Prolog.

50 14 7
                                    

'Jangan terlalu mencintai sesuatu.
Sebab kita tidak bisa mengklaim bahwa
Itu milik kita, karena kehilangan bisa saja terjadi'
-Naomi.

•••

"Apa kamu melihat lelaki yang mengenakan jaket hitam itu?"
Ucap gadis muda yang berperawakan tinggi, rambut nya gelombang sebahu. kulit kuning langsat dan hidung mungil yang mancung.

"Iya aku lihat. Tapi sepertinya dia orang yang berutal"
Jawab salah satu teman gadis itu dengan menatap nya acuh.

Gadis itu berjalan menghampiri lelaki yang sedang diperbincangkan tadi.
Sesaat kemudian tangan nya ditahan, "Mau apa kamu naomi"

Gadis berambut gelombang itu bernama naomi harumi menatap teman nya dengan tersenyum kemudian melepas pegangan tangan nya.
Tanpa sepatah kata pun gadis itu pergi meninggalkan teman nya yang terdiam wajah bingung.

"Kamu melupakan sesuatu"
Gadis itu menyodorkan telapak tangan nya kehadapan sosok tubuh yang berdiri tegap.

Lelaki itu menoleh kemudian tangan nya merangkup semua jari-jemari gadis dihadapannya "Tentu tidak akan aku lupakan" Seulas senyum terukir jelas di bibir milik lelaki.

Gadis itu terdiam sejenak kemudian mata coklatnya bermain-main. "Memangnya apa?"

Lelaki itu tersenyum kembali kemudian tangan nya mengacak-ngacak kepala milik gadis. "Seperti ini kan?" Ia mencium punggung tangan milik gadis.

"Tentu tidak akan pernah aku lupakan bodoh!" Lelaki itu terkekeh kemudian tangan nya merangkup kedua pipi si gadis.

Kenangan-kenangan itu pun muncul kembali membuat bendungan kesedihan yang selama bertahun tahun ditampung dan ditahan nya menjadi pecah tak beraturan.
Air mata naomi mengalir ke pipi membuat mata nya menjadi sembab.
Naomi memeluk erat rompi hitam yang selama ini ia jaga dan dirawatnya.
Kini mata putih nya sudah membuat warna merah disana.

"Aku akan tetap mencintaimu lelaki hebat"

Naomi menghapus air matanya. Meletakan kembali rompi hitam itu kedalam lemari dengan rapih. Kemudian ia keluar dari kamar dan duduk di kursi halaman.
Beberapa saat ia mematung tatapan nya kosong namun tidak dengan pikiran nya.

"Dimanapun kamu berada. Akan aku tunggu sampai kamu kembali"

Bibirnya tersenyum kecil. Matanya tetap fokus memperhatikan rumput-rumput.

Keyakinan bahwa lelaki itu akan kembali kepelukan nya adalah salah satu alasan ia untuk tetap bertahan hidup.
Tekatnya yang terus saja bulat meski beberapa banyak omongan-omongan pahit dari teman nya yang ia terima.
Kemudian batin yang terus saja menyebut namanya. Dan hati yang hanya terukir satu nama. Lalu pikiran nya yang terus beranggapan bahwa lelaki itu akan segera menemuinya.
Seakan kekuatan nya mensinkronasikan semua kepercayaan-kepercayaan itu.

Naomi tersenyum kembali.
Hati dan keyakinan nya masih tetap menyebut lelaki itu.

"Stay awake handsome"
Ia berbisik kecil kepada angin.

Stay Awake Handsome.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang