Bab 5 - Panggilan

113 21 0
                                    


Pagi hari menyingsing. Matahari mengungkapkan sebagian warnanya ke dunia.

Kemarin, tidak banyak yang terjadi. Rihito berlatih hingga tubuhnya berkeringat banyak. Waktu menunjukkan sore hari begitu dia selesai dengan sesi masing-masing.

Althing, dia masih belum membentuknya terlalu banyak selain memperbesar kontrolnya atas kekuatan gravitasi dan kecepatannya. Dia tidak berani melakukan hal lain selain di atas. Antara resiko dan manfaat, pihak pertama menang dengan telak. Jadi Rihito di buat menahan diri.

Dia bangun dan meregangkan tubuhnya.

"Uugh.. Ini bukan pagi yang baik." Katanya sambil menguap dan menggosok perutnya.

Dia memutar kakinya, membiarkannya menapak lantai di tepi ranjang.

Di meja ada satu mangkuk berisi cairan hijau yang terlihat dan berbau pahit. Ada sebuah kertas tertindih di bawahnya.

Rihito menghela nafas melihat mangkuk tersebut, "Aku sudah sehat oke. Tidakkah mereka atau Shinobu-chan tahu hal sederhana seperti itu? Dan si mungil itu masih mencurigaiku."

Bukannya dia peduli dengan obat atau tidak menyukai hal-hal pahit. Masalahnya bukan itu, hanya saja dia tidak melihat keuntungan dari merasakan minuman pahit ini. Bagaimanapun obat pahit bukanlah jus yang bisa diminum setiap saat.

Belum lagi, ada racun aneh di dalam obat tersebut. Memanggilnya obat agak salah tapi obat apapun itu tidak berguna untuknya, jadi ya dia tidak terlalu membutuhkannya.

"Mata ini tentu saja tidak membawa masalah. Meskipun iblis memiliki mata aneh tapi mataku masih normal oke! Aku tidak melihat keanehan lainnya. Nah ya kecuali penyembuhan otomatis sebagai asuransi perjalanan." Mendapatkan kecurigaan dari Shinobu tidak pernah mengira akan separah ini. Dia bertanya-tanya seberapa besar dendam dan amarah gadis kecil itu.

Rihito perlu memperbaiki detail penting tersebut dan mencoba menumbuhkan rasa kepercayaan di hati batu Shinobu.

"Haruskah aku bekerja sama dengan Pemimpin korps pemburu iblis?" Kata Rihito sambil meneguk obat itu. Biarpun pahit, itu adalah minuman khusus dari malaikat sadisnya.

[Racun terdeteksi]

[Pemulihan otomatis akan di lakukan]

Promp itu sudah muncul setiap kali Rihito meneguk Obat ke mulutnya. Ini akan menjadi kali keempat jika Rihito tidak salah menghitungnya.

Mengabaikannya, Rihito kembali merenung.

Setahu Rihito hanya ada empat orang yang berhasil meluluhkan hati Shinobu, mereka adalah Tsuyuri Kanao; Oneesannya, Kocho Kanae; Kagaya Ubayashiki, pemimpin korps; dan Kamado Tanjiro, protagonis Demon slayer. Nah, Kanae bisa disingkirkan karena kematian wanita itulah yang menjadikan Shinobu agak tertutup.

Memikirkan tentang kakak perempuan Shinobu, Rihito tidak bisa percaya bahwa di balik sikap periang dan sadisnya, Shinobu dulunya adalah gadis nakal.

Rihito tidak bisa menahan tawa kecil di bibirnya. Meletakkan kembali mangkuk di tempatnya dia mengambil kertas dan membacanya.

Setelah selesai membacanya, Rihito mengembalikan kertas di meja tepat di samping mangkuk obat.

"Hehe.. aku tidak tahu bahwa Shinobu-chan lah yang akan mengambil inisiatif."

Kertas sebelumnya adalah sebuah catatan dari Shinobu sendiri. Tidak sulit untuk mengetahui sang penulis karena ada cetak nama Kocho, Shinobu pada bagian akhir surat.

Dalam surat tersebut, Shinobu meminta kehadiran Rihito ke ruangannya secepat mungkin. Shinobu tidak membicarakan tujuan sebenarnya melainkan menutupinya menggunakan alasan pemeriksaan.

Sistem Downloader Flashy (DROPPED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang