Dia.. samudra.

30 11 2
                                    

"Awas !!!"
Teriakan nyaring seseorang yang membuat semua orang menatap asal suara itu.

Tidak terkecuali dengan lelaki macho yang berjalan santai tanpa menoleh sedikitpun.
Hantaman keras dari sebuah tongkat baseball mendarat mulus mengenai tempurung kepala milik lelaki itu.
Penglihatan nya terlihat kabur, kepalanya memutar bahkan tubuh itu ikut sempoyongan.
Akhirnya ia roboh dilapangan.
Seluruh saksi mata memperhatikan nya sesaat, kemudian mereka berhamburan berlanjut menghampiri lelaki yang sudah terkapar lemas itu.

"Apakah dia masih hidup?"

"Apa yang dia rasakan?"

"Itu sungguh pasti sangat menyakitkan!"

"Apa dia baik baik saja"

"Lihat lah tubuhnya sangat melemah"

Suara-suara ricuh orang-orang yang mengerumuni lelaki itu tapi pertolongan tak kunjung datang.
Tidak ada gerakan nya untuk menolong orang yang terkapar. Mereka hanya menyaksikan nya kemudian berunding seperti hal nya sebuah tontonan seru yang gratis.

Mata lelaki itu mulai terbuka. Lalu ia mengedip perlahan. Seketika matanya membulat saat ia melihat satu persatu orang-orang yang tengah sibuk mengelilingi dirinya.

"Apa saya mati??"
Ia reflek langsung berdiri seperti lupa akan musibah yang di timpa nya tadi.
Ia meraba detak jantungnya berlanjut meraba juga hidungnya, ia merasakan ada angin yang berhembus keluar dari hidungnya. Kemudian ia tersenyum.

Semua orang menatapnya dengan mulut menganga tak percaya baru pertama kali melihat ada orang yang biasa saja setelah jatuh pingsan tanpa ada rasa lemas ditubuh sedikitpun.

"Kau tak apa anak muda?"
Seru kakek tua dengan wajah penuh kekhawatiran.

Lelaki itu tersenyum.
Kemudian ia menghampiri kakek tua itu. Sangat dekat hingga hanya berjarak satu jengkal kedekatan nya.

"Saya baik"
Seulas senyum terlihat kembali di bibir lelaki itu.
Bahkan senyum nya disambut oleh senyuman hangat dari bibir kakek tua.

Salah satu gadis kecil menyentuh lengan lelaki yang masih saja duduk di aspal.
"Ayo ku bantu" mata nya mengedip sambil memperlihatkan gigi gigi kecilnya yang masih belum tumbuh sempurna.

Lelaki itu terkekeh kemudian beranjak berdiri.
Mata nya menatap gadis kecil lalu ia menggendongnya.
Gadis itu sedikit tersentak namun ia tidak berontak.

Semua saksi mata melihat gerak-geriknya kemudian satu persatu kembali pergi.
Salah seorang lelaki dengan style baju olahraga menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Maaf.. maaf.. maaf.. saya tadi udah teriak tapi kau tidak merespon. Maaf sekali lagi maaf"
Lelaki itu menundukkan kepalanya sembari bungkuk berulang kali.

"Tidak apa. Lagi pula saya tidak apa apa. Lain kali hati hati kalo tadi anak kecil yang kena gimana?"
Katanya sambil menurunkan gadis kecil yang ia gendong.

"Iya sekali lagi saya minta maaf"
Lelaki itu meraih tongkat baseball lalu membungkukan badan sekali lagi dan pergi dengan berlari kecil.

"Lukisan yang sangat keren dilengan mu"
Ucap gadis kecil yang matanya masih sibuk melihat lelaki dihadapan nya dengan.

Lelaki itu tersenyum.
Tangan nya mengusap kepala si gadis.
"Ini bukan lukisan. Kau bisa menyebutnya sebagai tatto" Jawab nya sambil menaikan sebelah alis.

"Wah... kamu terlihat sangat tampan dan keren" pujian nya membuat lelaki itu tertawa.

"Sudah jangan memuji orang berlebihan ya. Nanti kalo besar kepala gimana? Engga baik! Oke?" Jari jempolnya mengacung tepat di muka gadis kecil.

Gadis itu tersenyum lebar, "Nama kamu siapa?" Tanya nya lagi.

"Samudra"
Mata kanan nya mengedip.

Stay Awake Handsome.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang