Prolog - PASAR MALAM, BIANGLALA, DAN RISEKHA.

58 8 20
                                    

"Untukmu, yang diam-diam kukagumi, bisakah kamu mengurangi kadar kemanisanmu? Aku takut, gula kalah saing denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untukmu, yang diam-diam kukagumi, bisakah kamu mengurangi kadar kemanisanmu? Aku takut, gula kalah saing denganmu."
.
.
Gantara Arkie Langit.

🎡🎡🎡

"Mas, ayo!" ajak Sese.

"Kemana, hm?" jawab Tara dengan lembut.

"Pasar Malam, naik Bianglala," seru Sese dengan antusias dan matanya yang berbinar.

"Hm, ayo," sahut Tara menuruti kemauan Sese.

Setibanya di Pasar Malam.

"Ayo, Mas. Nanti antriannya keburu panjang," rengek Sese dengan wajahnya yang memelas.

"Sebentar Se, Mas beli karcisnya dulu," balas Tara dengan suaranya yang selalu lembut, yang dibalas cengiran oleh Sese.

Setelah membeli karcis, Tara dan Sese mengantri untuk mendapat giliran menaiki Bianglala.

"Tuh, kan, Mas ... ntriannya panjang," gerutu gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Maaf, ya, Nyonya Anta. Mas gak tau kalau antriannya sepanjang ini," kekeh Tara sambil mengelus khimar Sese dengan lembut.

"Ck. Mas nyebelin!"

"Maaf Sayang, nanti kita beli boba deh, sebanyak-banyaknya, sepuas yang Sese mau," bujuk Tara, agar Sese berhenti merajuk.

"Janji ya, Mas?" tanya Sese antusias.

"Janji," ujar Tara mengangkat tangan Sese dan mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sese.

Sese, gadis cantik yang dicintainya. Sese, gadis cantik yang ditemuinya, tepat 3 tahun yang lalu. Sese dengan segala keunikannya. Sese, gadis yang berhasil meruntuhkan segala dinding pembatas yang sudah dia bangun sekokoh mungkin. Dan hanya Sese, gadis yang akan terus dicintainya, hingga-entah, biarkan semua berjalan dengan semestinya. Tara sangat bersyukur memiliki Sese, Tara berjanji akan menjadikan Sese sebagai labuhan terakhirnya.

Masih dengan Tara yang melamun sambil tersenyum seraya menatap Sese yang sangat antusias menunggu giliran Bianglala.

"Mas?" panggil Sese, melambaikan tangannya di depan wajah Tara.

"Eh iya, Se. Kenapa?" gagap Tara terlonjak kaget akibat panggilan Sese, karena keasikan ngelamun.

"Mas kenapa ngelamun? Ngelamunin apa? Cewek lain, yaaa? Pasti cewek cantik," tanya Sese curiga sambil memicingkan matanya menatap Tara.

"Ya ampun, Se, mana sempet aku ngelamunin cewek lain, sedangkan ada kamu di depan aku," kekeh Tara sambil menjawil hidung minimalis Sese.

"Berarti kalau gak ada aku, kamu ngelamunin cewek lain, kan?" tanya Sese dengan wajahnya yang dibuat garang, ah tidak, justru terlihat menggemaskan di mata Tara.

DAWAI ASA [slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang