1. Firstノ ミ

227 21 0
                                    

"Aneh," ucap pemuda bulat itu kala sang sepupu menyelesaikan ceritanya. Saat ini dirinya dan sang sepupu tengah berada di kamar asrama—sementara—nya. Keduanya duduk dilantai dengan ranjang miliknya menjadi sandaran.

"Angkatan Kak Mark yang sudah bisa mengendalikan kekuatannya selain Kak Mark ada berapa?" tanyanya memastikan sesuatu.

"Choi Yeonjun, Jung Wooyoung, dan Seo Changbin. Anak para petinggi yang sudah mendapat pelatihan lebih dulu," jawab sang sepupu. Jeno mengangguk paham. "Itu artinya sudah semua," ucap Jeno dalam hati. Sedikit bersyukur, setidaknya dia tidak merasa begitu mendahului Prince Mark.

Pemuda bersurai coklat itu menghela napas, bingung. "Beneran deh, Jen. Aku gak paham kenapa angkatan kita cepet banget. Bahkan kita aja belum tujuh belas tahun yang artinya punya mereka pasti belum muncul." Jeno mengangguk setuju. Bukan hanya disuruh memimpin seperti para Pangeran yang lain tapi dirinya diperintahkan untuk mencari juga.

Bagaimana caranya? Seperti yang sepupunya bilang, biasanya second power akan muncul di umur 17. Kecuali jika mereka sedikit istimewa atau keturunan Lee.

Keturunan Lee. Benar, Jeno ingat sesuatu. "Chan, kau tahu mengenai Lee Felix?" Jeno menolehkan kepalanya ke kanan, menghadap Haechan yang masih asik bersandar dengan cemilan di pelukannya. "Lee Felix? Dia yang hampir dibuang?" Jeno mengangguk membenarkan bahwa yang dia maksud adalah Lee Felix yang itu.

"Sang tangisan darah dewa menyuruhku menemuinya. Menurutmu kenapa?"

"Kau sudah menemuinya?" Haechan balik bertanya. Jeno menggeleng, setelah menemui kakaknya tadi dia langsung ke sini. Menemui satu-satunya Sega angkatannya yang dia tahu.

"Bodoh. Bahkan Paman Donghae pun akan langsung menemui Lee Felix jika diposisimu." Benar, Ayahnya yang sekarang diposisi tertinggi pun menghormati pemuda yang dua tahun lebih tua darinya itu. Jeno tahu itu, hanya saja tadi semuanya terlau tiba-tiba untuk otaknya.

Sejam yang lalu dirinya masih bermain tebak-tebakan konyol dengan Haechan dan sekarang malah memikirkan mengumpulkan dan mengikat salah satu pondasi negeri.

"Ayo temani aku menemui Lee Felix," ucap Jeno sambil menarik tangan sepupunya itu. Tak peduli jika hal itu mengakibatkan snack yang tadi dipeluk Haechan menjadi berantakan. Mungkin ketika Haechan kembali kamarnya sudah penuh dengan semut.

"Bisa kita berbincang sebentar, Prince Jeno?" Sebuah suara  mengintrupsi langkah Jeno dan Haechan yang akan menemui Lee Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa kita berbincang sebentar, Prince Jeno?" Sebuah suara  mengintrupsi langkah Jeno dan Haechan yang akan menemui Lee Felix. Kedua teman dekat tersebut berhenti sejenak dan melihat sekitar dengan heran. Siapa yang tahu tentang tugas Jeno sebagai Prince telah dimulai?

Jeno meolehkan kepadanya menatap sang sepupu dengan tatapan bertanya kala netranya tidak melihat siapapun di lorong kelas Gaea ini. "Ah, denganmu juga Lee Haechan," sambung orang tersebut yang masih belum tampak wujudnya. 

"Ck, di atas sini," ucap suara tersebut, lagi. Sepertinya dia sadar bahwa kedua anggota Lee tersebut tidak menyadari eksistensinya. Mendengar ucapan orang tersebut, Haechan dan Jeno menatap ke atas yang sekiranya asal dari suara tersebut. Tetapi nihil. Hanya dedaunan lebat dari pohon. Asrama Gaea memang paling hijau dan asri. Hutan mini kalau boleh Jeno bilang.

"Chan, kau melihat sesuatu?" ucap Jeno pelan sambil menatap bertanya kepada Haechan. Baru saja Haechan akan menjawan pemilik suara tersebut sudah mendahuluinya.

"LAMA!" Tiba-tiba seseorang meloncat turun tepat di depan kedua manusia itu. "Mau tidak mau turun deh aku padahal baru berbincang mengenai keadaan Kkami," celoteh orang tersebut yang tidak ditanggapi kedua saudara sepupu tersebut. Sepertinya keduanya masih memproses kedatangan pangeran distrik ini. 

"Jadi, Lee(s) bisa kita berbincang?" Suara orang itu menjadi serius dan membuat Jeno dan Haechan kembali dari rasa terkejutnya. Haechan menatap Jeno seolah bertanya menemui Lee Felix seperti kata Sang tangisan darah dewa atau berbincang dengan pemimpin kedua distrik Gaea di depannya ini.

Jeno mengerti dan menatap orang di depannya. "Maaf Hyunjin, kami sedang buru-buru menemui seseorang,"ucap Jeno. "Lee Felix?" sahut Hyunjin dengan nada yang bagi Jeno terengar mengejeknya. Apa pemuda bersurai hitam panjang ini benar-benar tahu tentang tugasnya sebagai Prince?

Jeno menatap tajam pemuda Distrik IV itu, kesal sekaligus memperingatkan agar menjaga ucapannya. Pencarian SEGA angkatannya masih dirahasiakan.

"Hwang Hyunjin, kau tahu mengenai pencarian SEGA angkatan Jeno yang dimajukan?" Jeno menatap tajam mendengar Haechan yang frontal bertannya. Bagaimana kalau pemuda ini hanya sekedar menebak?

"Tak perlu menatap setajam itu, Prince. Aku juga anggotamu." Mendengar ucapan Hyunjin, Jeno dan Haechan terkejut. 

Jeno menghela napas. "Kita bahas nanti, sekarang ayo menemui Lee Felix. Kau ikut juga, Hwang!" tegas Jeno. Keduanya mengangguk, tahu kalau menemui Lee Felix adalah perintah sakral yang harus dilakukan. Seperti kata Haechan, bahkan Ayahnya yang berada diposisi puncak negeri ini akan melakukan jika Sang Tangisan Darah Dewa yang meminta. Pemuda pemilik gelar itu adalah Lee pertama yang bukan berasal dari silsilah utama yang menjadi Prince. 

'Lima lagi,' ucap Jeno di dalam benaknya sambil menatap Hyunjin dan Haechan yang berjalan di depannya. Keduanya sudah tampak akrab.

Basundari || 00L (skz & nct dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang