Aoppella © KlaB
< Aoppella Short Story >
| Meet Again |
Fukami Shinkai x Sayuri Kisei (OC)
~Happy Reading~
°
°
°
Seluruh pasang mata terpaku pada dua sosok pemuda yang melendeh di salah satu kursi luar kafe. Penaka memiliki sebuah magnet--pesona yang luar biasa nan berkharisma hingga banyak orang serasa dimanjakan hanya dengan melihat rupanya.Terlebih pada si pemilik surai blonde berpenampilan kasual yang sama sekali tak mengurangi kadar ketampanannya. Shihou Luka--pemuda berdarah campuran itu menunduk seraya memainkan jari-jemarinya yang ia sembunyikan tepat di bawah meja kafe.
Pupil jelah hijau mudanya tak dapat diam di tempat dan terus bergulir ke sana-kemari, sesekali ia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Namun, siapa yang dapat menyangka bahwa pemuda berparas bak pangeran negeri dongeng itu, kini tengah buncah pikiran beserta hatinya.
Pasalnya, kemarin Luka dengan penuh keberanian yang bisa dibilang juga sedikit gugup, mengajak Raemi berkencan selepas kerja paruh waktunya; Luka secara sepihak menyebutnya kencan, tak tahu-menahu bahwa lawan bicara menganggap sebagai ajakan keluar biasa. Tanpa waktu yang lama, perempuan berambut mary's rose itu menyetujuinya tanpa tampak berpikir terlebih dahulu.
"Fukami-kun," panggilnya hampir berbisik, "apa ... penampilanku terlihat buruk?" Luka mencodongkan tubuhnya mendekat ke arah Fukami.
Pemuda berwajah lugu itu sempat terdiam beberapa saat dengan netra sehitam arangnya yang memperhatikan Luka dari kedua ujung. Fukami lantas menggeleng pelan sebagai jawaban. "Sama sekali ... tidak buruk, Luka-kun sangat keren."
Namun, Luka merasa kurang puas dengan apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya. Ia pun baru menyadari banyaknya pengunjung yang berdatangan, terutama perempuan, tengah memperhatikan dan itu membuatnya agak risih juga tak percaya diri. Luka takut bila penampilannya merusak kencan pertama bersama Raemi yang telah ia susun dengan mengumpulkan keberanian dari jauh-jauh hari.
"Luka."
Tatkala dirinya dirundung kegelisahan, suara serak nan kaku itu menyusup ke gendang telinga. Refleks, Luka langsung menengadah dan menatap ke arah si pelaku yang telah memanggil namanya.
Di hadapannya kini berdiri seorang perempuan terbalut blus marun berlengan pendek ber-cravat putih dengan rok hitam lipat setengah paha dan ankle boots yang berwarna serupa. Ia juga membawa tas selempang kecil putih bertali rantai kecil perak. Gaya formal, tetapi terkesan santai dan feminin.
Seakan terperangkap dalam sihir tak kasat mata, Luka hanya dapat terdiam dengan mulut yang terbuka lebar secara tak sadar. Barang sedetik pun tak dapat ia mengalihkan pandangan dari perempuan yang tampak seperti Dewi Kecantikan, Aphrodite. Namun, berbeda dengan Fukami. Pemuda itu hanya menampilkan senyum kecil di wajah, ia memang terpikat, tetapi sudah terbiasa dengan pesona yang dimiliki oleh Raemi.
Tak heran bila Fukami merespon demikian lantaran sering berkunjung ke kafe untuk menemui Raemi, atau sekadar mampir untuk membeli camilan manis kesukaan, akibatnya Fukami sudah terbiasa. Berbeda dengan Luka yang hanya dapat bertemu Raemi paling banyak tiga kali dalam seminggu.
"Maaf membuatmu menunggu. Aku sudah selesai," ucap Raemi yang mana langsung menyadarkan lamunan Luka. "Ayo?" Raemi mengulurkan sebelah tangan, mengisyaratkan Luka untuk segera bangkit dan pergi.
Luka yang langsung paham dengan gerakan Raemi diam-diam merona wajahnya, dan secara perlahan ia pun menggapai juluran perempuan itu; kendati sedikit salah paham dengan bahasa tubuh sang lawan bicara. Entah keberanian dari mana, ia langsung mengambil alih dan menggenggam lembut telapak tangan perempuan manis itu.
"Ayo kita--"
"Emi-chan!"
Ucapan Luka langsung terpotong saat suara bernada cempreng yang memekakkan telinga itu menyambut ketiganya. Tanpa menoleh, Raemi--selaku yang dipanggil sudah mengetahui siapa pelakunya. Seorang gadis bersurai pirang yang dibentuk space bun muncul bagaikan orang ketiga di antara Raemi dan Luka.
"Wah, pacar Emi-chan tampan sekali, seperti seorang pangeran!" seru gadis itu kagum dengan rupa Luka.
Sementara yang dipuji hanya tersenyum canggung seraya mengusap-usap tengkuk, antara malu dan senang. Raemi langsung menarik pelan lengan gadis itu untuk mendekat. "Sayuri-chan, ini di tempat umum," bisik Raemi yang tak ingin menarik perhatian hingga membuat Luka semakin tak nyaman nantinya.
Sayuri--gadis berisik itu seketika langsung tersadar saat Raemi memberitahu dan refleks menyapu pandangan ke sekitar. Benar saja, orang-orang kini kembali menatap ke arah mereka berempat. Meringis bagaikan kuda bergigi lengkap, Sayuri pun bergeleyut manja seperti biasa pada Raemi.
"Maaf, maaf Emi-chan, hehehe."
Sedangkan Fukami, selaku orang yang dari tadi diam, kini sedikit mengerutkan dahinya tatkala merasa kenal dengan suara barusan. Secara perlahan, ia pun mendongak dan menatap ke sumber. Tepat saat itulah manik hitam bertemu dengan netra lemon segara milik si gadis. Baik Fukami dan Sayuri langsung terkejut dalam diam, lucunya lagi ekspresi yang dikeluarkan keduanya terlihat sama.
Seolah-olah tak percaya dapat bertemu kembali.
"Fukami-kun?!"
Bibir Sayuri tak sengaja melepaskan nama dari pemuda berzodiak libra yang kini sedikit tersentak lantaran mendapatkan nada tinggi.
Segera Sayuri menarik-narik sebelah lengan Raemi kasar seraya menunjuk ke Fukami. "Emi-chan, Emi-chan, Emi-chan! Dia itu ... idolaku, Fukami-kun!" Senyum lima jari terpatri di wajah imut Sayuri yang lantas mengambil alih tempat duduk Luka barusan, di depan Fukami dan tanpa aba-aba langsung meraih kedua tangan Fukami yang berada di atas meja.
"Aku tak menyangka dapat bertemu lagi denganmu, Fukami-kun!" Terlihat jelas binar pada mata lemon segar milik Sayuri, pertanda bahwa gadis itu sangat senang. Di sisi lain, Fukami yang masih terkejut itu lagi-lagi hanya bisa terdiam dengan ukiran senyum kikuk di wajah.
Raemi yang paham akan situasi pun hanya dapat menghela napas singkat seraya menggelengkan kepalapelan. Ia hanya dapat bersuara dalam benaknya, opini akan dugaan benang merah ini ternyata benar terjadi.
"Sangat klise."
***
TBCWords: 849
__________
Jujur, aku nulis Luka yang berani ngajak kencan si Raemi agak miris! Kenapa? Karena Raemi nganggepnya cuma diajak jalan biasa. Luka dah baper, kasihan kali TvT
Tapi di book lain, perjuangan cinta Luka gak akan sia-sia, kok! Makanya, pantau terus ya akunku👀
Bila ada kritik, saran, atau tipo tolong bilang, ya XD.
Terima kasih sudah mau mampir dan membaca! Semoga terhibur, ya!
Sampai jumpa di Ahad saat final chapter book ini nanti!
Bai bai~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambiguous
Short Story[ Aoppella short story] Shinkai Fukami--salah seorang member FYA'M' tak sengaja bertemu dengan gadis yang mengaku sebagai fans beratnya. Memiliki fans berat?! Siapa idol yang tidak senang bila berjumpa dengan fans-nya? Karenanya, timbulah perasaan...