l

297 31 4
                                    

Derit pintu raksasa di sebuah kastil tua di tengah hutan bergema di sambut suara angin dari pohon pohon di sekeliling nya. Seorang penjaga membuka pintu, tanpa tau siapa tamu yang datang berkunjung. Aura emas yang menyelimuti membuat si tamu ini tampak agung. Namun penjaga pintu sama sekali tidak terkesima. Tempat ini tidak untuk memperlihatkan keagungan. Dengan wajah kosong yang pucat, ia membiarkan si tamu lewat. Menerima tamu bukan lah tugas nya. Ia hanya di tugaskan untuk membuka dan menutup pintu. Si tamu pun sudah sangat mengenali tempat ini, jadi ia melenggang masuk seolah pemilik kastil telah mengizinkan nya masuk sebelum meminta izin.

Setelah berjalan beberapa saat dan menaiki tangga, di hadapan si tamu sudah terlihat dua orang yang tengah berdiri di depan sebuah ruangan. Menunggu untuk di beri perintah setiap saat.
"Di mana dia?" Tanya nya pada dua orang itu. Yang satu sangat kelam dan berbau mayat, yang satu suram hanya menatap lurus tanpa bersuara. Kedua nya saling menatap kemudian salah satu dari mereka masuk ke dalam ruangan memberi tau jika tuan mereka dibalik sana kedatangan seorang tamu.

"Tuan." Ungkap nya, berdiri agak jauh dari sebuah meja kerja yang lumayan besar, tempat di mana tuan nya bekerja. Tuan yang di balik meja mengangkat kepala nya dari beberapa dokumen yang ia baca.

"Youngjo? Kau menemukan sesuatu?"

"Belum tuan. Saya kesini untuk mengabari, tuan kedatangan seorang tamu."

"Siapa tamu itu?"

"Kim Yongsun, Ratu para Dewa." Tuan nya terdiam beberapa saat, sorot mata fokus nya berubah dingin. Sebelum sebuah keputusan terucap dari mulutnya.

"Usir dia."

Youngjo yang patuh pun membungkuk hormat kemudian kembali ke depan pintu memberitau si tamu bahwa tuan mereka menolak untuk bertemu.

"Yang mulia, tuan Geonhak tidak ingin bertemu." Lapor Youngjo.

"Sombong sekali! Aku kemari untuk membawa kabar tentang Persephone."

Begitu nama itu disebut, pintu tiba tiba terbuka. Yongsun masuk di ikuti oleh Youngjo dan juga saudara nya yang hanya menatap lurus dan terdiam membisu seperti manekin, Keonhee. Mereka berdua ini juga penasaran kabar apa yang Yongsun bawa soal ibu angkat mereka, tidak ingin melewatkan satu pun hal yang bisa menjadi petunjuk pencarian, sebelum meminta izin Geonhak mereka nekat masuk tanpa izin dan mencuri dengar dengan lancang. Mereka pun tidak ingin mengganggu jalan nya pembicaraan sehingga mereka menepi ke sudut ruangan yang gelap dan menyamarkan keberadaan mereka. Tetap saja lancang jika mendengar pembicaraan orang lain tanpa izin. Tapi seperti nya Geonhak tidak perduli akan kelancangan kedua anak angkat nya itu dan lebih memilih untuk mendengar kabar yang di bawa Kim Yongsun. Sebuah kabar penting yang melepaskan ketegangan di leher Geonhak yang mengikat selama 300 tahun hidup sebagai manusia setengah Dewa.

"Apa kau menikmati menjadi Demigod?" Yongsun sengaja berkeliling sejenak di ruangan itu untuk membuat buat sensasi. Geonhak yang malas menanggapi membiarkan saja apapun yang di lakukan saudari sekaligus ipar nya itu. Tapi mata nya tak lepas melotot agar Yongsun berhenti membuang waktu dengan membuka suara soal kabar yang ia bawa.

"Kehilangan Dewi musim semi merenggut pita suara mu?" Yongsun kira ia akan membuka kabar nya dengan sedikit basa basi tanpa arti. Melihat Geonhak sama sekali tidak menjawab pertanyaan pertama, Yongsun sakit hati dan semakin membuat buat dengan sengaja menyebut hal utama yang akan ia kabarkan.

"Ketahuilah Yongsun. Aku tidak memukuli perempuan." Geonhak sangat amat berusaha bersabar, saking berusaha nya dokumen penting yang ia baca terbakar karna percikan kekuatan nya yang agak meningkat oleh gejolak amarah.

"Yah, beberapa hal juga terjadi pada ku. Ku rasa kita dapat bekerja sama."

"Jika kau tidak punya informasi apapun, pergi dan bawa omong kosong mu dari hadapan ku Kim Yongsun."

Hades Untuk Persephone : Death In The Spring [One(WeUs), Mamamoo cast] ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang