五.

96 15 28
                                    

(n). harsh word

.

.

.

.

.

"DEO!!!!"

Mereka semua berteriak, rasa terkejut, sedih, dan marah bercampur aduk saat melihat tubuh Deo— salah satu teman mereka tergantung dengan kondisi mengenaskan, terutama bagi Eja yang lemas seketika.

"K-Kenapa? Kenapa Deo bisa kayak gitu?" Kenzo yang syok, masih dengan berpegangan pada lengan Raka memberanikan diri untuk bertanya.

Tidak ada yang menjawab, bahkan Alam sekalipun masih terisak yang membuat emosi Eja memuncak. Pemuda itu langsung berdiri, mengusap kasar air matanya dan hampir saja melayangkan tinjunya kepada Alam sebelum Gavin tiba-tiba menahannya.

"LU NGAPAIN TAHAN TANGAN GUA SETAN?!!" Eja yang emosi menatap penuh amarah pada Gavin yang memasang ekspresi datar.

"Emangnya dengan lu marah, ngamuk, terus nonjokin Alam sampe mati, Deo bakal balik?" Tanya Gavin, terdengar begitu datar nadanya namun sanggup membuat amarah Eja kian memuncak.

"KALO GITU LU AJA SINI YANG GANTIIN ALAM BAN—"

"UDAH BAJINGAN!!!"

Nandra dengan matanya yang memerah —akibat menangis karena kepergian Deo pun melerai Eja dan Gavin, rasa sedihnya langsung terganti dengan amarah ketika melihat dua teman dekatnya malah hampir saling menyakiti disaat salah satu dari mereka telah pergi.

"Nan—" Baru saja Zaky ingin menghampiri Nandra, Ezra lebih dulu menepuk pundaknya, memberikan isyarat untuk tetap diam sampai Nandra kembali bersuara.

"Lo berdua punya otak gak sih? HAH?!! Teman kita, Deo, baru aja pergi dan lo berdua malah mau berantem?! MIKIR DONG GOBLOK!!! Terutama lo, Eja. Gavin bener, gak ada gunanya juga mau lo ngamuk gimana sama Alam, semuanya udah kejadian!! Gue juga ga terima Deo pergi begini, tapi disisi lain gue juga mikir, ini ga sepenuhnya salah Alam. Kenapa? Karena sebagian dari kita juga setuju buat mainin nih game sesad jing!" Ucap Nandra yang sanggup membuat Eja menarik tangannya dari cengkeraman Gavin, lalu terduduk lemas.

Jujur, pemuda itu masih tidak percaya dengan kepergian Deo yang sangat tidak masuk akal dan mengenaskan seperti itu.

"Lam, ini sebenernya kenapa jing? Kita belom mulai game-nya, tapi kenapa udah ada yang jadi korban!?" Kelvin yang sedari tadi hanya bisa terdiam merasakan sesak di dadanya pun menghampiri Alam yang masih terisak.

Alam menoleh, mendapati Kelvin yang menatapnya membuat perasaan bersalah semakin menyeruak dalam dadanya, "Maaf... Maaf Vin, maaf semuanya..."

"Maksud lo, Lam? Kenapa lo minta maaf??" Tanya Sastra yang tengah mengusap pundak Nandra guna menenangkannya.

Alam menghentikan isakannya, ia berusaha berdiri dibantu oleh Kelvin, "Maaf, karena, gua, gua udah ngirim kalian semua termaksud gua buat mati..." Jawabnya, membuat mereka semua terkejut tak terkecuali Kenzo yang tadinya paling yakin untuk bisa mengalahkan The Goat.

"Hah? M-Maksud lo Lam?" Lian yang sedari tadi menahan tangisnya sambil memeluk erat lengan Rigel pun bertanya.

Alam mengigit bibirnya kuat, "Gua—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KILL OR KILLED || warpi projectsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang