SAMPAI BERJUMPA

23 7 10
                                    

"Melihatmu adalah obat yang paling aku sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melihatmu adalah obat yang paling aku sukai.”

🎡🎡🎡

Bunda💙
| Zea, pulang sekolah dijemput Bunda, ya.
| Ayah sama Abang lagi ada urusan.

Pesan yang dikirim oleh Bundanya berhasil membuatnya kebingungan.

Sebuah ketumbenan ketika sang Bunda ingin menjemputnya. Gak biasanya, batin Sese.

Iya, Bun. Nanti kalau udah di sekolah kabarin Zea, ya.|

Setelah mendapatkan centang dua biru, Sese kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya. Dia kembali memperhatikan penjelasan yang gurunya sampaikan.

 Dia kembali memperhatikan penjelasan yang gurunya sampaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bundaaaaa," teriak Sese memanggil Bundanya.

Riri--Bunda Sese--menolehkan kepalanya, saat terdengar suara anak gadis satu-satunya. Dia menggelengkan kepalanya saat melihat Sese tengah berdiri di bawah teriknya sinar matahari. Padahal gadis itu bisa saja menunggu di dalam, biar Bundanya yang menyusulnya ke dalam.

Riri sedikit berlari menghampiri anaknya. "Ck. Kamu ini, kan, bisa tunggu di dalam di tempat yang teduh," gerutu Riri. Dia langsung memayungi Sese.

"Ish, Bunda. Gak usah lebay begini, ah. Zea malu tauuu, diliatin temen-temen, tuh." Zea memalingkan wajahnya saat mendengar gelak tawa dari orang-orang di sekitarnya yang melihat Sese diperlakukan sangat manja oleh Bundanya.

"Bundaaaaaaaaaa, turunin payungnya," rengek Sese.

Riri tak mengidahkan permintaan Sese, dia kemudian menarik anak gadisnya ke dalam gedung sekolah.

"Bun, ngapain ke dalem?" tanya Sese.

"Bunda ada urusan," sahut Riri.

Sese hanya membulatkan mulutnya sembari mengangguk dan mengikuti langkah Bundanya.

Langkah kaki mereka terhenti tepat di depan ruang ketua yayasan. Sese menyerngitkan dahinya, dia merasa bingung mengapa Bundanya ke ruangan ini. "Bunda, kok ke sini? Bunda salah ruangan?"

DAWAI ASA [slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang