💫 Chapter 3 - Bagastara

71 9 2
                                    

Pengakuan Arga membuat Ara terkejut tetapi Ara langsung menetralkan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengakuan Arga membuat Ara terkejut tetapi Ara langsung menetralkan wajahnya.

"Benar kata Kak Gildan ada yang tidak beres dengan CEO Galaxy Company" batin Ara

"lalu dengan siapa Saya bicara sekarang? Apakah Pak Arga yang asli?"

"Ya saya Arga, tetapi yang Kamu temui sewaktu wawancara dan sehari setelahnya itu kepribadian Saya yang lain nya, maaf jika perkataannya sedikit kasar" ucap Arga

Ara menjadi penasaran dengan lawan bicaranya sekarang

"Kalau boleh tahu siapa namanya dan bagaimana Saya membedakan kalian?"

"Bagas..... Dia memang lebih dingin dibandingkan Saya dan mata Dia merah"

"Apakah sebelum itu ada yang memancing emosi bapak?" tebak Ara

"Ya betul sebelum bertemu dengan Kamu, ada klien yang memancing emosi Saya sampai Bagas lah yang mengambil alih tubuh Saya dan sampai bertemu Kamu Ia juga masih mengambil alih tubuh Saya"

Ara terdiam sejenak sambil memikirkan langkah apa yang harus Ia ambil. Dilain sisi Ia lebih tertarik dengan sifat Bagas bukan Arga, tapi Bagas adalah bagian dari Arga juga, Bagas terlihat cool dan bikin perempuan lebih penasaran.

"Jika Saya menolak bagaimana?" tanya Ara

"Saya tidak dapat menjalankan salah satu panggilan hidup Saya"

"Hah? Maksudnya?" tanya Ara karena bingung akan jawaban Arga

"Panggilan hidup Saya itu untuk hidup berkeluarga sama Kamu"

"Eh.." ucap Ara terkejut dengan pengakuan spontan Arga dan membuat pipinya merona

"Sial, pipi Gue pasti merah" batin Ara

"Saya sudah menyiapkan semuanya dari rumah, uang bulanan, biaya keperluan Kamu, skincare, make up, bahkan Saya sudah belajar memasak seblak untuk Kamu"

"Yaampun, segitu niatnya Pak Arga ingin mendekati Gue" batin Ara berucap

"Bapak serius?" tanya Ara dengan keraguannya

"Apakah wajah Saya seperti orang bercanda?" tanya Arga kembali

"Tidak" jawab Ara seraya melihat mata Arga

"Lagi pula kamu tidak pantas Saya bercandain pantasnya itu Saya seriusin" ucap spontan Arga dengan ketulusannya

Lagi-lagi pipi Ara merona mendengar perkataan atasannya tersebut.

"Kamu sakit? Kok pipi Kamu merah?" tanya Arga sambil memegang dahi dan pipi Ara

"Tidak Pak, Saya tidak sakit" Ucap Ara sambil menjauhkan tangan Pak Arga dari dahi dan pipinya

"Bisa-bisa kena penyakit jantung Aku kalau Pak Arga terus-terusan begini" batin Ara

"Jadi bagaimana Kamu menyetujuinya?" tanya Arga memastikan

BAGASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang