8

41 2 0
                                    

Jungkook memarkirkan mobilnya disebuah taman yang penuh lampu

“Ayo turun, kita hirup udara segar. Hilangkan semua hal yang tak mengenakkan tadi” ajak Jungkook

“Okey” jawabku dan segera turun dari mobilnya

Kupegang erat tangan si pria bermarga Jeon itu, kusandarkan kepalaku dipundaknya yang merupakan  tempat ternyaman dihidupku saat ini.

Kami berjalan berpegangan menyusuri taman itu tanpa kata. Keheningan membuat kami tenang. Sesekali Jungkook mendaratkan ciumannya dipuncak kepalaku.

“Aku mencintaimu Ji Hyun ah” kata Jungkook sambil menatap lekat mataku

Aku tak menjawabnya, kurekatkan tubuhku erat ketubuh ayah Aureum itu dan aku menangis bahagia dalam pelukannya.

Jungkook mengangkat wajahku dan menciumi bibirku. Suara kecupan terdengar dikeheningan taman itu. Kami berjalan membelah malam sambil berpegangan tangan. Pria ini selalu membuatku merasa menjadi wanita paling bahagia didunia.

******

Tiga bulan berlalu, hubunganku dengan Jungkook semakin dalam. Sesekali kami mengunjungi rumah orangtua Jungkook dan belum ada perubahan. Kakak perempuan Jungkook masih sangat dingin padaku. Dia masih belum mau menerimaku.

Aku yang membulatkan tekad untuk mendapat restunya berusaha mengambil hatinya sebisaku. Aku berusaha mengajaknya mengobrol tapi hal itu tak pernah ditanggapinya.

Ku terima kabar jika Ye Sun sudah melahirkan di Jepang. Dia melahirkan bayi laki-laki dan didampingi oleh Hoseok disana. Dua insan itu saling mencintai dan akan segera menikah. Hal itulah yang membuat Eun Jo semakin membenciku.

“Noona, bukankah seseorang yang telah membuatmu sakit hati sudah pergi?? Kenapa kau masih bersikap keras pada Ji Hyun?? Sadarlah bukan dia yang membuat rumah tanggamu hancur” kata Jungkook

“Kau sangat lancang Jung, kau tau kau sudah dibutakan oleh cintamu itu. Menyedihkan sekali hidupmu itu” jawab Eun Jo ketus dan berbalik arah menuju kamarnya

“Jungkook ah, jangan bersikap seperti itu pada Noona mu” kataku

Jungkook mengangguk tanda mengerti dan segera memeluku erat.

“Sayang, maafkan kakakku. Kamu harus rela dia menyalahkanmu karena Ye Sun” kata Jungkook sambil mengusap lembut rambutku

“Sudahlah, semua akan baik-baik saja. Kita tunggu kakakmu mengerti. Aku akan menyusul Aureum ke taman belakang” pamitku

“Mama…” teriak Aureum melihatku berjalan kearahnya

Kulihat raut wajah ibu berubah menjadi masam. Aku menjadi tak enak hati.

“Ibu, biarkan saya yang menjaga Aureum. Ibu istirahatlah” kataku

Tak ada jawaban apapun, ibu Jungkook berlalu pergi tanpa menoleh kearahku. Aku merasa menjadi sangat canggung. Aku merasa semakin tidak diterima.

Aku menjaga Aureum sambil menunggu Jungkook meeting dengan ayah dan beberapa klien lama ayahnya. Aku bermain bersama Aureum dihalaman belakang.

“Mama, bolehkah aku ikut pulang bersama mama??” Tanya Aureum

“Boleh sayang, kau akan pulang bersama kami” sahut Jungkook yang tiba-tiba saja berada dibelakangku

Aku tak menyadari kehadiran Jungkook, aku terlalu memikirkan rumitnya hubunganku dengan ibu dan kakak perempuan Jungkook.

“Kulihat kau melamun, ada apa??” Tanya Jungkook yang kini tengah berjongkok didepanku

“Ahh, tidak.. Aku hanya menikmati udara segar disini. Udaranya sangat menyejukan” bohongku

MY BELOVED JEON JUNGKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang