1. Pertemuan

70 2 0
                                    

Hari pertama memang penuh kejutan. Ketenaran memang tak bisa di elakkan. Tenar membuat orang lupa daratan. Walaupun terkadang sesuatu yang risih.

___________

"Siapa sih yang gak kenal Luis?". Ucap jessica kepada teman sebangkunya shandira.

"Dia ganteng". Sambil melirik ketampanan Luis yang duduk di bangku ke 3 dari depan guru.

"Lu baru tau? Baru ini yee lu liat?". Ucapnya lirih kepada shandira.

"Gue baru tau emang. Biasa aja sih! Jangan ngledek!" Celetuk shandira kesal dari sindiran jessica.

"Dasar anak kampung lu jes. Lu kan tau ini sma terfavorit. Wajar lah banyak cowo ganteng". Ucap jessica yang selalu ngledek shandira teman sebangkunya itu.

"Anak anak kita mulai pelajaran hari ini. Buka halaman 9 bab 1 yaitu Hambatan, dan oh iya. Yanuar Luis Abimanyu baca!".
Sontak kaget. Luis bersikap sok cool.
"Huhhhhh. Hambatan ya?" Ujarnya.

"Hambatan. Hambatan adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang perbuatan seseorang/ permodusan, sehingga hal ini menjadi sangat menyusahkan sebagian orang yang ingin menyukseskan rencananya". Luis mengalihkan pandangannya ke paragraf kedua.

"Memang semua hambatan adalah hal hal yang menjadi pemacu kita dalam bertindak. Namun, hambatan adalah fakta. Fakta yang harus di sadari keberadaanya". Selesai membaca, Luis diam seketika.

"Anak anak. Coba pahami bab 1 yang sudah dibaca tadi. Semoga kalian mengerti. Ini adalah awal". Ucap pak Yasin. Ya! Guru itu bernama Yasin Thohari. Seorang guru berambut putih. Mirip hatta rajasa. Badannya tinggi, tegap, matanya collat. Hidungnya mancung, dan kulitnya sawo matang.

"Busetttt. Suaranya merasukk ke hati." Shandira

"Alay. Najong banget lu. Wkwkwkwk". Ledekan jessica kepada temannya.

"Knapa lu sewot? Brapa kali lu ngledek gue?!". Shandira

"Berkali kali mungkin jes. Jgn diambil hati, ini adalah bagian dari Mos di sekolah ini." Celetuk jessica dengan senyuman sinisnya.

"Lo tau kan Salsa?" Andre.

"Iya tau. Kenapa emang?" Luis.

"Dia sekolah disini tau. Ga
nyangka gue bisa bertemu dia lagi di Sma ini. Padahal gosipnya dia mau sekolah di Bandung."Celetuk Andre dengan wajah datar.

"Salsa? Salsabilla Sandi? Hmm.
It's sound great". Ucap Luis kepada Andre.

"Hah?! Lu bilang apa tadi? Sound great? Beghhhhh". Andre bingung dengan ucapan Luis.

"Semakin menarik kalau dia masuk Sma ini. Banyak hal yang bisa kulakukan. Aura dan ketenarannya di sosmed memang tak diragukan lagi". Gumam Luis pelan kepada Andre.

"Yah. Dasar anak sosmed". Jawab Andre

Bel berbunyi. Tung! Ting! Tung!
It's time to have the first break.

"Temenin gue ke kantin yukkk". Ucap salsa kepada Deska.

"Boleh. Boleh. Mau makan apa emang?". Deska.

"Cari roti aja gih. By the way setiap pagi gue juga udah sarapan. Walau seiris roti dan krim keju. Tapi gue demen banget sama mereka. Dan gue juga harus menjaga badan ideal gue." Gumam salsa dengan wajah senyumannya yang khas.

"Wah. Mungkin karena itulah lu menjadi tenar. Tapi, heran gue. Masa gara gara gitu lu tenar?". Sindiran deska kepada Salsa.

"Ga gitu juga kali. Dah. Jalan aja yang bener. Ngledek lagi gue tonjok lu." Ucap Salsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang