KABAR

59 9 0
                                    

''Iya pak kenapa?" tanyaku, ''Santai saja pak, bu, tidak usah serius serius.'' Lanjut ku untuk mencairkan suasana.

''Ray sudah tidak ada.'' Kata ayahmu singkat.

Pernyataan nya membuat ku diam. Pikiranku berantakan.

''Sudah tidak ada? Maksudnya?'' ''Ray sedang pergi kan? Dia akan pulang kan?'' suara ku bergetar, pikiranku kacau, mataku mengeluarkan air mata. ''Maksudnya? Pak! Jelasin..'' aku, aku. Aku tidak tahu. Genggaman bunga di tangan ku seakan layu. Coklatnya seakan meleleh.

Aku nggak percaya ini. Ray, kamu dimana? Aku menangis, suaraku terbata bata. Kamu tidak disampingku! Kamu tidak mengambilkan aku tisu! Ray, kamu jahat.

Ibumu berusaha menenangkan ku sembari air matanya juga ikut menetes. Ia mengelus pundakku. Sambil gemetar suaranya, ''Nak, maaf ya. Maafin ibu sama bapak tidak memberi tahu kamu dari awal.'' Kata katanya semakin menghancurkan ku. Hatiku sakit, dadaku seperti ditusuk. Kepalaku pusing, badanku lemas, penglihatanku buram, redup, redup, hitam. Aku pingsan.

Aku terbangun di ruangan bercat putih. Ku kedip kedipkan mataku agar sepenuhnya sadar.

Aku turun dari Kasur empuk itu. Ku lihat di dinding nya banyak bingkai foto.

Anak perempuan manis di setiap potret nya. Itu kamu Ray. Ini kamarmu. Melihatmu tersenyum sekarang tidak membuatku Bahagia. Itu membuat ku menangis lebih keras lagi. Ini terasa tidak nyata.

Aku menghampiri satu satu fotomu. Di Samping lemari, di dekat meja belajar, di dekat jendela kamarmu dan yang terakhir di atas meja riasmu.

kamu tersenyum indah. Kamu cantik. Kutatap foto fotomu lama. Ternyata ini alasan reaksi teman teman ku aneh.

Kamu jahat Ray. Kamu meninggalkan ku. Nggak seharusnya kamu ninggalin aku Ray. Kita belum berkeliling di jogja, aku belum mengajakmu makan makanan Jogja.

Ku temukan sebuah surat di belakang bingkai. Warna kuning, tertulis ''Untuk Ram''. Aku segera mengambil dan membacanya.

 Aku segera mengambil dan membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELESAI

Akan ada versi lengkap!

Surat tercinta (Cerpen) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang