dan menyetui apa yang diinginkan oleh orang-orang disana.
Moera Zulfa gadis berumur 19 tahun ini baru saja lulus dari sekolahnya ia bekerja di salah satu toko fotocopy yang cukup ramai di depan sekolahnya, sama seperti teman-teman yang lain Moera juga mendaftar di Perguruan Tinggi namun belum ada pengumuman sehingga ia memutuskan untuk bekerja hitung-hitung untuk menambah penghasilan.
"Era! Kenapa gak telpon atau whattsap mbak sih, kalau ramai gini kan mbak bisa berangkat lebih sore buat bantu kamu." Ucap seseorang yang baru saja datang langsung mengambil beberapa pekerjaan yang belum di kerjakan Moera sama sekali
"Rame mbak gak sempet pegang hp, oh ya mbak itu tinggal di print udah aku scan." Balasnya tanpa melihat lawan bicaranya.
Tak ada percakapan yang panjang setelah itu baik Moera dan Feby sama-sama sibuk untuk melayani pembeli, setiap beberapa pembeli mulai selesai kemudian datang beberapa pembeli lagi.
Setelah beberapa jam berkutat dengan pekerjaannya menununjukkan pukul setengah sembilan dan pembeli pun berangsur semakin sedikit Moera bisa menghembuskan nafasnya pelan, sebelumnya dari sore sampai malam ia belum sama sekali duduk,minum,ataupun makan tapi setidaknya ia sudah melakukan tugasnya sebagi muslim yaitu sholat,iya Moera tidak pernah lupa sholat meskipun di tempat kerjanya itu banyak sekali pembelinya.
"Pantesan di whattsap kamu gak bales ternyata rame banget ya Ra?" Feby membuka awal percakapan sambil duduk di lantai disusul dengan Moera mengikutinya
"Iya mbak, kaget juga kenapa tiba-tiba langsung sebanyak itu." Moera memijat kecil kakinya karena sudah mulai merasa sakit
"Capek ya Ra?"Feby terkekeh melihat perlakuaan Moera
"Ini mbak ada makanan kecil makan dulu 15 menit lagi kita tutup tokonya." Sambung Feby kembali, ia memberikan beberapa snack yang ada di tasnya kemudian menyantapnya bersama.
Suasana menjadi tenang seketika, tak ada pelanggan yang berdatangan lagi Moera dan Feby menyantap makanan yang dibawa oleh Feby ditemani alunan musik yang diputar lewat komputer yang disambungkan di speaker, setidaknya mereka berdua tidak dimakan oleh keheningan malam.
***
Beb kok whattsap ku gak di bales
Beb kamu sibuk ya, aku tunggu ya
Dah pulang belum beb?
Moerra hati-hati ya pulangnya.
Dapat Moera baca dengan jelas pesan dari laki-laki itu, Nugraha, laki-laki yang menemani Moera 1 tahun belakangan ini merupakan tempat bercerita Moera ketika sedang sedih, senang dan situasi lainnya.
Tak ada ekspresi dari Moera ia langsung meletakkan handphonya, membereskan dirinya karena badannya sudah tidak bisa diajak untuk kompromi lagi ia ingin sekali memeluk bantal dan guling yang dari tadi sudah menggodanya.
Moera dan Nugraha menjalin hubungan sejak Moera duduk di kelas 2 SMA walaupun hubungan mereka bisa dikatakan virtual namun hubungan mereka cukup dikatakan harmonis, mereka saling support satu sama lain Nugraha sibuk dengan club futsalnya sedangkan Moera untuk saat ini sibuk dengan pekerjaannya mereka juga sudah saling berencana untuk bertemu ketika nantinya mereka dinyatakan di terima di Perguruan Tinggi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST
RomanceKamu tidak bisa memilih takdir hidupmu setiap perjalanan hidupmu disusun dengan apik oleh sang pencipta sehingga kamu tahu bagaimana rasanya bangkit disaat sudah terpuruk, sang pencipta tidak akan membiarkan mu berjuang seorang diri. Namun mengapa b...