IV

122 23 7
                                    

Keonhee duduk berjongkok sambil memperhatikan mobil mobil mewah yang lalu lalang masuk ke Harveerd University. Dia sudah di sana semenjak fajar menyingsing, mempertimbangkan haruskah ia pergi ke sini di pagi hari untuk mengikuti upacara pembukaan. Mengingat semalam Geonhak menghampiri nya dengan sedikit kemarahan dalam nada suara, ia menyuruh Keonhee untuk hadir. Geonhak sangat menyayangkan uang yang ia keluarkan untuk memalsukan riwayat pendidikan Keonhee. Padahal di posisi ini juga Youngjo bisa saja menanggung akibat dari tingkah Keonhee.

Keonhee dengan kesadaran penuh tidak perduli. Tapi ia penasaran kenapa Geonhak mendorong nya untuk pergi sebegitunya. Mustahil demi sedikit uang yang seperti recehan di mata Dewa yang juga paling kaya seantero Olympians.

Jadi lah Keonhee yang mata panda karna tidak langsung tidur setelah menyelesaikan tugas nya mengatur tidur orang orang, tidur orang di atur tidur sendiri di abaikan. Hanya duduk dengan lesu memperhatikan sekitar. Sembari berpikir mempertimbangkan.

Dongju yang kebetulan lewat jalan itu tidak sengaja melihat nya, ia merasa iba. Terlebih pakaian Keonhee terlihat kumuh dan dekil. Padahal itu pakaian khas yang selalu ia gunakan ketika bekerja meniupkan bubuk bunga Opium untuk menidurkan manusia. Abu Abu warna nya. Dongju yang hati nya lembut pun tidak bisa tidak terenyuh dengan pemandangan semacam itu. Dongju pun dengan kebaikan hati mengeluarkan bekal makan yang ia siapkan untuk makan siang, berjalan mendekati Keonhee, kemudian menepuk pelan pundak nya. Begitu Keonhee menoleh dengan tatapan lurus nya, Dongju tersenyum ramah.

"Sedang apa disini? Mari ikut aku." Ia dengan sopan membawa Keonhee yang sedikit bingung duduk di sebuah bangku panjang di bawah pohon.

"Apa kau lapar? Ini untuk mu." Dongju menyodorkan bekal nya. Tentu saja itu langsung dimakan oleh Keonhee. Bukan apa, tapi Keonhee memang selalu memakan apa yang di sodorkan pada nya. Bukan karna dia lapar. Dia memang seperti itu. Tapi Dongju salah paham. Mengira Keonhee yang merupakan gelandangan kelaparan tidak makan berhari hari. Sungguh di luar pemikiran kita.

Setelah menghabiskan seluruh makanan Dongju, Keonhee mengembalikan kotak nya dengan perasaan yaudah sih.

Dongju yang lembut menerima itu masih sambil tersenyum. Lalu mencoba mengajak Keonhee berbicara.

"Kau sedang apa di depan gerbang tadi? Ku sarankan sebaik nya jangan disana, jika penjaga melihat kau bisa di usir dengan kasar."

"Aku bingung. Apakah aku harus kesini pagi ini atau tidak? Aku belum tidur semalaman karna menidurkan orang orang. Tapi jika aku tidak datang, kakak ku akan marah karna aku menghabiskan uang nya demi belajar disini."

Dongju diam sejenak. Berusaha menalar racauan Keonhee ke otak nya. Apa Keonhee hanya bicara ngelantur? Atau memang terjadi gangguan saraf pada otak nya? Untuk memastikan, Dongju bertanya lebih jauh.

"Kau mahasiswa disini juga?" Keonhee merespon dengan anggukan, sambil tidak menatap lawan bicara nya dan hanya menatap lurus ke depan.

Dongju sekali lagi ingin memastikan. Siapa tau ini merupakan bagian dari social experiment, mana tau Keonhee ternyata orang kaya yang menyamar?

"Tadi bukan nya kau bilang kakak mu akan marah jika kau tidak masuk hari ini? Memang nya siapa kakak mu? Siapa tau aku kenal."

"Kim Geonhak."

Dongju menepis jauh jauh pemikiran soal social experiment, orang ini memang benar gangguan saraf. Kini Dongju sudah menambah anggapan nya terhadap Keonhee, yaitu orang dengan gangguan jiwa. Tentu banyak orang orang di luaran sana yang mengaku ngaku sebagai saudara maupun keluarga dari Kim Geonhak, tapi yang ini lebih di luar nalar lagi. Seorang gelandangan pun rupa nya mengagumi jumlah uang yang di miliki Geonhak. Itu lah yang Dongju pikirkan. Dongju hanya tersenyum miris sambil meringis menunjukkan deretan gigi nya yang seputih mutiara, sambil menggaruk tengkuk kepala nya yang tidak gatal.

"Heh! Sedang apa gelandangan disini?!"

Dongju juga Keonhee menoleh, seorang gadis dengan circle nya menghampiri mereka dengan congkak. Keonhee seperti biasa menatap lurus, berbeda dengan Dongju yang langsung berdiri dengan kagum begitu melihat lambang keluarga yang di gunakan si gadis. Gadis ini berasal dari Korea sama seperti Dongju, Dongju tau dari lambang burung camar bermahkota yang di kenakan gadis ini, dia adalah konglomerat Korea generasi ketiga Moonbyul Yi. Orang yang sejak lahir menggunakan kain sutra sebagai pakaian nya. Seorang anak dan cucu pertama Black Lily Group. Distributor perhiasan yang mendunia, bahkan Geonhak bekerja sama dengan perusahaan ini.

Dongju gigit jari mengingat segudang privilege yang di miliki gadis di depan nya ini untuk menyingsing hidup gemilang. Tidak harus mengais dan membanting pikiran seperti dirinya. Dongju tidak tau harus berkata apa ketika bertemu dengan orang kaya.

Moonbyul meneliti dari atas sampai bawah, kemudian salah seorang teman nya berbisik tentang Dongju.

"Oh ternyata orang miskin." Dongju sedikit kaget dengan attitude 0 itu. Tapi ia hanya bisa mengusap dada melihat bagaimana congkak nya orang kaya. Sambil berharap cemas semua orang nanti tidak seperti Moonbyul. Mata Moonbyul kembali meneliti, kali ini Keonhee menjadi sasaran.
"Gelandangan tidak di perbolehkan masuk area universitas." Ya benar sekali. Keonhee tidak perduli dan malah melenggang pergi sendiri. Dongju cukup lega mengira Keonhee mengerti situasi nya, jika tidak Keonhee mungkin akan di injak injak oleh para manusia jahat bergelimang harta di tempat ini.

Meskipun begitu Dongju tidak pernah berpikir Geonhak adahal orang kaya jahat yang sama. Entah karna terlalu mengidolakan atau ia memang tidak pernah melihat cela dimana Geonhak menghina orang lain. Atau mungkin karna Geonhak sendiri jarang muncul di publik karna image sibuk yang ia bangun.

Melihat Dongju yang lega setelah kepergian Keonhee yang dikira gelandangan, Moonbyul merasa teracuhkan sehingga ia memikirkan sebuah ide jahil. Ia menarik dasi yang Dongju kenakan membuat Dongju kaget,

"Ini milik mu miskin?"

Dongju tau apa yang terjadi, tapi tidak menunjukkan reaksi apapun. Karna ia tau reaksi akan menjadi pemantik utama bagi Moonbyul untuk berbuat jauh. Jika Dongju merengek meminta dasi nya di kembalikan ia akan di jahili dan bisa bisa di rundung pada akhirnya. Jadi Dongju hanya mengambil cara diam sambil menunduk agar tidak dikira melawan. Namun itu tidak membuat Dongju serta merta aman dari sasaran kecongkakan Moonbyul.

"Cih, membosankan. Kau itu hanya orang miskin. Kau pikir kau siapa bersekolah disini." Moonbyul berbicara sambil mendorong kepala Dongju berkali kali dengan jari telunjuk nya. Sementara Dongju tetap bertahan dari perlakuan itu, lama lama Moonbyul pun bosan sehingga melepaskan Dongju. Bertepatan saat itu upacara pembukaan penerimaan mahasiswa baru di buka.

Dongju mengambil dasi nya yang lecek dan kotor setelah dibuang ke tanah. Dongju memastikan mereka sudah tidak tampak sejauh mata memandang baru Dongju masuk ke dalam aula. Sambil membawa kegetiran dari perlakuan Nona muda keluarga Moon. Ia bertekad akan menyelesaikan pendidikan nya tepat waktu dan melamar pekerjaan yang layak.

Di tempat Geonhak tentu nya~

Hades Untuk Persephone : Death In The Spring [One(WeUs), Mamamoo cast] ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang