Bismillahirrahmanirrahim.
Happy reading:)
Saat sedang asyik melihat salah satu kelas kakak kelasnya yang sedang berolahraga. Tiba-tiba teman perempuan di kelasnya pada histeris. Dan langsung melihat ke arah jendela.
"Gila itu kak Adelard kan."
"Iya cuy itu kak Adelard."
"Sumpah ganteng banget."
"Iya woi lebih ganteng dari fotonya."
"Demi apa akhirnya gue bisa liat kak Delard secara langsung."
Kila jadi bingung sendiri siapa yang dimaksud oleh teman-temannya itu. Yang sampai membuat mereka pada heboh sendiri.
"Lo pasti binggung kan?" Tanya Dira pada kila.
"Yang mereka sebutin itu siapa sih Ra, kok nyampe heboh kayak cacing kepanasan gitu."
Kila sendiri pun juga heran kenapa teman-temannya pada heboh seheboh hebohnya kayak gitu padahal menurutnya kakak kelas mereka itu biasa saja. Dan yang disebut Adelard itu dia juga tidak tahu yang mana orangnya.
"Sini gue jelasin, gini nih kalo orang cuek pas temennya lagi ghibah. Jadi kudet kan?"
"La trus masa aku juga ikutan ghibah, ya meskipun kadang aku juga kepo sih." Cengirnya.
"Lo jadi beneran enggak tahu siapa kak Adelard yang mereka sebut itu."
Sambil menunjuk teman-temannya yang masih heboh bahkan ada yang memfoto kakak kelas itu. Kila hanya menggeleng sebagai jawaban karena dia memang tidak tahu siapa Adelard itu.
Dira langsung menunjuk siapa Adelard itu, yang ternyata salah satu murid yang sedang berolahraga di lapangan tadi.
"Itu Lo lihat kan kakak kelas yang paling tinggi, kulitnya putih, hidungnya mancung, tatapannya tajem. Dia juga irit omong, terus di sebelah kanan dan kirinya ada cowok-cowok yang juga tak kalah tampan." Kila langsung menemukan orang yang ditunjuk Dira itu.
"Dia namanya Adelard sering dipanggil Delard. Kakak kelas kita dia kelas sebelas. Ruang kelasnya di gedung sebelah kita." Dengan menunjukan salah satu gedung seberang yang tidak terlalu jauh dari gedungnya saat ini.
"Dia sangat disegani di sekolah ini. Lo tau karena apa?"
"Emang karena apa?"
"Karena dia anak donatur utama di sekolah ini, termasuk beasiswa yang Lo dapet itu juga dari ayahnya kak Adelard itu."
"Yang bener kamu." Kila cukup terkejut karena setahunya donatur yang memberikan beasiswa itu memang orang kaya dan juga baik.
"Iya lah ngapain gue bohong."
"Yaudah lah biarin aja, lagian aku juga gak ganggu kak Adelard itu." Ucap Kila.
"Tapi Lo harus tetep hati-hati kil." lanjut Dira.
"Iya Dira aku juga gak mau kok berurusan sama kak Adelard itu,lagian aku sekolah disini mau fokus supaya bisa lulus dengan nilai yang bagus dan bisa dapet beasiswa lagi." Ucapnya semangat.
Dira langsung tersenyum, dia merasa senang memiliki teman sebaik Kila. Meskipun dia baru kenal, tapi Dira merasa bahwa Kila anak yang baik.
"Eh tapi Lo tau gak kil kalo kak Adelard itu orangnya cuek. Dia juga pentolan disekolah ini gak ada yang berani gangguin dia dan temen-temennya. Baik kakak kelas dan adik kelas juga gak ada berani yang gangguin dia bahkan guru sekalipun." Ucap Dira panjang kali lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Obsession
Teen Fiction"Killa." "Kenapa?" Dengan sekali tarikan nafas, "Ajarin gue biar gue bisa lebih mengenal Tuhanku, Allah." Kila yang masih marah dan tak mau menatap Adelard, langsung menatap pemuda itu. Tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Adelard. Adela...