2. Hampir Saja...

75 17 9
                                    

Beberapa saat sebelum ditemukannya jasad wanita berinisial A.

"Loh kok cuma muter-muter di taman?" tanya Ayu kebingungan karena laki-laki yang bernama Azka itu hanya menyetir mobil mengelilingi taman, Ayu mengira ia akan di bawa ke tempat lain ternyata dugaannya salah.

Azka melirik Ayu sejenak lalu kembali fokus dengan stir mobil nya, tiba-tiba Azka menyetir dengan kecepatan yang tidak terduga.

Ayu tersentak kaget dan ketakutan, meskipun hanya mengitari jalan tetapi tikungan yang tajam dan kecepatan mobil membuat Ayu tidak bisa mengendalikan tubuhnya sehingga Ayu merasa mual dan meminta Azka untuk berhenti.
"Stop......stoppp gue mual," ringisnya.

Tetapi Azka malah menambah kecepatan mobilnya dan tiba-tiba berhenti di depan toilet umum taman kota, suasananya sepi karena toilet itu terletak di bagian belakang taman dan lumayan jauh dari kerumunan.

Ayu pun segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam toilet. "Bentar ya."

Beberapa detik kemudian Ayu keluar dari toilet, ternyata Azka sudah berdiri di depan pintu toilet dengan memperlihatkan tatapan dingin.
Wanita itu tersentak karena kehadiran Azka tepat di depannya. "Emm maaf, lo nunggu ya?" ujarnya. Pede sekali kamu mba.

"Gue mau ngomong sesuatu," bisik Azka.

Karena merasa geli dengan bisikan cowok itu Ayu menjauhkan tubuhnya sembari mengulum senyum. "Apa?" tanyanya penasaran.

Azka hanya menatapnya dan tiba-tiba mendorong kasar tubuh wanita itu hingga terhantam ke dinding dan langsung mengunci pintu toilet.

"Aww..." ringis Ayu kesakitan. "Lo kenap-"

"Lo mau denger kan?" serobot Azka.
Tanpa mendengar jawaban wanita itu, Azka langsung mendekatkan wajahnya ke telinga Ayu.

"Aaakhh....." teriak Ayu kesakitan sembari memegang telinganya.

Tenyata Azka tidak berniat untuk berbisik melainkan menggigit telinga Ayu. Darah dari daun telinga mengalir karena gigitan Azka yang cukup keras, Azka mengeluarkan lidahnya lalu menjilat darah yang terdapat di sudut bibirnya sembari menyeringai.

"Lo gila ya!" protes Ayu yang kesakitan karena darah terus mengalir dari daun telinganya.

"Itu lo tau," jawab Azka dengan memperlihatkan tatapan dingin, tiba-tiba tangannya menghantam kepala Ayu dan membenturkannya ke dinding.

Bugh ...

Bugh ...

Brukkkk ...

Tubuh Ayu tumbang, bagaimana tidak karena benturannya tidak hanya sekali, kini kepalanya ikut mengeluarkan darah dan Ayu hanya bisa meringis kesakitan. "Ja-ngan bu-nuh gue," ucapnya parau.

Azka kembali menyeringai lalu mengeluarkan pisau berukuran sedang, kebanyakan pembunuh menggunakan belati yang terlihat bagus dan tajam tetapi berbeda dengan Azka, pisau yang ia bawa terlihat berkarat. Azka memberikan beberapa sayatan kasar yang cukup dalam di tangan dan kaki Ayu. "Harusnya gue atasi lo malem ini, tapi kelakuan lo minta di bunuh sekarang juga, " bisik Azka namun masih bisa Ayu dengar.

Ayu tidak bisa melawan, tubuhnya lemas karena benturan di kepala dan ia hanya bisa menangis kesakitan. "Aaakhhh.....Le-pa-sin gue. Sakit," Ayu tidak kuasa menahan rasa sakit saat pisau berkarat yang masih menyayat tangannya. "Sakit...." gadis itu tidak bisa berhenti meringis.

The Real Psikopat [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang