Bismillahirrahmanirrahim.
Happy reading:)Seperti biasa saat istirahat Kila selalu menyempatkan waktunya untuk melaksanakan salat duha begitu pula dengan Dira. Semenjak kejadian kemarin Dira menjadi sadar bahwa salat itu penting bahkan sangat penting. Yang awalnya dia menyepelekan salat. Salat ketika disuruh dan ketika waktu ada temannya saja.
Sekarang Dira mencoba untuk melaksanakan salat lima waktu itu dengan tertib. Dan tadi dia ikut Kila untuk salat dhuha. Begitu mendengar Dira ingin ikut juga Kila sangat senang. Ketika Dira bingung, Kila berusaha menjelaskan dengan cara yang baik dan bahasa yang sopan agar tidak menyinggung perasaan Dira.
Dira pun sama senangnya dengan kila. Dia merasa kila sangat meng supportnya untuk lebih belajar memperdalam Islam. Hal yang lebih Dira senangi cara kila memberitahunya dengan bahasa yang baik bukan seperti orang yang mau menggurui atau merasa sok benar.
Mereka sudah selesai melaksanakan salat Dhuha dan sekarang mereka akan kembali ke kelas. Kila dan Dira berjalan di lorong-lorong kelas Yang banyak orang berlalu-lalang. Mereka berjalan sambil bertukar cerita bahkan sampai asyiknya mereka tidak sadar jika dibelakang mereka ada orang.
Kila yang menyadari bahwa banyak murid terutama perempuan yang langsung berhenti berjalan dan melihat ke arahnya. Bukan kearahnya tapi lebih tepatnya ke belakangnya.
Sedangkan Dira masih saja asyik berbicara.Langsung saja Kila berhenti mendadak membuat orang yang ada di belakangnya langsung menabraknya.
Kila yang tidak seimbang ketika ditabrak pun langsung terjatuh meskipun tidak terlalu sakit tapi cukup membuatnya malu apalagi di depan banyak orang.
"Sorry gue gak sengaja tadi, lo gak papa kan?" Kila yang melihat ada uluran tangan didepannya langsung berdiri tanpa menyambut uluran tersebut.
"Iya gak papa kak, aku juga gak luka kok." Meskipun malunya sudah pasti.
Dari yang Kila lihat mungkin pemuda itu kakak kelasnya. Dan Kila juga baru kali ini melihat kakak kelas itu.
Laki-laki itu nampak melihat Kila dari atas sampai bawah dan memang tidak ada yang terluka. "Kalau gitu gue permisi dulu ya dek. Sekali lagi gue minta maaf sama kejadian tadi."
"Iya kak santai aja."
Tanpa berlama-lama laki-laki tersebut langsung pergi meninggalkan Kila dan Dira yang sedang terbengong.
"Kil itu tadi beneran?" tanya Dira dengan wajah syok.
Kila menaikkan sebelah alisnya, "Ya benerlah, ini aku malunya juga beneran." sungutnya.
"Kil Lo tau itu tadi siapa?" Senyum Dira semakin mengembang. Bahkan Sekarang sudah banyak yang melihat kearah mereka.
Para gadis di sana banyak yang menatap Kila dengan pandangan iri. Kila merasa heran apa salahnya bahkan saat dia terjatuh tidak ada yang menertawakannya semuanya terfokus pada pemuda tadi.
"Ra kita bahas dikelas aja, disini banyak yang liatin." Begitu tersadar Dira langsung melihat ke sekitarnya. Ternyata benar banyak yang sedang melihat kearah mereka meskipun tidak semua.
"Baru nyadar kan kamu?" Cibirnya yang dibalas cengiran oleh Dira. "Kenapa Lo gak bilang dari tadi".
Tanpa menjawab Kila langsung pergi mendahului Dira. Sedangkan Dira yang ditinggal langsung berlari menyusul.
Tak lama mungkin hanya sekitar 1 menit mereka sudah sampai di kelas. Kila langsung berjalan kearah bangkunya tak lupa sebelum masuk ke kelas tadi dia mengucapkan salam meskipun di kelas tidak ada orang.
Tak lama dari itu Dira sampai dengan nafas yang terengah-engah.
Huhhh...
Huhhh...
Huhhh...
Karena tak tega melihat temannya yang kelelahan Kila memberikan air yang di bawahnya. Tanpa berlama-lama Dira langsung menyahut air itu dan meneguknya hingga setengah.
"Alhamdulillah." ucap Kila mengingatkan.
"Oiya hehehe... Alhamdulillah terimakasih ya Allah atas pemberian air yang sangat menyegarkan." Kila hanya bisa tersenyum geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd temannya.
Ini yang Kila suka dari Dira meskipun mereka baru kenal tetapi Kila merasa sangat cepat akrab dengan Dira. Ketika diingatkan tentang kebaikan pun Dira juga tidak pernah marah-marah apalagi mengatakan bahwa Kila sok benar atau sok suci. Tapi justru respon Dira sangat positif dan seperti ingin tahu lagi dan lagi.
"Yaudah kamu tadi mau ngomong apa Ra." tanya Kila penasaran. "Aku jadi penasaran emangnya apa yang buat kamu melongo kaya tadi untung nggak ada lalat yang masuk".
Kila berusaha menahan tawa melihat muka Dira yang cemberut "Enak aja muka cantik gini mana ada lalat yang mau deket".
"Yaudah apaan yang mau kamu omongin tadi?" Sebenarnya Kila tidak terlalu kepo tapi jika dilihat dari respon Dira dan juga orang-orang yang ada di lorong tadi Kila jadi penasaran apa alasan mereka sampai terbengong-bengong seperti tadi.
"Lo beneran gak tau?" tanyanya setelah memasukkan mukena kedalam tas. Yang dibalas gelengan kepala.
"Namanya Rayhan dia seorang ketua osis, yang gantengnya kebangetan. Sikapnya sebelas dua belas kaya kak Adelard sama-sama cuek dan dingin tapi kalau kak Adelard lebih ke suka ngelanggar peraturan sekolah. Sedangkan kak Rayhan dia sangat tegas dan disiplin. Kalau bisa jangan nyampe kita buat masalah sama kak Reyhan, soalnya dia kalau ngasih hukuman itu nggak kira-kira," ujar Dira yang disamakan oleh Kila.
Kila heran kenapa dira sangat tahu tentang kakak kelasnya termasuk tentang Adelard dan Rayhan. "Kamu kok ngerti banget sih Ra?" tanyanya heran.
Dira sepertinya sangat berbakat kalau menjadi stalker sampai informasi sedetail apapun dia juga tahu.
"Gue kan dulu satu SMP sama mereka jadi mau nggak mau gue harus tahu tentang informasi mereka. Gimana gue nggak tahu coba, orang teman-teman sekelas aja pada bicarain mereka."
Sebegitu terkenalnya kah mereka sampai teman-teman Dira membicarakannya. Sampai sekarang pun Kila juga tidak mengetahui bagaimana rupa Adelard itu. Sebenarnya Kila juga tidak ingin tahu.
"Yaudah gak usah bahas kak Rayhan sama kak Adelard lagi. Lagian aku juga mau fokus sekolah." Timpal Kila.
"Iya, Lo bener kil. Jangan sampai kita berurusan sama mereka berdua ntar ujungnya ribet deh. Mereka itu sama-sama anaknya orang penting."
Tanpa disuruh pun Kila juga tidak mau berurusan dengan mereka. Kila tahu jika sampai dia berurusan dengan salah satu diantara mereka atau bahkan keduanya maka urusannya akan panjang. Dia juga sadar diri bahwa dia hanyalah murid beasiswa yang mengandalkan dari seorang donatur.
***🍁🍁🍁***
Tanpa terasa sekarang sudah waktunya pulang. Hanya beberapa orang yang masih berada di kelas karena memang sebelum pulang Kila piket terlebih dahulu. Termasuk Dira yang sudah pulang lebih dulu.
Sebenarnya tadi dia memaksa untuk ikut membantu Kila piket. Tapi Kila merasa tidak enak dan menyuruh Dira untuk pulang lebih awal jadi mau tidak mau akhirnya dia pulang terlebih dahulu.
Dan sekarang disinilah Kila berada berjalan melewati lorong kelas 11. Di lorong ini masih banyak kakak kelasnya yang belum pulang. Setiap berpapasan dengan mereka, Kila selalu usahakan untuk menyapa atau paling tidak tersenyum.
Nampak di ujung depan sana ada seorang pemuda yang duduk di kursi yang ada depan kelas. Tak ingin berfikir negatif yang berujung suudzon tapi kila merasa bahwa laki-laki itu tadi melihatnya dari ekor mata.
Kila harus menghindarinya. Tanpa berlama-lama Kila segera mempercepat langkahnya agar bisa melewati laki-laki itu.
Entah kenapa Kila merasa jika pemuda itu seperti sedang menunggunya. Dan terbukti ketika dia berjalan mendekat akan melewati, pemuda itu langsung berdiri menghadang Kila.
Jangan lupa untuk vote dan komen ✨✨
Kasih tau kalo ada yang typo ya guys...
See you next part...
Papayyyy💫Revisi 21-04-2022🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
True Obsession
Teen Fiction"Killa." "Kenapa?" Dengan sekali tarikan nafas, "Ajarin gue biar gue bisa lebih mengenal Tuhanku, Allah." Kila yang masih marah dan tak mau menatap Adelard, langsung menatap pemuda itu. Tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Adelard. Adela...