Bismillahirrahmanirrahim.
Hari ini merupakan hari dimana Kila menginjakkan kakinya di SMA impiannya. Yang lebih mengesankan yaitu Kila bisa memasuki sekolah itu dengan beasiswa penuh.
Ternyata benar usaha tidak akan mengkhianati hasil, tidak sia-sia dulu dia belajar dengan giat. Sekolah itu merupakan sekolah impiannya sejak dulu. Bahkan, dia berfikir mungkin itu hanya akan jadi angan-angannya saja bisa bersekolah di sana. Tapi saat pendaftaran dia mencoba mendaftar di sana dengan jalur beasiswa.
Tanpa disangka-sangka ternyata dia bisa diterima di sekolah itu. Bahkan Kila sempat mengira bahwa dia sedang bermimpi saat itu. Kila tidak menyangka dia yang bukan siapa-siapa bahkan anak yang tinggal di panti asuhan sejak masih bayi. Bisa diterima di sekolah yang diisi oleh anak-anak orang kaya.
Syakila Khansa atau biasa disapa Kila, merupakan anak yang tinggal di panti asuhan. Umi yaitu ibu panti yang sudah dianggap seperti ibu kandung oleh Kila bercerita bahwasannya dulu Kila ditemukan di depan masjid yang ada di dekat panti.
Pada saat itu, kebetulan Uminya akan pergi ke masjid. Umi yang menemukan bayi yang mungkin masih berumur 2 bulan itu langsung membawa anak itu ke rumahnya.
Saat itu umi langsung memberi tahu suaminya jika dia menemukan bayi. Saat itu umi langsung memutuskan untuk merawat anak perempuan itu dipanti asuhan.
Sampai sekarang pun Kila masih tinggal disana tapi untuk saat ini, Pertama kalinya Kila jauh dari rumahnya,jauh dari uminya. Demi pendidikan yang selama ini dia impikan.
Kila tidak tau apakah orang tuanya masih hidup atau sudah meninggal. Kila juga tidak pernah menyesal atau mengeluh karena dia tidak bisa tinggal bersama orang tua kandungnya. Justru Kila malah bersyukur bisa dipertemukan dengan seorang perempuan sebaik umi yang merupakan sosok ibu yang sangat baik kepadanya dan juga adik-adiknya.
Juga laki-laki sebaik abinya yang tidak pernah membedakan mana anak kandung dan yang bukan. Kila justru sangat bersyukur bisa dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang sebaik mereka.
Dulu kila sangat ingat sekali bahwa dia sering menangis karena ingin bertemu dengan orang tua kandungnya. Tapi dengan sabar umi dan Abi nya memberikan pengertian kepada Kila.
Dan sekarang pun kila sudah ikhlas dengan semua takdirnya. Dia tidak pernah menyesal dia juga tidak pernah menyalahkan Allah tentang jalan hidupnya yang mungkin tidak seindah teman-temannya.
Kila sempat ingin tidak meneruskan beasiswanya di SMA Pelita yang merupakan sekolah impiannya, Karena dia tidak ingin jauh dari umi Abi dan anak-anak di panti. Karena memang jarak antara panti dengan sma-nya yang sekarang sangatlah jauh yang mengharuskannya untuk kos sendiri.
Dan sekarang disinilah Kila berada didepan pintu kelas yang akan ditempatinya selama satu tahun kedepan. Hari ini merupakan hari pertama Kila masuk sekolah setelah selama 4 hari dia mengikuti MOS.
Kila langsung masuk kedalam kelas, dan sekarang keadaan kelas yang masih sepi. Mungkin ada beberapa orang didalam kelas ini.
Tak berselang lama datanglah beberapa siswa-siswi yang belum dikenalnya.Kila mengambil tempat duduk di paling depan yang dekat dengan jendela yang menghadap langsung ke arah lapangan olahraga.
Saking asiknya sampai-sampai Kila tidak menyadari jika sudah banyak teman-temannya yang datang.
"Permisi gue boleh duduk disamping lo nggak?"
Kila yang mendengar jika ada yang mengajaknya bicara langsung menoleh ke sebelah kanan dan didapatinya seorang anak perempuan yang seusia nya.
Kila yang tidak ingin dianggap sombong pun langsung tersenyum kearah anak perempuan tersebut. "Iya boleh kok, lagian aku juga belum ada temennya."
Begitu dipersilahkan anak itu langsung duduk di samping kila.
"Kenalin nama gue Anindira Alzan panggil aja Dira." Sambil mengulurkan tangannya kepada Kila. Yang langsung dibalas oleh kila dengan senang hati.
"Kalo aku syakila Khansa panggil aja Kila."
Setelah itu mereka pun kembali menarik tangannya masing-masing.
"Oke sekarang kita temenan."
Kila merasa senang akhirnya dia bisa mendapatkan teman. Dia tadi sempat takut jika tidak ada yang mau berteman dengan karena dilihat dari status mereka yang merupakan anaknya orang kaya.
Juga di dalam kelas pun yang memakai jilbab hanya kila seorang. Tapi ternyata dugaannya salah, ada perempuan yang mau mengajaknya berkenalan terlebih dulu.
"Tadi sempet takut kalo gak ada yang mau temenan sama aku."
"Kenapa lo bisa mikir kayak gitu, Kila?" Tanya Dira penasaran.
"Secara kan murid-murid yang sekolah disini itu anaknya
orang kaya sedangkan aku sekolah disini karena beasiswa, jadi aku
takut kalau yaaa kamu tau sendiri lah!."Dira yang mendengar alasan Kila pun langsung tertawa "Lo tenang aja Kila murid-murid di kelas kita ini anak baik-baik."
"Ntar kalo ada yang macam-macam sama Lo, langsung bilang aja sama gue, biar gue adepin itu anak."
"Gak usah Dira, kalo misal ada anak yang mau bully, aku bisa kok adepin mereka."
"Katanya temen?"
"Iya kita emang temenan tapi aku gak mau ngrepotin kamu," Ucap Kila.
Jika Kila lihat-lihat anak dikelas ini kelihatannya memang baik-baik terbukti dari cara mereka memandang kila yang biasa saja tidak dengan pandangan yang sinis.
Di kelas ini hanya kila seorang yang memakai hijab. Termasuk Dira pun juga tidak memakai hijab, ingin sekali dia bertanya apakah Dira itu muslim atau tidak. Tapi kila urungkan niatnya karena takut dianggap tidak sopan.
Akhirnya bel pelajaran jam pertama pun dimulai, dari sinilah awal mula kehidupan Kila di SMA yang sangat ingin dia impikan dulu dan sekarang dia merasa sedang bermimpi bisa
berada di sekolah ini bahkan menjadi salah satu bagian dari murid
SMA Pelita.SMA bertaraf internasional yang hanya anak-anak dari orang
kalangan atas lah yang bisa sekolah di sini dan seperti murid-murid
beasiswa yang beruntung.🍁🍁🍁
Sudah genap seminggu Kila sekolah disini, semua bayang-bayang buruk tentang sekolah ini sirna sudah dengan realita yang dihadapi sekarang.
Ternyata benar apa yang dikatakan Dira waktu itu, bahwa murid di kelas ini memang baik-baik. Tapi, jika sudah di luar kelas ada beberapa anak-anak yang memandang Kila dengan sinis.
Di SMA memang banyak murid yang tidak memakai hijab meskipun mereka beragama Islam. Demikian juga dengan Dira tapi Kila tidak ingin bertanya kenapa alasannya. Sebab takut dianggap tidak sopan.
Saat ini kelas Kila sedang jamkos hal itu digunakan oleh para murid untuk menggosip, ada yang bermain game dan ada yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru piket.
Kila baru saja menyelesaikan tugas itu, saat ini dia sedang melihat pemandangan dari jendela, yang mengarah langsung ke lapangan olahraga.
Kelasnya tepat berada dilantai dua jadi lebih memudahkannya untuk melihat pemandangan. Saat sedang asyik melihat kakak kelasnya yang sedang berolahraga.
Tiba-tiba teman perempuan di kelasnya pada histeris, dan langsung melihat ke arah jendela. Kila yang penasaran langsung kembali melihat ke arah jendela.
Tandain typo nya yaaa
Jangan lupa Vote dan coment 🌼✨
See you next partRevisi 16-4-2022🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
True Obsession
Teen Fiction"Killa." "Kenapa?" Dengan sekali tarikan nafas, "Ajarin gue biar gue bisa lebih mengenal Tuhanku, Allah." Kila yang masih marah dan tak mau menatap Adelard, langsung menatap pemuda itu. Tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Adelard. Adela...