Keempat cowok di depan Dylan kini saling menatap satu sama lain. Karena permintaan darinya, membuat mereka sama-sama terkejut.
"Gue sih mau aja bantu jagain tuh anak. Tapi di dunia ini gak ada yang gratis, bro." Seojun berbicara sambil mengubah gaya duduknya bak Big boss.
Dylan mengangguk. Tidak ada salahnya jika dia membayar keempat cowok di depannya. Lagipula, dia yang memang meminta tolong mereka.
"Soal duit aja ijo lo bang," sahut Jaemin berdecih. Lalu dia menoleh ke arah Dylan. "Mau bayar berapa lo?"
"YEEE DASAR!" sorak Seojun dan Jay serempak. Sedangkan Lintang yang terdiam hanya mendengus.
Dylan menatapnya. "Lo gimana, Tang?" tanyanya.
"Bebas aja. Tapi gak perlu bayar gue."
"Sombong banget Lintang mentang-mentang udah punya usaha sendiri." Jaemin berkomentar.
"Daripada lo, cuma bisa minta duit orang tua buat jalan sama cewek."
"ANJ-"
"Jae! Watch your language. Ada anak kecil di sini," tegas Dylan mengingatkan. Kelimanya lantas melirik ke arah gadis kecil yang sedang tertidur itu.
"Namanya siapa?"
"Keisya." Dylan menjawab pertanyaan Seojun.
"Yaudah—"
"Lan! Dia melek!"
Keisya perlahan mengucek matanya, lalu membuka lebar. Dia terdiam memandang kelima cowok yang sedang melihatnya tanpa berkedip.
"Halo Kei." Jay yang pertama bersuara. Dia melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum kikuk.
"Kuda."
"HAH?" Mereka sama-sama tersentak.
Keisya terduduk dari kasur. Menatap kelimanya riang dengan muka bangun tidurnya.
"Main kuda! Kei mau main kuda sama semua."
Kini, Dylan yang mulai mengerti setiap ucapan singkat dari Keisya menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Dia menoleh ke arah keempatnya di samping.
"Mulai hari ini, lo semua harus mau jadi babu dia."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guards
Short Story🔞Harshwords "DYLAN! INI KEISYA NANGIS MULU GUE HARUS APAAA?" "Ya lo tinggal kasih permen kek, Jay. Atau gendong gitu. Gue lagi sibuk nih nyiapin makannya." "Eh ada yang liat seragam Keisya gak? Kalau abis disetrika tuh taruh lemari napa sih." "S...