76. PERTUNANGAN?

7.1K 258 27
                                    

Mobil merah melaju dengan kecepatan sedang. Usai perdebatan yang cukup memukul hatinya akhirnya Alletta memilih pulang meninggalkan Azka ataupun Edo. Bersama Alin di dalam mobil yang sunyi itu. Masih dengan pikiran masing-masing akhirnya Alin memutuskan membuka suara.

"Al, lo yakin sama apa yang lo omongin ke Azka? " tanya Alin.

"Yang mana? " jawab Alletta santai.

"Lo bohongin dia dengan cara pura-pura jadian sama Edo." ucap Alin.

Alletta menatap kearah Alin, menghela nafas pelan.

"Gue mau lepas dari Azka. Mungkin sayang gue ke dia gak bisa gue hitung. Tapi banyak pilihan sulit yang mengaharuskan gue harus lepasin dia, Lin."

"Mungkin Azka bukan jatah gue." sambungnya dengan senyum yang dipaksa nya.

"Lalu bagaimana dengan janji-janji kalian? Impian kalian yang kalian haluin berdua, sesi saling mendoakan yang pernah kalian lakukan? Lo udah nyerah?"

"Gue gak mau nyerah Alin, tapi ini sulit." batin Alletta.

"Al, gue buka satu kesempatan buat lo jujur satu hal. Lo percaya gue kan?" tanya Alin.

Alletta mengangguk. Walaupun masih beberapa bulan mengenal Alin, tapi Alletta sudah tau bagaimana baik buruknya cewek disampingnya ini.

"Satu hal aja yang pengen lo bagi ke gue, yang pengen lo kasih tau ke gue, yang menurut lo, lo gak bisa selesaiin sendiri." ujar Alin.

Sejenak Alletta terdiam seperti sedang berfikir. Sesuatu yang ingin Alletta bagi, sesuatu yang tidak mampu Alletta selesaikan sendirian, sesuatu yang selalu menghantui perasaannya cuma satu, ancaman Gia.

"Ancaman Gia."

Alin tersentak sampai hampir menginjak rem secara mendadak. Alin menepikan mobilnya.

"Gia ngancem lo? Dia bilang apa? Kok lo gak pernah bilang ke gue sih, Al!!" kesal Alin.

"Gue terlalu panik buat cerita ke orang lain, Lin."

"Gia ngancem apa ke lo?"

"Dia yang bikin... "

Tututututt

Suara getar HP membuat Alletta memotong omongannya. Alletta mengambil benda pipih itu, tertera nama mamanya mengirim pesan.

Mama : Sayang mama di kantor polisi kamu jangan khawatir ya. Secepatnya teman-teman mama bakal bantu cari bukti kebenarannya.

Mata Alletta seketika langsung berair. Ah ini bukan mimpi? Mamanya benar-benar dibawa polisi. Ini semua salah Alletta.

"Kenapa, Al?"

"Mama gue ditangkep, Lin. Terus mama bilang gue gak perlu khawatir, gimana gue gak khawatir gue gak punya siapa-siapa, Lin. Ini semua salah gue, gue mau ketemu mama!!" ujarnya dengan isak tangisnya.

Alin yang ikut kaget mendengar kabar seperti itu dengan tiba-tiba bingung harus bertindak seperti apa. Yang langsung Alin lakukan adalah mengirim pesan pada Edo.

"Kita ke kantor polisi ya. Udah lo jangan nangis semua akan baik-baik aja, Al." ucap Alin, ia bersyukur berada bersama Alletta pada waktu yang tepat.

"Gue mau ketemu Gia." balas Alletta datar seketika air matanya berhenti.

"Buat apa, Al?"

"Kita temui Gia, dia sekarang ada jadwal belajar sama Azka dirumah kakek Azka."

"Kita ke Gia?"

"Iya."

"Al, apa hubungannya sama Gia. Di situasi kayak gini kenapa kita harus samperin Gia? "

"Ini semua ulah Gia, Lin."

BAD BOY SEKOLAH (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang