1 - Olympiad

1.1K 54 2
                                    

New York, Juli 2019

"C'mon eomma, ini sudah keberapa kalinya kau membicarakan hal ini?" Ucap seorang namja tampan yang tengah berjalan sambil mengapit ponsel dengan lehernya terlihat agak kesulitan dengan bawaannya, ia tidak menyadari bahwa dirinya menjadi perhatian orang-orang sejak tadi.

"Omo! inikan baru kali keduaku memintamu pulang anakku sayang" sahut suara dalam panggilan tersebut.

"Baik....baik, ini adalah yang kedua kalinya dalam satu bulan ini kau membujukku pulang ke korea eomma" balas pria itu lagi

"Tapi nenekmu lah yang selalu meminta pada eomma agar cucu kesayangannya ini bisa segera pulang ke korea, ia selalu mengeluh merindukan cucunya yang terlalu jauh" helaan nafas yang terdengar jelas dari suara tersebut saat menjawab.

"Apa perlu kuingatkan kembali dengan janji ayah? Kalau aku bebas pulang kapanpun asalkan aku bisa tetap mendapatkan prestasi selama berada disini, dan lagi saat ini aku sedang sibuk dengan persiapan untuk lombaku eomma" jelas si namja ini sambil berjalan tergesa membenarkan tumpukan kertas bawaannya.

"Tap–"

"MARK! EVERYONE HAS WAITING FOR YOU" Terdengat teriakan seorang pria paruh baya dari ujung lobby hotel.

"Eomma kurasa kita bisa melanjutkan obrolan ini nanti, sekarang aku sudah dipanggil untuk melakukan persiapan akhir. Sampai jumpa aku menyayangimu" potongnya lalu dengan segera memutus panggilan itu.

Segera saja Mark bergegas menuju arah suara tersebut sambil mengucap syukur karena hal tersebut memberi alasan padanya tidak lagi mendengarkan bujukan ibunya itu. Tak menyadari ada orang dari arah berlawanan didepannya, hingga ia menyenggol bahu orang tersebut dan langkah keduanya pun terhenti. Segera saja ia meminta maaf dan dibalas gumaman oleh orang yang tersebut.

"It's okay" terdengat suara yang mengalun lembut dari orang tersebut yang kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Mark yang sempat terdiam pun juga segera bergegas menghampiri guru pria yang tadi sempat berteriak padanya.

Melupakan Eomma dan insiden tabrakan sebelumnya, Mark kembali sibuk dengan pemikirannya mengenai hal yang harus dia lakukan saat ini yaitu berfokus pada persiapan perlombaan matematika yang akan diikutinya, dimana hal ini sangat penting baginya agar bisa tetap tinggal di Amerika dan hidup bebas sesuai keinginannya tanpa aturan ini dan itu.

-----------------

"Na...ayolah makan dulu sebentar, perlombaannya tidak akan bubar hanya karena kau berhenti belajar sejenak" bujuk seseorang pada sesosok pemuda manis yang masih asyik bergelung dengan bukunya.

"Iya sebentar lagi aku akan makan, agak tanggung rasanya meninggalkan ini hyung" ujar si manis ini pada asistennya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku soal yang sedang dikerjakannya

"Sudah sejak 30 menit yang lalu kau mengatakan hal itu Nana"

"....."

"Na... ayolah kalau Tuan Muda Pertama mendengar kau melewatkan makan siang seperti sebelumnya, aku yang akan kena tegur lagi. Kumohon dengarkan aku sekali ini saja, Tuan Muda Kedua Na Jaemin" ucap sang asisten yang mulai frustasi karena sejak tadi tidak digubris oleh Tuan Mudanya ini.

"Astaga Yuta-hyung, sudah berapa kali kubilang berhenti memanggilku Tuan Muda"

"Kalau begitu lepaskan bukumu itu dulu, Nana"

"Baiklah aku tak suka mendengarmu ditegur lagi, ditambah aku juga tak mau mendengar ceramah panjang Jaehyun-hyung" putusnya karena tak tega pada asistennya yang sejak tadi memohon padanya.

Mi Rivalis! [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang