Bab 2 Wanita Pemarah

15 1 0
                                    

Saat selesai minum wanita itu melihat kearah pintu dan dia melihat laki-laki di depan pintunya. Wanita itu sangat terkejut dan langsung berteriak.

"AAAA!!!" Teriak wanita itu.

Mendengar teriakan itu aku langsung terbangun.

"Kenapa?!?" Kejutku.

"Si-si-siapa kau? Jangan-jangan aku?" Kata wanita itu sambil menahan tangisnya.

"Tu-Tunggu aku bisa jelaskan." Kataku sambil berjalan mendekatinya.

Saat hampir didepannya wanita itu menyerangku.

"AAAAA JANGAN DEKAT-DEKAT!!" Teriak wanita itu sambil menendangku.

Karena tendangannya sangat kuat aku terdorong ke pintu sampai-sampai pintu itu ikut terdorong dan terlepas. Mendengar keributan itu tetangga langsung datang.

"Be-rak-hir su-dah." Kataku dengan lemas dan kemudian aku pun pingsian.

Saat aku pingsan banyak tetangga yang datang.

Saat aku pingsan aku membayangkan kalau aku sudah dipengadilan dan dijatuhi hukuman atas pelecahan.

"Tidak, tidak, aku tidak bersalah, Tidak!!" Gumamku.

Mendengar teriakan itu semua orang melihatku dan aku terbangun dari pingsanku. Saat aku terbangun aku sudah berada di ruang tamu apartemen wanita itu.

"Dimana ini?' Kataku.

"Ini diruang tamu nak." Kata seorang pria tua.

"Ha?" Kataku sambil mengingat hal yang baru saja aku alami.

"Eh tunggu, aku tidak bersalah jangan bawa aku ke kantor polisi." Kataku sambil ketakutan.

"Tenang semua kesalah pahaman sudah teratasi." Kata Bartender yang datang melihat kejadian ini.

"Ha, syukurlah."Kaku sambil menghembuskan nafas lega.

"Tapi aku tidak akan minta maaf ya, aku tidak salah,hmph." Kata wanita itu sambil memalingkan wajahnya.

"Dasar tudak tau diri, salah siapa kau memaksa meminum minuman beralkohol." Kataku dalam hati.

"Ya Syukurlah tidak ada yang masuk kedalam penjara." Kata Bartender sambil tertawa.

"Hei, ingat ini semua salahmu lo!" Kataku sambil kesal dengan ekspresinya saat ini.

"Tenang, Paman dan bibi ini yang menahannya untuk tidak melepon polisi." Kata bartender itu sambil menunjuk ke tetangga sebelahku.

"Ah tidak, ini karena kami tidak percaya kalau dia melakukan itu, dia adalah anak yang baik dan sering membantu kami." Kata Pria tua itu.

"Terima kasih paman dan bibi sudah membantuku." Kataku sambil menangis bahagia dan memeluk mereka.

"Sudah sudah." Kata wanita tua itu.

"Jadi nona bartender aku ingin bertanya satu hal." Kata ku.

"Apa itu?" Balasnya.

"Siapa namamu?" Tanyaku.

"Oh benar juga kita belum saling kenal ya, namaku Takahashi Asuka, bekerja sebagai Bartender, umur 27 Tahun, singgle." Jawabnya.

"Baiklah, Takahashi Asuka." Kataku sambil mengetik di handphone.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Asuka.

"Ha? Bukankah sudah jelas, tentu saja melaporkanmu atas dalang masalah ini." Kataku dengan santainya.

"Ha?! Sialan aku baru saja membantumu dari salah paham ini." Kata Asuka sambil mencekik leherku dari belakang.

Tetangga yang merepotkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang