2. Menemui Lee Felix

194 23 0
                                    

Ketiganya sampai di area asrama para pemegang elemen air, Anahita. Lingkungan asrama yang berbeda dengan Gaea, tempat asrama Haechan dan Hyunjin, ataupun Ignace, asrama Jeno berada. Asrama Gaea berwarna cokelat dan hijau dengan banyak pepohonan dan gunungan tanah hasil latihan para penguninta dimana terkensan seakan hutan liar dan Ignace yang terdapat bentangan lapangan luas dengan kobaran api dimana-mana yang berasal dari lemparan penghuninya ketika latihan, para murid sering menyebut Ignace sebagai neraka kecil. Berbeda dengan keduanya yang terkenal liar dan bahaya, Anahita disebut sebagai asrama paling tenang dan aman karena calon penyembuh hebat tumbuh di tempat ini. Akan tetapi, yang tampak di ketiga netra berbeda nyawa itu lain dari rumor. 

"Wow, aku bodoh percaya dengan rumor yang beredar," lirih Haechan dengan mata masih berfokus ke lapangan dekat asrama yang mana berfungsi sebagai tempat para penghuninya berlatih. 

"Aku rasa kita datang diwaktu yang salah?" ucap Hyunjin dengan keterkejutan yang sama.

"Antara memang kita datang di waktu yang salah atau memang setiap saat adalah waktu yang salah," tanggap Haechan. Jeno mengangguk menyetujui perkataan sepupunya itu.

"Aku rasa mencari Lee Felix membuat kita sering terkejut hari ini," ungkap Jeno yang disetujui ketiganya.

"Ada apa kalian mencari Lixie?" seru sebuah suara mengintrupsi kegiatan pengamatan ketiga orang tersebut.

Jeno mengernyit kala berbalik melihat orang berkepala biru itu menatap tidak suka kepadanya. Sekilas Jeno berpikir orang didepannya ini adalah salah satu orang yang merundung keberadaan Lee Felix. Tetapi melihat panggilan 'berbeda' itu membuat Jeno berpikir ulang.

"Apa kau tahu dia ada di mana? Kami tadi mencari di asrama Aponivi, tetapi katanya dia berada di asrama Anahita.  Aku cukup terkejut awalnya karena mendengar seorang Lee Felix yang 'itu' memiliki teman seorang Anahita, yah u know lah dia itu dikucilkan. Ahh, bukan berarti aku ikut mengucilkan dia ya, tidak. Mengenalnya saja tidak. Jadi apa kau tahu dia ada dimana, biru? Kami ada urusan penting dengan Lee Felix. Kalau kau bertanya apa itu kami tidak bisa memberitahumu. Jadi katakan saja. Kau pasti tahu kan? Mendengar panggilanmu tadi sepertinya kau dekat dengannya," tutur Haechan dengan mengebu-gebu. Dirinya terlalu bersemangat karena ada orang yang sepertinya dekat dengan Lee Felix dan berarti misi bertemu Lee Felix akan segera selesai.

Jeno menatap tajam Haechan karena ucapannya terlalu panjang dan sepertinya menyinggung si biru itu. Terlihat bahwa si biru itu menatap Haechan lebih tajam dari sebelumnya. Sebelum terjadi apapun itu yang buruk Jeno menambahkan ucapan Haechan. 

"Kami tidak bermaksud buruk dengan Lee Felix, tenang saja. Kami hanya ada kepentingan mendesak dengannya. Ini perintah dari Sang Tangisan Darah Dewa, jadi kalau kau tahu....," perasaan Jeno saja atau orang di depannya lebih marah? Jeno merasa dingin. Entah kenapa dirinya merasa seakan ada dingin yang menusuk di sekelilingnya. Jeno menatap tajam ke arah pemuda biru itu, dirinya yakin dingin yang mencengkam ini  berasal dari orang itu. "Apa-apaan kau?!" seru Jeno dengan marah kala melihat keadaan kedua temannya dan dengan sigap mengeluarkan api di sekeliling tubuhnya.

'Sialan,' batinnya.

"Ah, maaf, Prince," tutur pemuda itu dan seketika perasaan dingin itu menghilang. 

"Apa kalian berdua tak apa?" tanya Jeno kepada dua orang anggotanya. 

"Yah karena apimu. Sialan, dasar orang gila. Bisa-bisanya menyerang tanpa aba-aba," runtuk Haechan karena sesaat tadi rasanya dirinya tidak bisa bernapas karena sesak. 

"Nah, kau! Apa maksudmu menyerang seperti tadi?! Kalau tidak mau memberitahu ya sudah dan kami benar-benar tidak akan menyakiti Lee Felix," ungkap Jeno. Dirinya benar-benar murka. Kalau saja tidak ada elemen penghangat mereka berdua akan mati konyol di asrama penuh banjir ini. 

"Maaf. Sebagai gantinya, Lee Felix ada di asrama Kim Seungmin, no 22. Jangan lupa bawa juga Kim Seungmin kapan-kapan. Bye!" seru orang itu kemudian pergi begitu saja keluar dari wilayah asrama.

"Oh iya, kalau kalian mau menjemputku nanti perhatikan kata-kata kalian atau aku akan menyumpal lubang hidung kalian! Itupun kalau kalian ingat sih."

Ketiganya terdiam untuk beberapa saat. 

"Ayo, menuju asrama no. 22," ucap Jeno 

"Ngapain?" tanya Haechan 

"Menemui Lee Felix," jawab Jeno

"Memang dia ada di sana?" Kali ini Hyunjin yang bertanya

"Entahlah," jawab Jeno


Basundari || 00L (skz & nct dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang