Prolog

392 24 14
                                    






Heeii Hello



.


.


Warn!


Ini story baru,  dan bukan Taeyu
Jadi kalian yang ga suka,  Go AWAY!!

.

.

.


.



Prolog


.


.

.



Hiruk pikuk suara sirine ambulance terdengar memekikkan telinga. Seorang bocah berumur 11 tahun menatap tidak berdaya orang-orang yang membawa kedua orang tuanya menuju ruang gawat darurat. Ia tidak ingin mengerti mengapa orang-orang di sekelilingnya mulai menatapinya dengan tatapan sok iba.









“ Tuan muda…”









Bocah itu menoleh pada seorang yang ia kenal, wanita paruh baya itu berlutut untuk menyamakan tingginya. Memeluk tubuh kurus yang terus menatap ke arah ruangan di mana orang tuanya berada. 








“ Bibi...Khun Mint ( Mint Nutwara Vongvasana )...khun ingin bertemu…”













Tangan yang biasa membantu menyiapkan semua keperluannya itu terlihat bergetar dengan bahu yang tidak bisa ditegakkan. Tangan itu membawanya masuk ke dalam ruangan dimana dokter dan juga beberapa perawat berjejer entah apa yang mereka maksudkan. 






“ Khun...tuan muda ada disini…”








Mint, wanita cantik yang biasa memberi senyuman tulus di setiap harinya menoleh lemah ke arah dimana bocah itu berdiri. 







“ Luk, jadilah orang yang kuat...buatlah kedua orang tuamu bangga...Phi Benz ( Punyaporn Pongpipat ) menitipkan kalian padaku...tapi aku tidak bisa melakukannya lagi...Phi Ohm ( Atshar Namspan ) baru saja menyusulnya…”








Bocah itu menggeleng, ia menggenggam tangan lemah yang masih berusaha bicara di tengah nafas yang mulai tidak beraturan.








“ jaga adik-adikmu dengan baik...maafkan aku...aku...aku tidak bisa membantumu menjaga mereka….”









“ khun...apa yang kau katakan?! Khun?!”









“ waktuku tidak lama Luk, disana...adikmu dariku...dia yang membuatku bisa bertahan hingga aku bisa menyentuhmu untuk terakhir kalinya. jaga dia untukku...setidaknya sampai ia bisa melakukan apapun sendiri...ijinkan dia tinggal bersama kalian...aku mencintai kalian luk”









Dan kata-kata wanita itu semakin lama semakin sulit terdengar hingga suara jeritan mesin mengalahkan kata-kata yang ia ucapkan. 















Be Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang