Sultan Merakyat

6 2 7
                                    

   Siang itu setelah kelas berakhir, Rayyan bersama sohib karib nya, yang terkadang menjadi rival nya sedang merasa kelaparan. Maka dari itu mereka memutuskan untuk makan siang.

Untuk menghemat energi, keduanya makan di sebuah warung dekat departemen mereka. Sebut saja warung burjo.

Kenapa warung burjo, karena mamang penjual nya kan jualan bubur kacang hijau.  Lebih tepatnya sih identik dengan bubur kacang hijau, daripada menu-menu lainnya.

Siang ini warung burjo tidak terlalu ramai. Rayyan sedikit bersyukur, karena tidak usah mengantri lama.

Setelah memesan bubur kacang hijau, Rayyan dan Haikal duduk ditempat yang sudah disediakan. Mereka memilih duduk di pojokan. 

"Untung sepi warungnya"

"Emang kenapa kalau rame, Kal?"tanya Rayyan

"Kalau rame, nanti ada berita 'SEORANG RAYYAN YANG MANA ADALAH ANAK DARI SALAH SATU DONATUR, MAKAN DI WARUNG BURJO ATAS AJAKAN TEMANNYA' bisa-bisa gue di hujat sama fans lo itu"

Rayyan tertawa

"Bisa ae lo, gak mungkin lah ada berita kek gitu"

"Yan, Lo tahu kan anggota Mading tuh sebelas dua belas sama kayak lamtur. Berita si Danira pacaran sama anak akuntansi aja masuk, apalagi berita lo makan di sini"

Rayyan sekali lagi tertawa mendengar celotehan dari Haikal

"Bener juga sih, kayaknya seru kalau lo masuk pemberitaan Mading Minggu ini"goda Rayyan

"Gak, kapok gue pernah masuk Mading"

"Mangkanya jangan aneh-aneh, biar kagak masuk Mading"ledek Rayyan

Haikal mengerucutkan bibirnya, kesal dengan ledekan dari Rayyan

"Yailah, ngambek"ledek Rayyan

"Siapa juga yang ngambek"omel Haikal

"Terus tuh tandanya apa?"ledek Rayyan

Karena kesal Haikal meninju pelan bahu Rayyan terkekeh

"Awas loh nanti kalau ada anak Mading tau, nanti ada kabar 'HAIKAL DENGAN SEENAKNYA MELAKUKAN HAL TIDAK BERADAB KEPADA RAYYAN' terus nanti fans gue pada demo ke elo gimana?"ledek Rayyan

"Sumpah ya, lama-lama ogah gue jalan sama lo"

Rayyan tertawa

  Kegiatan ledek-ledekan itu pun terhenti, karena bubur kacang hijau mereka telah diantar oleh mang Harto, selaku pemilik burjo.

Keduanya pun segera menyantap bubur kacang hijau tersebut.

Aroma pandan yang wangi ditambah asap yang mengepul, menandakan bahwa bubur kacang hijau ini baru saja di buat. Nikmat sekali rasanya, jikalau hujan turun pasti semakin nikmat.

  Senyap seketika, karena keduanya fokus menyantap bubur kacang hijau. Ditambah es teh manis, yang baru saja dihantarkan, membuat rasa lelah karena suntuk oleh dunia perkuliahan dan segalanya runtuh seketika.

SEIKAT LILI PENGIKAT JANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang