"Di!" Bentak seseorang yang duduk disamping tempat duduk Hadi.
"I-iya? Ada apa dan?" Tanya Hadi terhadap temannya yang mengagetkannya tadi.
"Kamu kenap? Dari tadi ngelamun aja? Ada apa kah gerangan hai kawan?" Tanya balik teman Hadi itu.
"Gak papa kok, cuma agak kepikiran nilai hasil ulangan mit-semester yang dibagikan tadi." Balas Hadi sambil tersenyum.
"Yakin? Gak biasanya kamu mikirin sesuatu di?" Tanya temannya Hadi sambil menatap heran wajah Hadi.
"Yakin lah, emang kamu dani." Celetuk Hadi sambil tertawa kecil kepada temannya yang bernama Dani tersebut.
"Iya sih iya di." Kata Dani kencang sambil tertawa yang memecah keheningan kelas sehingga seisi kelas tertawa dibuatnya.
"Eh iya Gusti mana woy? Tumben dia enggak sekolah? Biasanya dia kan nyanyi-nyanyi dikelas sambil main gitar?" Tanya Hadi kesemua teman kelasnya.
Teman-temannya dikelas mulai mengeluarkan pendapatnya masing-masing, ada yang bilang gak tau, ada yang bilang jangan tanya saya, ada yang bilang bolos, ada juga yang bilang "mungkin dia sakit."
Namun dari semua pernyataan teman-temannya, Hadi hanya percaya pada Dani secara dia kan satu tempat kos-kosan sama Gusti ya walau beda kamar.
"Dan nanti kamu kekamar kosnya Gusti siapa tau dia sakit beneran." Suruh Hadi selaku ketua kelas yang paling tampan dikelas itu kepada Dani yang notabene adalah wakilnya dikelas.
"Bendahara besok kita adakan sumbangan jika benar Gusti sakit ya." Teriak Hadi kepada bendahara dikelas.
"Oke-oke di." Jawab bendahara cantik itu sambil cengengesan seakan mengetahui sesuatu.
Atau mungkin saja dia seneng karena ditanya oleh ketua kelas setampan Hadi? Iya mungkin saja sih.
Tak lama guru mapel pun datang, dan kemudian bel sekolah pun berbunyi yang menandakan sekolah telah usai, Hadi berjalan bersama teman-temannya dikelas menuju halaman parkir bersama, tak lupa ia mengingatkan Dani untuk menengok keadaan Gusti.
Setelah sampai dihalaman parkir Hadi dan teman-temannya bersiap untuk konfoy bersama, hal itu dikarenakan arah pulang mereka yang searah, dan juga agar mereka selalu kompak.
***
Sesampainya dirumah Hadi langsung masuk garasi rumahnya untuk memarkirkan motornya.
Seperti biasa setiap Hadi pulang sekolah rumah selalu sepi, hal itu dikarenakan orang tuanya yang sibuk bekerja disiang hari hingga sore, karena terbiasa sendiri hal itu membuat Hadi menjadi anak yang rajin dan mandiri, sebab ia adalah anak tunggal atau satu-satunya dikeluarga itu.
***
Jam 14.30 sore hari setelah shalat ashar tiba-tiba HP Hadi bergetar menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya, Hadi melihat HP nya dan ternyata itu Dani.
"Di-di kamu dimana?" Tanya Dani ditelepon dengan suara yang panik.
"Aku lagi dirumah dan, kenapa kah?" Tanya balik Hadi.
"Cepat sini ke kos si Gusti kejang-kejang gak sadar sambil sebut-sebut nama riska." Jawab Dani dengan suara yang semakin panik.
"I-iya aku kesitu." Kata Hadi panik sambil bergegas.
Hadi pun berlari ke garasi motornya untuk bergegas ketempat kos-kosannya Gusti, saking buru-buru ia lupa kalau kunci motornya tertinggal dikamar, alhasil Hadi kembali ke kamar mencari kunci kontak motor dimeja kamarnya. Setelah mendapatkan kunci kontak motornya Hadi pun langsung buru-buru ketempat Gusti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolongan Malam
Mystère / Thrillerbercerita tentang seseorang lelaki yang hidup disebuah sekolah negeri yang sebenarnya dia bukan lah manusia biasa dan akan kah dia bisa mengatasi masalah yang terjadi disana? Let's go to my story!