Di negeri antah berantah, di mana semua warganya tidak bisa mati karena ajal penduduk negeri itu tidak tercatat dalam buku kematian, berhasil menjadi topik hangat para dewa bersama Raja Langit. Penduduk terus bertambah, tetapi tidak ada yang mati, dan menyebabkan para manusia abadi itu membuka banyak lahan, mengancam kehidupan lain hingga mengganggu hukum alam yang telah tercatat dengan rapi.
Beratus-ratus tahun mereka hanya berdiskusi akan hal itu, tetapi selalu mendapat jalan buntu. Hingga suatu hari, Dewa Penjaga Neraka, mengusulkan sebuah ide yang dapat mengatasi masalah itu. Maka diciptakanlah seorang manusia untuk menjadi perantara.
Sementara di negeri tersebut, ada sebuah keluarga kaya dari marga Lin. Keluarga itu cukup berpengaruh. Namun, seperti ada yang kurang. Siang dan malam, keluarga itu meminta pada dewa untuk memberikan seorang putri.
Dewa pun mengabulkannya. Di tahun ini, keluarga Lin dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Lin Mai. Begitu bahagia keluarga Lin. Mai putri satu-satunya dari pasangan Lin Ji dan Sung Mi setelah mereka dikaruniai enam putra yang tampan lagi rupawan.
Sebagai putri satu-satunya dari keluarga itu, Mai mendapat perlakuan bak seorang putri raja. Disayang dan dianja-anja. Tiada satu pun kemauannya yang tak tercapai. Bahkan bertaruh nyawa pun, para pelayan raja selalu siap. Hingga dewasa, Mai tumbuh menjadi gadis yang keras kepala dan tidak mandiri.
Meskipun begitu, dari keluarganya, Mai tetap putri kesayangan yang selalu dibanggakan oleh Lin Ji. Apa lagi yang kurang? Gadis itu pun dewasanya begitu cantik … cantik layaknya seorang dewi hingga mengundang rasa iri di hati wanita-wanita lain. Tertutup semua keburukan sifatnya dengan kecantikan itu.
Hari-hari Mai habis dengan jalan-jalan ke pasar, berbelanja, bermain di taman, dan menonton opera. Semua keperluannya diurus para pelayan pribadi. Hanya tinggal menyebut apa yang ia mau, pasti akan segera datang.
"Ayah, aku ingin baju dari kulit harimau yang telah dibakar api dewa. Bolehkah Ayah memberikannya? Katanya, baju itu kebal terhadap senjata," terang Mai pada suatu waktu mengutarakan keinginannya.
"Oh, tentu putriku. Ini demi keamananmu," jawab Lin Ji tanpa rasa ada beban. "Pengawal, kalian dengar apa yang dikatakan putriku? Dapatkan apa yang ia inginkan!" titah Lin Ji yang sontak membuat para pengawal saling pandang.
Kulit harimau yang telah dibakar oleh api dewa, bagi mereka itu hal mustahil. Manusia dan dewa. Adakah hal itu bisa mereka dapat? Bergetar bibir para pengawal. Ingin menyanggah, tetapi ini perintah tuan putri yang jelita.
"Panggillah Lan Jan. Dia kesatria hebat negeri kita," lanjut Tuan Besar itu.
"Baik, Tuan!" jawab mereka serentak.
Hari itu, bergegaslah para pengawal bersama Lan Jan, seorang kesatria hebat yang katanya adalah titisan dewa. Kesaktian dan kekuatannya sudah bisa menandingi para dewa langit.
"Kakak, Mai ingin kupu-kupu itu selalu menamani dan menjadi temanku selamanya. Buatlah mereka menetap tanpa pergi lagi," kata Mai pada keenam kakaknya saat sedang duduk menemaninya.
Apa yang tidak untuk adik tercinta? Selesai berkata, keenam bersaudara itu segera bergegas, mencari kupu-kupu untuk dijadikan teman sang adik tersayang. Dalam waktu singkat, apa yang ia inginkan ada di depan mata.
Gembira hati Mai. Tidak ada masalah yang berani mendekatinya. Jika pun berani, masalah itu akan ditepis oleh keluarga dan orang-orang yang mencintainya.
"Kakak, aku ingin bisa bermain seruling, bernyanyi bersama para kupu-kupu yang cantik ini," pinta Mai yang tersenyum gembira saat bermain dengan kupu-kupu.
Kurang waktu satu jam, sebuah seruling ajaib ada di tangan Mai. Kali ini, bukan para kakak yang memberi, tetapi A Fai, seorang pemuda tampan lagi kaya raya dari keluarga terpandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sio Panga
FantasySio Panga, sembilan cabang dari satu induk cabang. Buku ini berisi cerpen-cerpen dari seorang penulis bernama Na, panggil saja begitu. Selami sembilan cabang dalam kelapa. Tidak ada yang harus putus asa dan menyerah terhadap kehidupan. Terlebih men...