"Hey ! Lepaskan tangan kotormu itu dariku!" Teriak gadis itu memberontak. Dua bodyguard kualahan memeganginya yang mengamuk. Kedua pria berbadan besar dengan setelan jas itu sedang memegangi kedua lengan kecilnya yang sangat kuat.Seseorang dengan pakaian yang sama sedang menunggu di pintu mobil sedan hitam yang kini terparkir di halaman rumah yang cukup luas.
"Aku tidak ingin masuk ! Aku akan segera membunuhmu!" Ancaman kecilnya tidak membuat kedua bodyguard itu merasa takut. Mereka berusaha membuat gadis kecil itu masuk ke dalam mobil yang kini sedang menunggunya. Pertahanannya sungguh kuat dengan kaki kecil yang berusaha menahannya agar tidak masuk kedalam mobil.
Gadis itu tersentak saat ada yang menarik kedua kakinya yang spontan membuatnya duduk di pangkuan pria dewasa yang begitu tampan. Gadis kecil itu tertegun menatap bola mata hitam gelap yang kini sedang menatapnya intens. Membuatnya menelan ludah karena perasaan yang sedikit menggetarkan hatinya.
"Paman ! Lepaskan aku!" Gadis itu memberontak saat pria yang kini memangkunya memberikan pelukan erat di pinggulnya.
"Stttttt.. jangan memberontak gadis kecil. Atau kau akan habis di atas pangkuangku saat ini juga" Gertakan itu berhasil membuatnya terdiam.
"Siapa namamu gadis pintar ?"
"Carlissa" Gadis itu melipat kedua tangannya menatap jendela dengan rintik hujan yang membasahinya.
Pria yang kini tersenyum sinis masih memandang Carlissa tanpa berpaling sedikitpun. "Kau sangat cantik baby" Pria itu mengerling nakal yang membuat Carlissa bergidig.
"Aku Mark. Senang berkenalan denganmu" Carlissa memutar bola matanya karena tak ingin tau siapa pria yang kini sedang memangkunya.
Carlissa mengutuk dirinya sendiri kenapa tidak kabur lebih dulu dari rumah sebelum ayahnya menjualnua kepada pria kaya karena hutang yang sedang di pikul sang ayah.
Bagaimana bisa seorang ayah kandung memperlakukan putri kecilnya seperti itu dan pria dewasa yang kini sedang bersama Carlissa bagaikan hewan buas yang sedang kelaparan. Usianya baru menginjak delapan belas tahun dan harus di beli oleh pria dewasa yang begitu tampan.
Carlissa sedikit ketakutan saat ada yang menonjol di bagian bawahnya. "Ah aku tak tahan lagi untuk melahapmu" Ujar Mark sembari membuka resleting gaun Carlissa. Gadis itu berusaha menahannya agar tidak di lepaskan oleh pria bajingan di hadapannya. Air matanya mulai berlinang.
"Oh jangan menangis baby, apa kau ketakutan ?" Ujarnya dengan wajah yang berpura pura sedih.
"Aku mohon. Jangan tiduri aku. Aku akan melakukan apa saja" Ujarnya cepat menyatukan kedua tangannya mohon agar tidak di sentuh oleh pria yang bahkan tidak dicintainya.
"Tapi aku ingin tubuhmu" Mark menicumi pipi mungilnya dengan sedikit jilatan kecil yang eksotis. Carlissa segera mengusap pipinya yang sudah basah.
"Aku mohon. Aku tidak bisa melakukannya" Ucapan gadis itu membuat Mark tertawa lepas.
"Apa yang lucu ?" Tanya Carlissa dengan tatapan polosnya melihat Mark aneh dengan tawanya.
"Kau gadis delapan belas tahun kan ? Bagaimana bisa kau tidak tahu caranya" Mark masih tidak percaya dengan ucapan Carlissa yang begitu polos. Gadis itu tampak berfikir lalu menatap Mark tajam.
"Asal kau tau tuan Mark. Ucapan ku itu serius"
"Kau begitu menyeramkan. Baiklah. Setidaknya jadilah pelayan pribadiku" Mark mengernyitkan dahinya karena melihat gadis yang berada di pangkuannya itu menatapnya galak.
"Adakah pilihan lain selain itu" Carlissa memohon lagi dengan mata bulatnya.
"Tidak ada. Jika kau mau, kau harus menikah denganku"
"Tidak" Carlissa menjawabnya cepat lalu ingin duduk di sisi Mark. Namun Mark menahannya dan memeluknya lebih dalam. Carlissa hanya menurut karena takut akan di perlakukan macam macam oleh pria yang usianya terpaut jauh olehnya.
Aroma tubuh maskulinnya memberikan sebuah kehangatan yang begitu membuatnya nyaman. Carlissa bersandar di dada bidang pria yang bahkan belum di kenalnya dan tertidur begitu pulas layaknya bayi yang sedang kedinginan.
Matahari menyilaukan mata Carlissa yang kini sedang meregangkan ototnya yang terasa kaku. Matanya berusaha terbuka sesaat melihat pria yang berdiri tepat di jendela besar dengan mentari yang begitu menyilaukan.
"Siapa kau" Suara seraknya menginterupsi pria yang berdiri membelakanginya. tenggorokannya begitu kering. Gadis itu terduduk sembari mengucek matanya. Rambut coklatnya yang berantakan membuatnya begitu terlihat seksi.
"Good morning baby" Suara Mark seketika menyadarkannya. Gadis itu kini berada di kamarnya yang sudah berganti piyama tidur. Matanya mencari cari pakaian yang dia kenakan semalam lalu menutupi dirinya dengan selimut.
"Apa yang kau lakukan padaku ?" Tanyanya dengan nada khawatir. Air matanya sedikit berlinang karena fikiran negatifnya sendiri.
"Tenang lah baby. Aku tak melakukan apapun" Mark menghampirinya lalu mengusap air mata Carlissa dengan sayang. Pria itu selalu bersikap lembut kepadanya walaupun sebenarnya dia bukanlah pria yang baik hati, tetapibsaat melihat carlissa untuk pertama kalinya saat itu membuat pria yang tak mengenal cintapun tergerak hatinya.
"Jangan berbohong! Lalu bagaimana dengan gaunku ?" Tukas Carlissa menepis tangan besar milik Mark. Pria itu tersenyum simpul ke arah gadis yang kini sedang menutupi wajahnya.
"Aku tidak akan melakukan itu kepadamu cantik" Pria itu menarik dirinya lalu mengenakan kemeja putih polosnya. Dada bidangnya membuat Carlissa harus bersusah payah menelan salivanya.
"Bangunlah. Bersihkan dirimu. Aku akan menunggumu di meja makan" Sergahnya lalu maraih jas yang berada di sofa hitamnya dan pergi meninggalkan Carlissa.
Gadis itu masih meraba raba tubuhnya merasa tak yakin dengan ucapan Mark. Tak ada bekas ataupun tanda tanda bahwa dirinya sudah di sentuh olehnya. Carlissapun beranjak menuju kamar mandi. Membersihkan dirinya dengan air hangat yang membuat tubuhnya menjadi segar kembali.
Carlissa mencari pakaian di lemari Mark. Tak ada pakaian perempuan disini. Gadis itupun juga tidak membawa koper karena pindah secara dadakan. Carlissa meraih hoodie besar milik Mark dan memakainya yang sampai jatuh di seluruh pahanya. "Ah ini cukup bagus untukku" Gadis itu keluar kamar dan menuruni tangga. Disana sudah ada Mark yang sedang duduk sembari memperhatikan Carlissa dengan pakaiannya.
Carlissa menuruni tangga dengan kaki telanjangnya perlahan bagaikan kupu kupu cantik yang sedang terbang bebas di kandangannya. Rambutnya masih tergerai basah setelah mandi. Mark masih tak bisa mengalihkan pandangan dari gadisnya yang begitu cantik bahkan tanpa memakai gaun sungguh menggemaskan.
"Kenapa kau menatapku seperti itu ?" Gadis itu meraih garpu yang berada di tangan Mark lalu menyuapkan makanan miliknya ke mulut kecilnya.
"Ehmm.. ini enak" Mark masih menatapnya tanpa berkedip hingga gadis itu duduk di pangkuannya.
"Aku mau lagi" Rengeknya menatap Mark manja. Entah kenapa gadis itu begitu manja dengannya hari ini.
"Apa yang kau inginkan ?"tanya Mark sembari memotong sandwichnya, tingkahnya pagi ini yang berbeda membuatnya curiga.
"Aku tidak menginginkan apapun. Aku hanya ingin bermain denganmu" Oceh gadis itu sembari menantikan suapan yang akan di berikan oleh Mark.
"Jika kau ingin. Kau harus membayarnya" Seringainya membuat gadis itu mengernyitkan dahi karena tidak mengerti arti dari bayaran yang di maksud mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Romance21+ Carlissa adalah gadis yang di jual oleh ayahnya sendiri karena terlilit hutang kepada seseorang. Mark menginginkan Carlissa sebagai bayaran atas hutan dari ayah Carlissa. Gadis kecil itu tidak berhasil kabur dan menjadi tawanan Pria dewasa yang...