#002

2 0 0
                                    

"Ada kalanya yang hilang akan kembali, jika tak kembali mungkin sudah ada yang baru telah menanti"

***

Alidra Deora Gardharel dan Aledro Dearo Gardharel, si kembar yang semakin lama semakin besar, dan paras nya yang menawan semakin terlihat di mata orang-orang.

Kini mereka berdua duduk di bangku kelas 3 SD.

"Ali ayo main ke taman!" Ajak Aledro memanggil sang adik.

"Iya sebentar kak Ale, Ali lagi pakai sendal ini," jawab Alidra dengan nada yang lumayan lantang. "Jangan lupa pamit ke mommy dulu kak Ale!"

"Iya , ayo buruan!"

Alidra pun keluar dari dalam rumahnya, lalu menyambut tangan Aledro yang terulur untuk menggandeng nya.

Mereka berdua mencari sang ibu yang sedang mempersiapkan barang dagangnya di warung samping rumahnya. Warung tersebut adalah milik Jingga Ayumi, yang ia bangun untuk mencukupi hidupnya dan anak-anaknya.

"MOMMY," Teriak Alidra dan Aledro secara bersamaan.

"Ada apa sayang? jangan teriak - teriak!" Jingga berujar dan memperingati kedua anaknya.

Sedangkan yang di peringati cengengesan memperlihatkan gigi putih susunya sambil mendekat ke arah ibunya itu. Hal tersebut membuat Jingga tersenyum manis kemudian bertanya lagi dan mengelus pipi kedua anaknya.

"Ada apa sayang?"

"Kami mau ke taman mom, boleh ya." Ujar Aledro meminta izin.

"Boleh, tapi nanti siang pulang ya kita makan bareng!" Jingga mengizinkan sambil tersenyum ke arah anak-anaknya itu.

"Baik mommy," Alidra dan Aledro pun mengambil tangan Jingga bergantian untuk bersalaman, lalu menciumnya. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati ya mainnya!"

"Siap mom," Alidra dan Aledro cekikikan dan berdiri tegak disertai hormat ke arah sang ibu selayaknya sedang upacara.

Jingga tersenyum saat melihat anaknya yang mulai melangkah sambil bergandengan tangan sambil lompat - lompat, kejar kejaran dengan begitu riang.

"Semoga mereka selalu berbahagia, lindungilah kami ya Allah," doa Jingga dalam hatinya.

***

"Kamu kalau kerja yang bener dong! apa-apaan ini." Kata seorang pria dengan nada dingin nya.

Ia tadi baru saja tiba di kantornya yang megah itu, namun ketika masuk ke dalam kantor tak sengaja seorang OB yang sedang membawa air pel menabraknya. Hingga jas yang di pakai pria itu basah.

"Mm ma maaf tuan, saya tak sengaja," kata sang OB dengan menunduk kan kepalanya ketakutan.

"Hmmm," pria itu pun langsung berlalu meninggalkan OB itu yang masih menunduk.

"Ran maafkan Drian ya," ujar seorang pria yang menghampiri seorang OB tersebut , pria yang sedari tadi melihat dari jauh yang terjadi.

"Tu tuan Xavier anda tidak perlu meminta maaf, seharusnya saya yang minta maaf pada tuan Radrian," ujar OB itu bernama Randika Illiano masih menundukkan kepalanya merasa tidak enak.

"Ran tidak perlu merasa tidak enak, kembalilah bekerja saja! kamu tidak mungkin di pecat oleh Drian." Kata pria berjas itu Xavier Aurora.

"Ba baik tuan Xavier." Xavier atau Savi pun berlalu dari hadapan Randi.

Randi juga langsung menjalankan tugasnya kembali.

Di depan ruangan Drian atau Radrian Nauka Gardharel. Radrian berhenti di depan meja sekertaris nya yang tertera nama "Leofa Banyunata".

JERUJI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang