Beberapa hari terakhir ini Minji selalu datang ke unit apartemen Chaesa. Awalnya beralasan main, namun lama kelamaan gadis itu malah membujuk Chaesa untuk menjadi asisten dorm anak asuhnya.
Tentu saja Chaesa langsung menolak mentah-mentah. Tujuan awalnya ke Seoul adalah untuk berlibur, bukan bekerja. Chaesa bahkan sengaja resign dari pekerjaan lamanya agar ia bisa menikmati masa senggangnya. Namun Minji dengan seenak jidatnya malah meminta Chaesa untuk bekerja.
Namun Minji tak mau menyerah, ia sudah kepepet. Anak asuhnya membutuhkan asisten dorm yang baru secepatnya. Sialnya kandidat yang tadinya akan menjadi asisten tak bisa dipekerjakan karena terkendala suatu masalah. Alhasil sekarang Minji harus mencari penggantinya. Masalahnya mencari orang yang bisa menutupi privasi para anak asuhnya itu sangat susah. Apalagi popularitas anak asuhnya kini semakin menanjak.
Karena itu saat dirinya mengetahui Chaesa akan menghabiskan waktu selama beberapa lama di Korea, Minji segera membuat pergerakan untuk membujuk teman baiknya ini agar mau membantunya.
Minji telah mengenal Chaesa sejak lama, mereka pertama kali bertemu saat masih duduk di bangku SMP. Kemudian melanjutkan ke SMA yang sama, dan mereka terus sekelas saat masih sekolah. Sayangnya Chaesa meneruskan kuliahnya di luar negeri. Sejak saat itu mereka kehilangan kontak satu sama lain.Bagi Minji, Chaesa adalah teman terbaiknya. Anak itu bertingkah seakan tak perduli, namun tindakannya seolah menggambarkan sebaliknya. Minji juga mengenal Chaesa sebagai pribadi yang dapat menjaga privasi. Minji bahkan sering menjadikan Chaesa sebagai tempat curhatnya, dan sampai saat ini apapun yang ia katakan tak pernah bocor kepada orang lain. Minji percaya jika orang yang sedang ada di hadapannya ini masih sama seperti dulu.
"Hanya untuk sementara sampai aku mendapatkan asisten penggantinya." tawar Minji pada Chaesa.
Chaesa mengernyitkan dahinya, masih terlihat berpikir.
"Bagaimana kalau percobaan selama tiga bulan. Kalau kau merasa tak betah, aku akan segera mencari orang lain. Tapi lebih bagus lagi kalau kau betah." lanjut Minji merivisi perkataan yang sebelumnya.
Chaesa mendengus malas mendengar kalimat yang terlontar dari bibir teman sekolahnya ini.
"Sistem kerjanya kontrak kok, jika kontraknya habis terserah padamu mau diperpanjang atau tidak." ucap Minji yang masih berusaha membujuk Chaesa.
Terjadi keheningan, untuk sesaat Minji merasa gugup dengan pandangan lurus Chaesa.
"Hanya menjadi asisten dorm kan?" tanya Chaesa penuh selidik.
"Iya, benar begitu!" sahut Minji terlalu bersemangat.
"Area kerjaku hanya dorm bukan? Di luar itu aku tak ada urusan." tanya Chaesa memastikan.
Minji mengangguk antusias, membenarkan pertanyaan Chaesa.
"Kalau begitu, baiklah."
Dan Minji tak bisa menahan teriakan senangnya, karena akhirnya ia tak perlu pusing lagi memikirkan masalah asisten dorm.
***
Di hadapan Chaesa kini berjejer anggota NCT Dream yang menjadi penghuni dari dorm yang akan ia rawat selama masa kontrak kerja berlangsung.
"Selama tiga bulan ke depan, noona ini yang akan menjadi asisten dorm kalian. Semoga kalian akur, dan tolong jangan macam-macam, karena dia adalah teman baikku. Aku sudah susah payah membujuknya demi kalian." Kata Minji penuh penekanan.
Sementara para member NCT dream menganggukan kepalanya dengan antusias. Mereka sangat ingat kalau masakan noona yang menjadi tetangganya sangat lezat. Bahkan anggota yang tak tinggal di dorm pun tahu, karena Jisung membawa serta kue dari Chaesa ke agensi agar semua anggota dapat mencicipinya.
"Sampai sini, ada yang mau ditanyakan?" Tanya Minji dengan pandangan mengedar pada member yang sedang dalam formasi lengkap itu.
Haechan mengangkat tangannya tinggi-tinggi karena ingin bertanya.
"Ya... Haechan, kenapa?" tanya Minji
"Noona bilang kalian teman, apa usia noona dorm seusia dengan Minji noona?" tanya Haechan antusias.
Minji menggelengkan kepalanya melihat salah satu member yang banyak tingkah ini.
"Pertama-tama nama temanku ini bukan noona dorm, tapi Chaesa. Aku tahu kalau namanya memang terlalu panjang dan sulit diucapkan, jadi panggil saja Chaesa noona. kemudian kedua, ya kami seumuran. Kami bahkan teman sebangku sejak SMP." ucap Minji panjang lebar.
"Too much information Kim Minji." ucap Chaesa mengingatkan teman baiknya. Kim Minji memang kadang suka kebablasan kalau tidak diingatkan.
"Tidak apa-apa, biar mereka semua tahu kalau kita selalu ditakdirkan bersama." kata Minji dengan ceria.
Chaesa yang mulai jengah pun segera mengapit leher Minji. Wanita itu pun membawa teman baiknya menuju area dapur. Ia harus segera mengamankan Minji sebelum penyakitnya kumat.
"Lebih baik bantu aku memasak saja, sebentar lagi waktunya makan malam."
Chaesa menghentikan langkahnya sesaat, kemudian menatap kumpulan pria muda yang sedari tadi memperhatikan interaksinya dengan manajer mereka.
"Anak-anak, sebaiknya kalian beristirahat dulu. Noona akan menyiapkan makan malam untuk kalian. Mark, Haechan dan Chenle jangan dulu pulang ya, noona akan memasak makanan spesial." ucap Chaesa mengingatkan. Wanita memang sudah tahu kalau ketiga nama yang ia sebutkan tidak tinggal ditempat yang sama.
Setelah mendapatkan anggukan dari para pria muda itu, Chaesa pun lanjut menyeret Minji menuju area dapur.
***
Saat Chaesa dan Minji sibuk memasak di dapur, para member berkumpul di sebuah ruangan yang biasa mereka pakai untuk menghabiskan waktu bersama, biasanya untuk pesta kecil-kecilan.
Tentu saja mereka sudah mengunci rapat pintunya agar mereka tak ketahuan sedang menggosipkan dua wanita yang sedang sibuk di dapur."Chaesa noona katanya seumuran dengan Minji noona, itu berarti seumuran juga dengan Jaehyun hyung." ucap Haechan mengawali pembicaraan.
"Padahal ku pikir seumuran Mark Hyung." sahut Renjun begitu saja.
"Chaesa noona benar-benar manis..." kata Chenle dengan semangat.
"Dia juga cantik dan auranya benar-benar anggun." Jaemin ikut menimpali.
"Aku merasa sedang berhadapan dengan seorang bangsawan." sahut Jeno dengan jenaka.
"Tapi teman-teman, wajar tidak sih kalau Minji noona sangat menempel pada Chaesa noona?" tanya Haechan penasaran.
"Benar juga, Minji noona kan galak, apalagi pada pria. Tapi pada Chaesa noona malah bertingkah jinak." sahut Chenle membenarkan.
"Tapi kau kan juga suka seperti itu pada Winwin Hyung." ucap Jeno menimpali.
"Jisung-ah kenapa diam saja?" tanya Mark pada sang maknae yang sejak tadi tak membuka suara.
"Aku hanya sedang senang saja karena harapanku menjadi kenyataan." sahut Jisung sambil tersenyum manis.
"Memangnya apa harapan mu?" tanya Jaemin antusias.
"Aku berharap Chaesa noona benar-benar menjadi asisten dorm kita, hehehe..." ucap Jisung cengengesan.
"Kenapa memangnya?" kini Renjun yang bertanya. Sejujurnya Renjum masih sedikit malu bertemu dengan noona yang ternyata tetangga apartemennya itu karena insiden salah sangka. Namun syukurlah Chaesa noona tak memperpanjang masalah. Renjun jadi sedikit lebih santai.
"Entahlah, aku merasa seperti melihat seorang kakak perempuan yang ku inginkan. Chaesa noona itu terlihat seperti kakak baik hati impian para adik." sahut Jisung sambil menerawang. Selama ini Jisung memang ingin tahu rasanya memiliki kakak perempuan. Dan Chaesa persis seperti apa yang ia bayangkan selama ini.
"Yang terpenting, masakan Chaesa noona sangat enak. Aku jadi tidak sabar menunggu makan malam." sambung Chenle menambahkan.
Ketujuh pria muda itu pun lanjut mengobrol pada pembahasan yang lain. Sesekali mereka bertengkar dan saling menggoda satu sama lain, yang kemudian berakhir dengan tawa.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Princeza
أدب الهواةTujuan Chaesa pergi ke Seoul pada awalnya hanya untuk berlibur, menghabiskan waktu santainya sekaligus mengistirahatkan diri. Namun pertemuan tak terduga dengan teman lama membuat ia bekerja menjadi asisten dorm salah satu idol K-Pop. Meskipun awal...