Kembali bertemu

2 0 0
                                    

Matahari menembus kaca jendela seorang gadis yang masih terlelap  dalam mimpi indahnya sampai tak terusik sedikit pun.

"Ayra bangun!" panggil Mela berusaha membangun putrinya yang sudah ia tebak masih tertidur

"Ayra!"

"Ayra!"

Berulang kali Mela mencoba membangunkan putri semata wayangnya yang sangat sulit jika dibangunkan.

"Ayra bangun, kamu udah ke siang sayang," alibi Mela agar putrinya terbangun.

Ayra yang mendengar ucapan sang ibu terkejut dan dengan paksa membuka matanya yang masih terpejam, ia lupa jika hari ini ada pelajaran guru killer dan ia lupa belum mengerjakan tugas rumahnya.

Brug,

Karna terburu-buru Ayra tidak melihat kakinya yang masih terlilit selimut tebal yang mengakibatkan pagi-pagi buta harus mencium dinginnya ubin.

"Sayang kamu gak apa?" tanya Mela saat mendengar suara gaduh didalam.

"Gak apa-apa Bu, Aya mandi dulu!" teriaknya yang langsung menyambar handuk dan masuk kedalam toilet.

*********

Seorang gadis yang mengenakan jilbab putih lengkap dengan seragam sekolah tengah duduk tenang dihalte. Wajah gadis itu terlihat murung sekali, terlihat jelas lingkaran hitam yang berada dibawah matanya.

Gadis itu hanya diam menatap lurus ke depan. Menunggu angkutan yang akan membawanya ke sekolah hari ini.

"Neng mau naik?" tawar si supir angkut yang diangguki kecil oleh gadis yang masih enggan mengeluarkan suaranya sedikit pun.

Ayra naik kedalam angkut dan duduk didalamnya. Namun tiba-tiba handphonenya berdiring tanda ada yang menelpon.

"Hallo," sapa Ayra.

"........"

"Gue lagi diangkut, lo masuk duluan aja," ucap Ayra.

".........."

"Pr gue udah selesai," sahutnya.

Dan setelah itu Ayra mematikan panggilan dan memasukkan handphonenya kedalam saku seragamnya.

********

Sesampainya di ruang kelasnya yang sudah ramai, Ayra segera masuk kedalam dan melihat dua sahabatnya yang sedang asik bercengkrama dengan siswa lainnya.

"Ngobrol mulu, pr udah dikerjain belum?" tegur Ayra sambil menepuk pundak sang sahabat yang tidak menyadari kedatangannya.

"Kapan datang Ya?" tanya Adinata lelaki yang memiliki kulit putih bersih, hidung mancung, bibirnya yang tidak tebal dan tidak tipis membuat dirinya banyak dikagumi kaum hawa terkecuali Ayra yang notabenenya sahabat baik Nata.

"Barusan," jawab Ayra yang langsung ikut bergabung dengan kedua sahabatnya yang sedang membicarakan hal-hal konyol dengan teman lainnya.

"Lo naik apa Ay?" tanya Rezvan sahabat Ayra juga nama lengkapnya Rezvan Arka Prasetyo lelaki ini sangat manis kulitnya sangat berbanding terbalik dengan Nata, kulit Rezvan sama seperti Ayra sawo matang, Rezvan tak kalah tampan dari Nata Rezvan memiliki gingsul disebelah kiri yang sangat menarik perhatian para gadis..

"Naik angkut," jawab Ayra sembari menyesap minuman kaleng didepannya.

"Owh," sahut Rezvan yang diangguki Ayra.

"Pr gue belum selesai Ay, gue liat punya lo yah," pinta Adinata dengan memasang wajah memelas.

"Yeh dasar, udah sana kerjain keburu Pak Zero datang, abis lo nanti." kata Ayra menakut-nakuti sahabatnya.

"Gue juga liat yah Ay," kali ini si manja Rezvan yang meminta contekan juga.

Ayra mengangguk pasrah, ia tidak bisa menolak jika yang meminta kedua sahabat lacnatnya.

**********

Jam pelajaran sudah dimulai dari setengah jam yang lalu, dengan guru killer dihadapan mereka membuat waktu terasa cukup lama sekali.

Namun tiba-tiba pintu kelas diketuk dari luar yah gak mungkinkan diketuk dari dalam.

Tok,

Tok,

"Masuk," kata Pak Zero guru matematika terkiller.

Pintu terbuka dan menampakkan seorang lelaki paruh baya yang merupakan guru BK yang sangat digemari ke-tiga siswa yang duduk didalam kelas IPS 2.

"Pak Tono mau ngapain kesini Nat?" tanya Ayra yang tidak biasanya guru itu masuk kedalam kelas kecuali ada siswa bermasalah.

"Mau jemput lo kali Ay," bisik Rezvan yang duduk dibelakangnya.

"Lah gue kagak bikin ulah ko, buktinya gue nih duduk bareng lo," cicit Ayra.

"Lo ketauan nyolong mangga dibelakang kali Ay," tutur Nata.

"Kan lo yang nyolong nya bukan gue, gue mah cuma makan sama Evan, iya gak Van?" elak Ayra.

"Nah betul tuh," kompak Evan sambil bertos ria dengan Ayra yang tidak luput dari perhatian Pak Zero dan Pak Tono yang hanya geleng-geleng kepala.

"Kalo mau ngobrol mending di warung, enak bisa sambil ngopi," sindir Pak Zero dengan tatapan mautnya.

Ke-tiga nya yang sedari tadi mengoceh merasa tersindir parahnya bukannya diam ke-tiga manusia itu malah menantang sang guru.

"Boleh tuh Pak," sahut Nata.

"Asal bapak yang bayar yah, skuy!" exticede Ayra tanpa melihat air muka Pak Zero.

"Evan juga ikut yah Pak, sekali sekali Evan ditraktir guru baik hati kaya bapak." seru Rezvan sambil nyengir.

Pak Tono garuk kepala melihat ada ternyata siswa yang se-abstrak mereka.

"Tolong diam dulu yah, Bapak disini hanya minta waktunya sebentar," kata Pak Tono.

"Lamain aja Pak gak apa-apa ko," ucap salah satu siswa yang duduk dipojokan.

"Emang kenapa pengen saya lama lama dikelas? Pasti ada maunya yah?" tanya Pak Tono.

"Biar Pak Zero gak ngajar hari ini," jawabannya sangat jujur, membuat seisi kelas tertawa.

"Sudah sudah, hari ini Bapak mau memperkenalkan teman baru kalian yang baru saja pindah kesini," jelas Pak Tono.

"Cowok atau cewek Pak?" tanya Ayra.

"Kebetulan teman baru kalian itu berjenis kelamin laki-laki jantan," kekeh Pak Tono yang membuat semuanya ikut ketawa.

"Kalian kenapa ketawa?" tanya Pak Tono heran.

"Kan bapak juga ketawa," kata Selly gadis polos nan menggemaskan.

"Haduh sudah sudah nanti saya di omelin Pak Zero terlalu lama disini.  Yaudah bapak langsung panggil saja orang nya supaya kalian bisa langsung kenalan yah," tutur Pak Tono.

"Nak silahkan masuk," panggil Pak Tono.

Pintu kelas kembali terbuka dan menampakkan seorang lelaki lengkap dengan seragam sekolah yang sama persis dengan siswa lainnya. Semua perhatian langsung tertuju padanya terkecuali gadis yang sedang memanfaatkan keadaan dengan makan snack yang ia sengaja taruh di bawa meja.

~bersambung

Novan&AyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang