☐❜ : attention ♡ྀ࿐ ˊˎ-

16 2 0
                                    

Sementara Jyuto menatap punggung kecil Akazumi yang terlihat sekali beban berat yang ditanggung wanita single sepertinya. " ... Berteriaklah selagi kau bisa, Kazumi," batinnya yang kemudian menyalakan sepuntung rokok dan mulai menyesapnya.

Helaan napas panjang memecah keheningan ruangan tersebut yang nampaknya berlangsung cukup lama di antara dua orang yang menetap lebih lama dari Jyuto yang baru saja datang di sana, di antara mereka, teman-teman satu grupnya. Ia segera mengambil posisi duduk di salah satu sofa yang masih kosong tempatnya.

Helaan napas yang baru saja Jyuto lepaskan itu menarik perhatian salah seorang dari mereka. " ... Hm, kau ingin membiarkannya menjadi masalah atau bercerita saja?" tanya salah satunya yang mana menarik amarah Jyuto seketika.

"Huh, tidak ada gunanya bercerita padamu, Samatoki. Pertanyaanmu rasanya tidak menjamin. Meragukan sekali," jawab Jyuto yang kemudian membuat puntung rokok yang nyaris habis terbakar api tersebut pada asbak yang tersedia di meja.

Decihan dari seorang Aohitsugi Samatoki pun terdengar. "Hargai saja, mata empat!" sarkasnya dengan diri yang siap menonjok wajah arogan temannya ini kapan saja.

Jyuto menyunggingkan senyum sombongnya. "Tidak bahkan untuk seribu tahun ke depan jika caramu dalam bertanya masih sama," katanya yang persetan dengan emosi Samatoki sekarang. Toh ia sudah terbiasa menghadapi sifat kuda dari pria albino ini.

Seketika Samatoki menarik kerah kemejanya. "Kau ingin mati sekarang, hah?!" seru Samatoki tepat di depan wajah temannya.

Bahkan kata teman itu terkesan ambigu jika mereka terus melakukan pergeludan hampir di setiap kesempatan.

"Tenanglah, Samatoki," kata teman yang satu grup dengan Jyuto dan Samatoki yang selalu cepat tanggap dalam menghentikan aksi mereka, sebelum ada yang benar-benar terluka. "Jyuto baru saja kembali dari pengadilan yang dia hadiri," tambahnya.

"Cih, aku tidak peduli." Samatoki melepas cengkeramannya dari kerah Jyuto begitu saja yang membuat Jyuto terdorong jatuh ke sofa.

Jyuto membenarkan posisi dasi, kerah, kemudian kacamatanya secara bertahap. "Memang. Toh tidak ada yang menarik." Ia menimpali ucapan Samatoki tadi.

"Huh." Samatoki mulai menyesap rokoknya yang sedari nganggur hanya karena dia yang emosi barusan. "Apakah kau yakin rencanamu akan berhasil?" tanyanya kemudian yang tak dapat dipungkiri jika dia penasaran.

"Tentu saja." Jyuto membenarkan posisi kacan tanya. "Mendapatkan secuil perhatian dari dia membuat rencanaku berjalan sempurna." tambahnya dengan rasa bangga dalam diam.

"Kau memanfaatkanya? Huh, kau tak lebih dari pria bajingan yang mempermainkan wanita," ucap Samatoki dengan nada arogan yang terkesan kesal pun tertahan.

" ... Terkadang menjaga rahasia itu butuh perjuangan yang besar," jawab Jyuto yang nampak setengah bergumam.

Seketika itu juga mata Samatoki membulat sempurna. Memancarkan amarah bak hewan buas yang siap menerkam siapa saja, termasuk kawannya sendiri seperti apa yang Samatoki lakukan pada Jyuto sekarang. Pria bersurai putih itu mencengkeram erat kerah pakaian sangat polisi licik nan kotor Yokahama. "Apa yang kau inginkan darinya, bajingan? Memeras keuntungan? Bahkan rumor yang tersebar tak hanya menarik satu perhatian! Kau tidak memikirkan beban omongan yang akan membuatnya tertekan?!" serunya kemudian tepat di depan wajah Jyuto.

"Tenanglah, Samatoki." Sementara Rio yang masih setia di sana pun buru-buru menahan pergerakan Samatoki agar tak menimbulkan kekacauan yang lebih parah.

Samatoki tak mereda. Amarahnya masih meledak-ledak. Bahkan giginya saling bergesekan. Ia menggertak tak karuan saking lamanya menahan sabar terhadap satu teman bajingan yang seolah tak memiliki belas kasih terhadap sesama, terlebih seorang wanita yang jelas-jelas tak ada sangkut pautnya terhadap masalah yang ada.

Begitu-begitu Samatoki tetap menghargai sesama yang tak bermasalah terhadap dia atau apapun yang terjadi padanya.

"Aku tidak peduli selama itu dapat menyelamatkan nyawanya," jawab Jyuto dengan penuh penekanan di setiap kata seolah menegaskan bahwa tindakannya adalah benar untuk dilakukan. Satu-satunya cara yang ia percaya. Jyuto sangat bersikukuh hanya demi satu nyawa.

Min Akazumi prioritasnya.

To Be Continued
Story By LadyIruma

❤︎𝄢 Love Rumor :: ー I. Jyuto × M. Akazumi ーTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang